Episode 14

3.7K 460 12
                                    

Selamat pagiii semuanya ^^

Writer-nim benar - benar dalam kondiri mood baik sekali :) Jadi, mau tanya sama kalian.

Semisal Minister Falling In Love ada ebooknya dan nangkring di playstore , kalian mau beli? wkwkw *pertanyaan macam apa ya? hahaha

Tapi, aku serius... hihi

Seperti biasa sih, di wattpad bakal aku tamatin tapi tetap update seminggu sekali. Di versi ebook bakal lebih lengkap, yah bukan berarti di wattpad enggak lengkap, maksudnya lebih mendetail.

Jadi, aku tunggu jawaban kalian sampai minggu depan.

Note : Sebenarnya Writernim sudah ngetik Minister Falling in Love sampai Episode 20 :)

Selamat membaca, tinggalkan vote dan komentar kalian ya? buat penyemangat writernim:)

[]

Dua minggu berlalu sejak pertemuannya dengan Arnan. Arsen di sibukkan dengan berbagai hal yang dia pikir bisa mengalihkan pikirannya dari seorang Kaila, namun sayangnya tidak bisa. Selama inipun Arsen terus memikirkan perempuan itu, terlebih saat mendengar Kaila fokus dan mulai mengajar seni di universitas terkemuka dan memilih tinggal di Indonesia merawat Ibunya. Keinginan untuk terus bertemu membumbung tinggi saat Jack memberitahunya bahwa dia harus menyampaikan pidato saat peresmian gedung olahraga baru yang akan menjadi icon universitas almamaternya itu.

"Jadi, jam berapa Jack?"

"Dua jam lagi, Pak." Jawab Jack malas - malas.

Arsen tersenyum, dia tahu Jack pasti sebal karena setiap satu jam sekali dia bertanya. Dia tersenyum dan kembali menyibukkan dirinya pada ponselnya. Jack sudah jujur kepadanya dan dia mempercayai Jack sekali lagi. Arsen tahu Arnan ingin membantunya, ingin menebus kesalahan di masa lalu yang hampir saja menghancurkan nama baik keluarga mereka.

Dipikir - pikir, tidak salahnya dia menikah dengan Kaila. Jatuh cinta, jika dulu dia kehilangan kepercayaan atas cinta, mungkin kali ini dia bisa mencoba. Masa lalu yang membentuk dirinya seperti sekarang ini. Patah hati dan kecewa di masa lalu mendorongnya untuk fokus menatap masa depan, dan sekarang dia sudah menggenggam masa depan itu, lantas apalagi?

[]

Arsen melangkah pelan menuju ruang kesenian. Sudah dari sejam lalu pidatonya selesai dan dia terus saja menolak untuk pergi karena dia ingin menunggu Kaila, dia ingin bertemu dengan perempuan itu dan mengutarakan semua pikiran dan keinginannya. Dengan mondar mandir di depan pintu ruang kesenian, Arsen menunggu Kaila. Sampai dia tersentak pelan saat pintu itu terbuka, beberapa mahasiswa terpesona kepadanya, mengangguk menyapa malu - malu dan ingin berfoto dengannya, namun dengan sopan Arsen menolak karena dia ada urusan dengan pengajar mereka.

Arsen tahu alasan penolakannya itu akan menjadi buah bibir, tidak masalah, toh, sekarang ini Arsen menikmati pemberitaan dan bagaimana komentar para netizen yang terkadang menggelikan, sampai membuat perutnya sakit. Arsen masuk ke ruangan dan melihat Kaila sibuk membereskan alat - alat lukis.

"Kelas sudah selesai, kau bisa datang besok jam 10." Ucap Kaila tanpa menghentikan aktivitasnya, dia hanya merasa ada yang masuk dan tidak berpikir bahwa itu Arsen.

"Kaila..."

Kaila langsung menoleh mengenali suara siapa yang memanggilnya, "Arsen? Apa yang kau lakukan di sini?"

Minister Falling In Love [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang