(13)👾

28 11 1
                                    

Tak selamanya hujan itu mewujudkan "pelangi" bisa saja akan terjadi guruh setelah hujan

@detente

______________________________

Dasar ceroboh. Lagi-lagi ia melakukan kesalahan. Hampir saja air ampas kertas itu tumpah dan mengenai baju ku. Seharusnya ketawa nya di jedah dulu. Dasar Fado.

".. Hahahaha aku sebenarnya ingin orang Turki. Tapi setelah ku pikir-pikir, anak putra lebih menarik" kata ku.

"elah, Risky mah walaupun demen nya sama orang Turki, Arab, Malaysia, Thailand, China, Jepang, atau oppa-oppa Korea sekali pun bakal tetap balek ke Zyan juga itu mah" aku menimpuk kepala yang berbalut bunny head itu. Encer sekali otak nya kalau sudah membahas hal-hal yang seperti ini.

"aciee... Risky.. Semoga cepat taken deh yang belum taken taken... Uwu" goda Tiway.

"ku masuk kan lagi ya pentul ke dalam mulut mu. Kali ini tidak akan kubiarkan keluar" sudah di tegur padahal, masih saja mulut nya tidak bisa diam.

"Yah kalau Risky mah enak, sudah ada calon.  Sisa nya yah yang begitulah...." kurang ajar mulut nya. Minta di sumbat air asi lagi.

"hanya tinggal sisa-sisa metabolisme" kata Tiway.

"ih kejam sih, semalam juga ada orang yang bicara seperti itu, pagi nya langsung hilang" Fado sarkas.

"eh jangan salah yah. Kalian terlalu menganggap remeh. aku sering melihat artis di medan putra asal kalian tahu" Aulia seperti nya lebih membela anak putra. Pribumi tak kalah saing kata nya.

"iya benar, aku pernah melihat Aliando dengan sarung yang terselempang di bahu nya. Ya Allah maaf kan kesalahan hamba mu ini"

"Si AlGhazali pernah ku pergoki di labor kimia cuy"

"Dilan pun ikut nyantri di AF hahahah..."
"wah wah sarkas"
"kenapa memang nya?"
"Hahah itu loh si faruq. Dia pernah baku pukul dengan pengasuh nya. Viral itu mah. Jadi semedan putra memanggilnya Dilan"

GEDUBRAK.....!!!

tiba-tiba pintu kamar ku terbuka dan menghantam dinding.

"yah mau bagaimana pun, rata-rata anak putra yang kata kalian berwajah artis itu semua nya fakboy...!!" seru Iyin penuh dengan semangat yang berapi-api. Baru masuk padahal. Tahu-tahu saja orang sedang ghibah.

"wuh, tiarap..! tiarap..! Sang ratu angkat bicara" seru Ghidin.

"gila dasar babon"

"Mueheheh.. Sorry bos"

"yah memang benar kan. Kalian juga tahu si Al  yang sering di gadang-gadang kan itu sudah di oper-oper kemana-mana. Tahu sendiri dong geng siapa" sambung Iyin.

"... Benar sih, semua anak putri juga sudah tahu tentang dia. Jadi sekarang kekuatan fakboy nya tidak ada damage sama sekali. Malah di jadikan bahan olokan di medan putri" Tiway bangkit dari duduk nya lalu pergi melenggang begitu saja. Aku yang melihat nya di buat bingung. Mengapa mereka malam ini sangat tidak jelas? Datang tiba tiba dan pergi tanpa alasan. Dasar titisan Jeilangkungkungkungkung.

"jadi si Al itu pelaku atau korban ini? Jadi bingung aku" tanya Ghidin.

"Disini mah anak putri nya yang jadi fakgirl"

"Risky buatkan puisi dong judul nya ketika anak putri jadi Fakgirl"

"Na'as sudah, para fakboy turun derajat" kata Ciwa sambil menepuk jidat nya.

Detak-DetikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang