Minister Falling In Love [Tamat]

Episode 8

Authornim enggak tega sama kalian yang sudah nunggu kelanjutannya 😭

Langsung up aja...
Seminggu sekali ya?

Cusss merapat, langsung di baca 😎

[]

Jack mengamati pasangan itu dari jarak jauh. Selain menjaga Arsen, dia juga memiliki tugas lain menjaga nama baik keluarga Candrakanta. Bertahun – tahun dia bersama Arsen baru kali ini dia melihat Arsen terlihat bahagia. Saat orang tersenyum belum tentu dia sedang bahagia. Jack tahu Arsen sudah sampai pada puncak kejayaan pria itu. Semua hal yang diinginkannya dalam hidup sudah tercapai. Putra bungsu keluarga Candrakanta, yang menjadi penentu ke berlangsungan politik di keluarganya harus tetap menjaga nama baik.

Bermain dengan perempuan akan memberikan citra buruk dan bahkan kehancuran yang sangat fatal, seperti yang sudah dialami putra sulung keluarga Candrakanta, yaitu Arnando Seno Candrakanta. Karena itulah Jack memiliki tugas penting dari Arnando untuk memastikan apa yang dilakukan Arsen tidak melenceng dari jalan.

Namun, melihat bagaimana Arsen tampak frustrasi dan tidak bisa berkonsentrasi penuh dalam bekerja membuat hati nurani Jack memberontak, oleh sebab itu, dia mengarahkan Arsen untuk kembali ke Paris dan menyegarkan pikirannya sebelum kembali bertugas.

Manusia yang berusaha yang menentukan adalah Tuhan.

Ini yang sedang terjadi dalam kehidupan Arsen. Jack hanya berusaha membuat junjungannya merasa nyaman dan takdir ternyata membawa Arsen bertemu dengan perempuan itu.

Arsen memang tidak menyuruhnya menyelidiki siapa perempuan itu, tapi Jack menyelidikinya karena dia harus melaporkan semua hal yang dilakukan Arsen pada Arnan. Hari ini dia memiliki hasil penyelidikan itu. Fakta siapa perempuan itu mungkin akan membawa Arsen pada kejayaan abadinya.

Besok mereka akan kembali dan Jack harus memberi tahu hasil penyelidikannya pada Arnan. Sesampainya mereka di Indonesia, mungkin ada takdir lain yang menanti Arsen.

[]

Kaila dan Arsen melangkah sambil bergandengan, pengumuman keberangkatan Arsen sudah terdengar sejak tadi, Jack terlihat menunggunya di depan pintu.

Langkah Arsen terhenti, dia terdiam sambil menunduk menatap tangannya yang menggenggam tangan Kaila, ibu jarinya mengusap lembut punggung tangan Kaila, seakan enggan melepas tangan itu dan mengakhiri kehangatan ini.

"Pergilah..." lirih Kaila pelan, Arsen masih menunduk, pikirannya kosong, dia bingung harus bagaimana. "Jack menunggu di sana. Kau membuatnya pegal." Ucap Kaila lagi begitu lembut. "Arsen..." panggilnya saat Arsen masih saja bergeming.

"Aku akan pergi..." ucap Arsen akhirnya sambil mendongak, namun tangannya masih belum melepaskan tangan Kaila. "Satu ciuman?" tanyanya dengan alis terangkat dan mendapatkan pukulan pelan dari Kaila.

"Pergilah!" usir Kaila, dia berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Arsen namun tangan Arsen malah semakin erat menggenggam tangannya. "Jangan merajuk seperti anak kecil. Permainan sudah berakhir. Pergilah..."

Arsen menghela napas, dia membasahi bibirnya kemudian dengan enggan melepaskan tangan Kaila. "Jaga dirimu baik – baik. Berhati – hati dengan pria berbaju hitam.." mendengar itu, Kaila tersenyum.

"Aku akan selalu berhati – hati."

"Bagus. Selamat tinggal..."

"Selamat tinggal..."

Arsen tersenyum lembut kemudian berbalik, dia melangkah lambat kemudian berbalik dan mengatakan sesuatu. "Terima kasih..."

"Ya."