XXIII

994 106 5
                                    

2017

Jennie terus mengeluarkan air liur dari mulutnya, perutnya terus merasakan mulai paska kemoterapi yang baru saja ia lakukan 5 jam yang lalu.

"mau minum obat antimetic-nya sekarang?" tanya lelaki yang sejak tadi ikut merasakan sakit setelah melihat keadaan Jennie

Jennie menggeleng "nanti aja, aku lemes banget"

Lelaki itu mengangkat tubuh Jennie ke kamar dan merebahkan tubuh mungil itu ke kasur.

"Kak Johnny, mau kemana?" Jennie mencekal tangan lelaki itu

Lelaki bernama Johnny tersebut mengusap surai hitam Jennie lalu tersenyum "bentar lagi Rose pulang, aku mau balik dulu ke asrama"

"makasih, ya"

Johnny tersenyum kemudian Jennie memejamkan matanya, setelah memastikan Jennie tertidur ia segera meninggalkan tempat tinggal Jennie dan adiknya itu.

"kak, ko disini?" tanya Rose baru menutup pintu dan berpapasan dengan Johnny

"habis nganter Jennie, dia lagi tidur, jangan diganggu ya" Johnny mengacak pucuk kepala Rose lalu meninggalkannya

***

Jennie mulai terisak setelah mengetahui lelaki yang membuatnya jatuh hati akhir-akhir ini itu akan pindah tugas ke Amerika, malam ini adalah malam terakhir ia akan bertemu dengan Johnny untuk waktu yang sangat lama.

"jangan nangis terus atuh, Jen. Nanti juga Kak Johnny balik lagi" Rose mengusap bahu Jennie

"yauda, gue mau ke perpus sama temen" Rose menggenggam tangan Jennie sebelum meninggalkannya

Jennie meremas kepalan tangan Rose yang seketika terasa menguatkan dirinya. Memang tidak bisa disangkal sikap Johnny mampu membuat Jennie jatuh hati karena setiap Jennie kesusahan dan butuh dukungan Johnny selalu menjadi orang yang mengisi itu.

"eh ko sembab matanya, nangis ya?" tanya Johnny yang sudah jelas tau jawabannya setelah melihat Jennie yang membukakan pintu untuknya

Jennie membawa Johnny duduk disofa lalu kembali mengunci pintu rumah yang ia sewa bersama Rose beberapa tahun terakhir dan kebetulan Rose adalah putri dari rekan kerja Daddynya. Jennie meraih kotak kecil yang ia siapkan sebelumnya di meja kecil disamping sofa.

"baik-baik disana ya, kak" ucap Jennie memberikan kotak tersebut kepada Johnny

Lelaki itu tersenyum melihat gelang lucu berinisial 'J2' ia mengerti maksud dari insial tersebut -Jennie Johnny.

"bagus, bakal aku bawa terus kemana-mana kalau gitu" ucap Johnny memakai gelang tersebut dipergelangan tangannya

"salah ga kalau aku cinta sama kaka?" gumam Jennie secara tiba-tiba

Johnny tertegun mendengar pertanyaan Jennie, sedetik kemudian Johnny mencoba menatap mata Jennie lekat, dengan keberaniannya Jennie mengecup bibir lelaki itu lembut.

"pasti sulit kan buat kamu bilang gitu? Makasih udah bilang, aku seneng dengernya" ucap Johnny mengecup bibir Jennie sekilas.

Johnny membalas senyuman Jennie yang terlihat seperti malu-malu.

"see you when i see you, Nini" ucap Johnny mengusap kepala Jennie yang bersandar didadanya

***

Beberapa bulan berlalu, Jennie menjalani kehidupan seperti mahasiswa akhir seperti biasanya. Tidak ada kabar sama sekali dari Johnny, kabar yang ia terima terakhir kali adalah bahwa Johnny sudah sampai di Amerika dengan selamat. Sampai sekarang Jennie tak pernah mendapat kabar apapun.

MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang