XXVIII

999 105 7
                                    

Jong In membuang nafasnya kasar seperti lelah dengan kondisi Jennie dengan tensian darah 80/60 yang tak berubah sejak seminggu yang lalu, Jennie pasti merasakan lemas dan pusing bukan main secara bersamaan.

"jus buah bit-nya harus makin rajin diminum. Tiga kali sehari ya" ucap Jong In kepada Jennie

Jennie mengangguk, kegiatan pengobatannya kembali normal namun anemianya semakin parah pasca keguguran.

"transfusi darahnya kapan dok? Saya ga tega liat Jennie kaya gini lebih lama lagi" ucap Limario

"besok saya atur jadwalnya"

Limario seperti biasa menggendong Jennie dari ruang praktek Jong In sampai basement. Jennie bersyukur Limario kini bisa mengantarnya check up, karena akhir-akhir ini Limario selalu pulang telat hingga larut malam.

"aku rindu pelukan kamu sebelum aku tidur tau" gumam Jennie saat mereka dalam perjalanan pulang

"malam ini aku pelukin kamu ya sampai pagi" ucap Limario mengusap tangan Jennie

"oh iya, minggu ini mau jalan-jalan ga? Atau nonton di bioskop, ada film kesukaan kamu loh" tawar Limario saat mereka kembali menghening

"berdua?"

"iya, cuma berdua. Kita ngedate"

"ngedate, serasa pacaran aja jadinya"

Limario terkekeh lalu mencium lengan Jennie yang sejak tadi ia genggam.

***

Sesampainya dirumah, mereka membersihkan tubuhnya masing-masing dikamar mandi dan mengganti dengan baju lebih santai kadang Limario membantu Jennie berganti baju karena terlampau lemas.

"kamu ga tanya lagi sama kak Jong In tentang pendonor tulang sumsum?" tanya Limario sambil memijat kepala Jennie yang tengah tiduran dengan kepala bertumpu pahanya

Jennie mengerutkan dahinya mendapati pertanyaan Limario lalu menggeleng.

"engga, nanti juga dikasih kalau ada pendonor"

"oh gitu ya"

"kenapa?" kini Jennie balik bertanya pada Limario

Lelaki itu menatap mata Jennie lalu mengusap pipi gembil yang kini sedikit tirus tersebut

"makan yang banyak ya, pipi kamu nih jadi ga cubby lagi" ucap Limario menusuk-nusuk pipi Jennie dengan jari telunjuknya

"pipi aku tirus gegara minum mulu jus bau tanah itu sih" ucap Jennie cemberut membuat Limario gemas

"buah bit kan bagus buat kamu, semangat ya" Limario tersenyum dan kembali mengusap pipi sang istri

"eh iya, kamu mau makan sesuatu ga?"

"engga ah, udah kenyang. Tadikan kita baru makan diluar"

"beneran gamau makan? Ini tuh buatan Mommy sama Daddy tau"

"apa emangnya?"

Jennie bangun lalu duduk menghadap Limario "aku!"

Limario tersenyum, dengan hati-hati lelaki tersebut mengangkat tubuh Jennie untuk dibawa ke kamar. Mereka menikmati waktu yang tersisa sebelum anaknya kembali dari playground, setelah sekian lama Limario bisa kembali merasakan kehangatannya bersama Jennie yang selalu ia tahan-tahan sejak berbulan-bulan karena mengimbangi Jennie yang melemah.

♦️♦️♦️

"baru pul--... Kamu kenapa?" tanya Jennie yang sejak tadi gelisah menunggu kepulangan Limario dan mendapati suaminya pulang dengan luka disudut bibir dan lebam dibagian pelipisnya

MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang