III

2.2K 160 2
                                    

Jennie tengah memasak sesuatu sambil menyambungkan panggilan video dengan Limario

"jangan lupa malam ini harus kerumah ya" ucap Jennie tengah menatap layar handphonenya yang berdiri dengan bersandar pada mangkuk berisi bumbu yang entah apa itu

"iya J, kamu ngomong gitu udah 6 kali kayaknya" ucap Limario dari sebrang

"biar kamu inget pokoknya. Yauda ya, aku tunggu dirumah, bye" ucap Jennie sebelum menutup panggilannya

Jennie melanjutkan aktivitas memasaknya, Ia berencana malam ini akan memberi kejutan atas peringatan hari lahir Limario. Karena Limario sangat suka dengan masakan Jennie, alhasil Jennie mau bersusah payah menyiapkan hidangan untuk Limario

Jennie telah diterima di dua perguruan tinggi dalam negri dan luar negri, karena Jennie melamar pada dua tempat saat itu. Jadi Ia tinggal menentukan ingin melanjutkan dimana, karena usaha Jennie yang keras membuat hasilnya tidak mengecewakan dan tidak sia-sia hingga nilai yang dia dapatkan sangatlah fantastis

"semoga Limario suka deh"

3 bulan sudah dilewati oleh Jennie dan Limario masih setia menunggunya hingga saat ini, dan hari ini juga Jennie akan mengatakan kalau dirinya siap untuk menerima tawaran balikan dengan Limario

"ga sabar, pengen buru-buru malam"

♦️♦️♦️

Limario menutup buku yang tengah Ia baca karena salah satu maidnya mengetuk pintu kamar

"Den, Tuan besar nyuruh Aden turun sekarang" ucap maid tersebut

Limario langsung berdiri "iya bi, makasih ya"

Limario menuruni tangga satu persatu, dari setiap langkahnya Ia melihat Irene sudah duduk disofa yang terdapat di ruang tamu

"ada apa, Pih?" tanya Limario ketika berhadapan dengan Nichkun

Nichkun menutup layar tabletnya "nih Irene datang-datang nangis, kamu tenangin deh"

Limario dan Irene sudah mengenal satu sama lain sejak umur 10 tahun, jadi kedua keluarganya pun sudah tau sama lain

"yauda yuk Ren, ke taman dibelakang aja" ajak Limario yang diangguki oleh Irene

Limario duduk diayunan yang ada ditamannya dan Irene ikut duduk disampinganya

"ini apa?" tanya Limario ketika Irene nyodorkan paper bag kepadanya

Limario membuka paper bag tersebut yang berisi mantelnya yang tiga bulan lalu Ia berikan kepada Irene saat prom night party

"kamu buka sakunya" ucap Irene dengan nada yang amat berat

Limario mengambil benda yang terdapat disaku tersebut dan mengamatinya dengan teliti

"kamu hamil?" tanya Limario ketika melihat tanda dua garis merah dari test pack tersebut

Irene kembali menitikkan air mata, gadis itu mulai sesegukkan karena nafasnya tersenggal dengan berlangsungnya tangisan hebat

Limario membawa Irene kedalam dekapannya, membiarkan gadis tersebut menangis tanpa kalimat penenang apapun hingga akhirnya tangis Irene tumpah di bahu Limario

"Chanyeol gamau tanggung jawab, Lim" lirih Irene "dia bilang, dia bukan ayah dari bayi ini. Soalnya aku ga punya bukti"

"cowo brengsek" desis Limario

"aku takut pulang kerumah Lim"

Limario memutar otaknya agar Irene mau pulang dan akhirnya gadis itu mau pulang setelah Limario mengatakan sesuatu padanya.

"kamu yang tenang ya. Aku pulang dulu" ucap Limario ketika mobilnya terpakir di rumah gedong milik Irene

Irene hanya turun dari mobil Limario tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun

***

"Pih" panggil Limario saat dirinya bersama sang Papih tengah makan malam

"Mario mau bicara sebentar sama Papi" Limario menyimpan sendok dan garpunya, sejak tadi Limario belum memasukan makanan sedikit pun kedalam mulutnya

Nichkun mulai menatap Limario dengan itens "ada apa?"

Limario menarik nafasnya dalam "Irene hamil anak dari Mario, Pih"

Ekspresi Nichkun sudah tercetak dengan jelas murka setelah mendengar kalimat itu, dengan cepat Nichkun menyeret Limario keruang keluarga dan mendorong tubuh Limario hingga tersungkur dilantai

"papi ga pernah ajarin kamu jadi anak brengsek Mario" gelegar suara Nichkun mengisi rumahnya hingga beberapa Maid mendekat ke sumber suara

Limario hanya menunduk sedangkan Nichkun sedang mengambil stik golf yang terdapat di sudut ruangan tersebut

"anak tolol" pekik Nichkun

Bugh

Satu pukulan Limario terima dari stik golf tersebut

"anak brengsek"

Bugh

"anak kurang ajar"

Bugh

Bugh

"bodoh, tolol"

Nichkun mengayunkan stik golf untuk kelima kalinya namun tertahan karena melihat anaknya sudah bersimpuh darah akibatnya, hatinya kecewa karena merasa gagal menjadi orang tua yang salah mendidik anaknya tumbuh menjadi orang brengsek

Drttt drtttt

Ponsel Limario bergetar didalam sakunya, Limario mengeluarkan ponselnya sambil menahan rasa sakit namun seperkian sekon ponselnya dirampas oleh Nichkun lalu dibanting hingga ponsel itu hancur

"kamu harus nikahin Irene besok, kamu harus tanggung jawab" ucap Nichkun ketika nafasnya mulai normal lalu meninggalkan Limario

Limario duduk dibantu oleh Maid lalu dengan gerakan cepat para Maidnya mengobati luka Limario.

♦️♦️♦️

"Nini" Sandara menggoyahkan bahu Jennie

"eungh" lenguh Jennie ketika tidurnya terganggu karena sang mommy membangunkannya

Sandara mengusap rambut Jennie penuh kelembutan "tidurnya dilanjutin dikamar aja ya"

Jennie membuka layar ponselnya dan waktu menunjukkan jam sebelas malam, namun tidak notifikasi satu pun dari Limario untuk mengabari kalau tidak bisa datang-- toh akan Jennie maklumi juga kalau memang Limario tidak bisa datang

Namun ini tidak sama sekali yang sukses membuat Jennie merasa sedih berkali-kali lipat

"kamu kemana si?" lirih Jennie dengan luruhnya air yang keluar dari manik kucingnya









⏺️⏺️⏺️

Nichkun Manoban

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nichkun Manoban

MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang