Episode 2

6.8K 626 12
                                    

Selamat Membaca...

[]

Kaila mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya tersenyum. "Oke. Kita buat kesepakatan. Kau hanya perlu meminjamkan uang padaku dan tempat tinggal untuk beberapa hari saja, setelah urusanku selesai, aku akan pulang..." jelas Kaila masih dengan senyum lebar.

"Aku tidak akan meminjamimu uang, melainkan kau harus melakukan sesuatu selama di sini."

"Maksudnya?" sebelah alis Kaila terangkat, dia takut jika pria di hadapannya ini memberikan syarat macam – macam.

"Jangan menatapku dengan wajah seperti itu." Pria itu membuang wajah melangkah merapikan tempat tidurnya, Kaila tetap berdiri di sana mengamati. "Aku di sini selama dua hari. Besok aku akan pergi bekerja di negara lain."

"Apa kau orang sepenting itu?" Kaila pura – pura berpikir. "Kau seorang CEO? Atau jangan – jangan kau seorang gangster?" Kaila menatap pria di hadapannya dengan mata memicing, mengamati penampilan pria itu dari atas sampai bawah.

"Kau terlihat rapi. Hanya dengan mengenakan kaos itu dan celana kain panjang. Wajahmu tidak garang. Berarti kau pasti seorang CEO..." Kaila menjentikkan jarinya. "Seperti cerita novel – novel yang selalu ku baca..." ungkapnya dengan antusias. "Benarkah?"

"Bukan." Jawab pria itu pendek kemudian berjalan pelan melewatinya.

"Lalu kau apa? Jika bukan CEO, lalu apa?"

"Lebih dari itu." tanggapnya, kemudian berbalik, sontak Kaila berhenti berjalan. Keduanya saling bertatapan.

Kaila mengerjap beberapa kali menunggu pria itu berbicara.

"Kau tunggu di sini!"

"He?" gumamnya sedikit terkejut melihat pria itu langsung pergi keluar, menutup pintu dengan keras di depannya. Sontak Kaila mendesis. "Hei... dasar pria kurang aja." Gerutunya kemudian mengamati sekelilingnya, dia terlihat takjub. "Kamar ini luas dan sangat indah. Pasti harga sewa semalam saja bisa sangat mahal..." gumamnya lalu Kaila tertegun, dia diam dan berpikir keras. "Sebenarnya pria itu siapa?"

[]

Arsen mendesah keras, dia menatap pintu kamarnya dengan sebal kemudian melangkah menuju Jack yang menunggunya.

"Seharusnya kau mengetuk pintu..."tegur Arsen pelan sambil duduk di sofa, Jack menunduk dalam di hadapannya.

"Maaf, Pak."

"Carikan pakaian untuk perempuan itu.."

"Apa dia perempuan—" Jack sengaja menggantung pertanyaannya karena Arsen menatapnya dengan tajam.

"Panjang ceritanya.." ucapnya sambil mengibaskan tangan. "Pergi cari pakaian, cepat!"

"Iya, Pak." Jack langsung melangkah pergi meninggalkan Arsen yang dilanda pusing tiba – tiba.

Kepalanya berdenyut sakit, seharusnya hari ini menjadi hari yang menyenangkan, kenapa tiba – tiba perempuan itu muncul? Dan kenapa harus masuk ke dalam kamarnya?

"Astaga!" keluh Arsen, dia menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa dan memejamkan mata. "Aku sudah merencanakannya dengan sangat baik. Liburanku berantakan gara – gara dia."

"Siapa?"

Pertanyaan itu membuat Arsen membuka mata, dia dihadapkan dengan wajah perempuan yang membuatnya pusing. Tapi kenapa, mata itu tambah indah dalam penglihatannya. Bola mata cokelat yang tampak bening, bahkan dirinya bisa melihat pantulan wajahnya sendiri di dalam bola mata itu. Hidung mereka berjarak beberapa centi saja, membuat Arsen menelan ludah, merasa ini terlalu dekat.

Minister Falling In Love [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang