XII

1.9K 184 7
                                    

Huacim~

Suara itu mengejutkan Jennie karena bunyinya begitu nyaring mengisi ruang keluarga, begitu pun dengan Yuan yang ikut terhentak karena suara bersin dari ayahnya itu

Limario menarik nafasnya cepat lalu menggisik lubang hidung mancungnya jari telunjuk

"tadi sama aunty jalan-jalan kemana sayang?" tanya Limario dengan suara berat yang terdengar sedikut sengau

"zoo, yah. Ada gaga besal" jawab Yuan antusias menceritakan betapa senangnya ia melihat gajah di kebun binatang

"terus ada apalagi?" Limario merebahkan tubuhnya di kasur lantai yang sedang Jennie dan Yuan tempati untuk bersantai setelah makan malam selesai

"banak lagi yah"

Limario meraih tangan Yuan dan menarik kembali nafas dari hidungnya yang berlendir

"pijitin kepala ayah, pusing nih"

Bukannya memijit Yuan dengan senang hati menepuk-nepuk dahi Limario.

"aduh ko malah ditepokin jidat ayah"

"panas, ayah panas habisna" ucap Yuan polos

Jennie menarik tubuhnya untuk mendekati Limario, tangan kanannya terulur-- menempelkan punggung tangannya dijidat Limario yang mulus

"kamu demam?"

"engga tuh" Limario menepis tangan Jennie lembut lalu duduk dan mengais tubuh Yuan agar terduduk dipahanya

"kangen banget ayah" ucap Limario hendak mencium Yuan namun Jennie dengan cepat menahan muka Limario dengan tangannya

"kenapa?" tanya Limario bingung

"kamu lagi flu" Jennie menjeda kalimat setelah menarik tangannya

"kamu ga boleh cium-cium dulu Yuan"

"yah" Limario menekuk wajahnya, kalau Jennie lihat-lihat lelaki itu lucu sekali, tingkahnya menggemaskan seperti anak kecil yang tidak dibelikan permen oleh ibunya

"bilang sama ayah cepet sembuh gitu" titah Jennie kepada Yuan sambil mencolek pipinya

"pet mbuh ya yah" ucap Yuan memeluk Limario

Limario mengusap punggung Yuan "bobo yu, udah malem"

***

02.14

"eungh" Jennie menggisik matanya yang terasa amat kantuk.

Ia melihat Limario mengigil padahal selimut sudah bertengger hingga menutupi tubuhnya dari kaki sampai leher, hingga Yuan yang berada disampingnya hampir tertutup kalau tidak terhalang dengan guling.

Ya, mereka tidur bertiga dikasur yang sama. Yuan nampaknya tak bisa jauh dari Limario dan Jennie pun tidak keberatan untuk berbagi satu selimut dan kasur dengan Limario, toh kan ter-space oleh Yuan ditengah.

"panasnya ga turun, padahal udah dikasih paracetamol" gumam Jennie setelah mengecek suhu tubuh Limario

"J" lirih Limario setelah mendengar suara Jennie masih dengan mata terpejam

"dingin"

Jennie mematikan pendingin ruangan lalu memindahkan Yuan ke kamar sebelah bertujuan agar tidur sang anak tidak terganggu.

***

"buka dulu bajunya" ucap Jennie setelah kembali dari dapur untuk mengambil air hangat didalam sebuah wadah cukup besar

Dengan setengah sadar Limario menggerakan tubuhnya yang lemas agar memudahkan Jennie untuk melepas bajunya yang sudah basah karena keringat, lalu Jennie menggantinya dengan kaos baru.

MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang