Episode 23

3.2K 393 9
                                    

"Jadi, siapa lelaki baiknya?" sebelah alis Kaila terangkat. Dia menunggu jawaban dari Reza. Cukup lama Kaila menunggu sampai akhirnya dia memutuskan menegakkan tubuhnya, menjulang di hadapan Reza. "Silahkan keluar dari rumah saya!"

Wajah Reza menggelap. Kedua tangannya terkepal diatas paha.

"Saya bilang keluar dari rumah saya!" nada Kaila meninggi, menambah geram Reza.

Seketika Reza menegakkan tubuh. Mereka saling berhadapan. "Keluar!" usir Kaila sekali lagi penuh penekanan.

"Kau benar – benar mempercayai Arsen, ya?!"

Bukannya takut dan segera pergi. Reza malah memancing kemarahan Kaila. Raut wajahnya berubah tenang, sampai membuat Kaila mengernyitkan keningnya tidak menyangka perubahan wajah Reza yang sangat cepat.

"REZ—"

"Jangan menyebut namaku!" desis Reza seketika memotong kalimat Kaila. Tiba – tiba bulu roma Kaila bergidik ngeri. Reza melangkah perlahan dengan tatapan berbahaya mendekatinya. Melewati meja dan tiba tepat di hadapan Kaila.

"Kau mau apa?" reflek tubuh Kaila mundur tanpa ia perintah—membangun benteng kewaspadaan.

"Apa?"

Kaila tidak boleh memasang raut ketakutan. Jika dia melakukannya.... tiba – tiba dari belakang tubuhnya sebuah tangan muncul dan langsung membekapnya. Kaila meronta meraih wajah Reza namun pria itu hanya diam saja dan malah tersenyum memandangnya kemudian berkata.

"Aku memperlukanmu untuk menghancurkan Arsen."

Lalu semuanya menjadi gelap. Tubuh Kaila terasa berat dan dia sontak terjatuh terkulai di karpet ruang tengah rumahnya.

[]

Arsen melangkah tergesa membuka satu per satu pintu ruangan di rumahnya.

"Tidak ada." bisiknya.

Arsen mulai ketakutan karena dia tidak bisa menemukan Kaila dimanapun. Bahkan Bu Ningsih juga tidak ada. Rumah tampak kosong dan gelap saat dia tiba beberapa menit yang lalu. Bulan tampak penuh bertengger di langit memancarkan sinarnya dan menembus celah jendela rumah Arsen.

"Sial!" umpat Arsen mencengkeram rambut ikalnya. Jack berdiri tidak jauh dari Arsen juga mulai khawatir.

Selama ini rumah Arsen sangat aman. Tidak ada kasus apapun dan terlebih Kaila tidak mau ada penjagaan dirumahnya. Itu membatasi ruang geraknya karena banyak orang.

"Cepat cari tahu, Jack!" perintah Arsen dan Jack sontak menghubungi petugas keamanan.

Dengan sigap Jack meminta seseorang di seberang sana untuk segera mengecek video CCTV di sekitar kediaman Arsen. Tidak butuh waktu lama, pria di seberang sana mengatakan hal yang membuat Jack terperangah. Dia langsung menatap Arsen dan berkata.

"Pak Reza dua jam lalu berada di sini dan membawa Nyonya pergi bersamanya."

Mata Arsen sontak membulat. Rahangnya mengeras. Bibirnya terkatup rapat dengan kedua tangan mengepal marah di sisi tubuh.

"Dia berani membawa Kaila rupanya..." lirih Arsen.

"Saya akan segera mencari tahu, Pak." Tubuh Jack berputar dan langsung pergi meninggalkan Arsen yang masih bergeming di tempatnya.

[]

Keesokan harinya di kediaman Arsen mereka menemukan Bu Ningsih pingsan di dalam gudang dengan kedua tangan, kaki diikat serta mulutnya di sumpal. Reza benar – benar sudah mengusiknya. Setelah Kinan beralih mendukungnya dan berada dalam perlindungannya, Reza malah mengalihkan sasaran pada Kaila.

Minister Falling In Love [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang