"Aku melihat bidadari cantik, dan ternyata itu adalah istri menteri kita."
Kaila menoleh mendengar kalimat itu, dia terpesona sebentar dan mengangguk malu, "Maaf..." ucapnya kemudian.
Pria itu menyunggingkan senyumnya, mengulurkan tangan. "Fahreza Artamirguna, pemilik galeri kecil ini."
"Ah..." Kaila tersenyum menyambut uluran tangan pria itu. "Kaila."
Reza menjabat tangan Kaila erat kemudian membawa punggung tangan Kaila pada bibirnya.
"Astaga!" Kaila tersentak – reflek menarik tangannya. "Maaf..."
"Aku yang seharusnya minta maaf, aku terlalu lancang." Ucapnya kemudian mencondongkan tubuh dan berbisik. "Pak menteri bisa marah jika melihat itu."
Kaila tersenyum kaku, dia tidak terlalu menyukai pria ini tapi dia tidak boleh menunjukkan hal itu. Sebisa mungkin Kaila harus menjaga sikap. Hari ini acara penggalangan dana dan beberapa lukisan anak didiknya dipamerkan di sini, sebagai pengajar, jelas dia harus datang, kan? Arsen tidak bisa menemaninya karena setelah bulan madu mereka, pekerjaan menjadi prioritas suaminya—dan Kaila harus mendukung, bukan malah merengek.
"Maaf, aku akan melihat lihat lukisan lain. Permisi..." Kaila melangkah pergi, sebenarnya lebih pada kabur daripada pergi. Dia tidak mau berurusan dengan pria seperti itu—menjijikkan.
[]
Reza tersenyum sinis melihat kepergian Kaila.
Tidak apa kau pergi sekarang. Tapi, lihat saja dalam beberapa hari kau pasti akan mencariku.
Kaila...
Bisik Reza dalam hati memanggil nama Kaila dengan sepenuh hati.
"Pak Reza..."
Panggilan itu membuat Reza menoleh, "Ada apa?"
"Mereka baru saja tiba. Sekarang dalam perjalanan menuju hotel."
"Bagaimana dengan anaknya?"
"Anak itu baik – baik saja. Saya sudah mengatur sesuai instruksi Anda. Pihak rumah sakit juga sudah di beritahu."
"Bagaimana dengan para pers dan wartawan, eh, juga jangan lupa berita menghebohkan itu."
"Semuanya sudah siap."
"Oke." Reza tersenyum senang, dia menggosong kedua tangannya, rasa hangat menjalar ke tubuhnya. Jiwanya dipenuhi dengan api membara, bersemangat karena rencananya akan segera di mulai. "Jangan sampai gagal..."
"Biak, Pak."
[]
Memiliki istri ternyata begitu menyenangkan, di saat pulang dalam keadaan penat, ada Kaila yang menyambutnya dengan senyuman. Arsen menyembunyikan buket bunga yang dibelinya tadi di balik badan, menunggu Kaila membuka pintu.
"Hai..." ucapnya menahan senyum menatap Kaila yang tampak segar, dia yakin istrinya baru saja selesai mandi, tapi, Arsen terkikik sendiri, dia akan membuat Kaila mandi lagi.
"Kenapa tertawa sendiri? Kau aneh, Arsen.."
"Bagaimana mungkin aku aneh?" tanyanya dengan nada geli mengingat bayangan kotornya tadi. "Ini untukmu..." ucapnya sambil menyodorkan buket bunga pada Kaila. "Merah semerah pipimu dan bibirmu yang merona, sayang..." gombalan Arsen sukses membuat Kaila menunduk malu – malu sambil mengambil buket bunga.
"Kau membelikanku bunga supaya aku tidak marah ya?" Kaila menebak – nebak, melangkah masuk ke dalam rumah dan Arsen dengan setia mengekor.
"Tidak marah bagaimana?" tanya Arsen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minister Falling In Love [Tamat]
Romance[18+] Single... Masih Muda... Mapan... Tampan... Anak Pejabat... Dan sekarang menjabat sebagai menteri termuda... Hidupnya sempurna..... Itulah gambaran tentang kehidupan seorang Arsenio Akbar Candrakanta... Tapi, siapa yang tahu, di tengah kehidupa...