XVII

1.1K 129 6
                                    

"Jennie tunggu"

Jennie membalikan tubuhnya menghadap kepada lelaki yang memanggilnya tadi.

"mau pulang bareng?" tanya Taeyong to the point

Jennie menimang ajakan Taeyong, kalau dipikir-pikir Jennie sangat butuh tumpangan tersebut, karena ia tidak membawa mobil. Bukan karena biaya parkir yang mahal, namun ia terlampau lelah kalau harus bawa mobil sendiri untuk pulang.

"memangnya ga ngerepotin?" tanya Jennie dengan sopan

Taeyong mengambil kunci mobil dari saku celana hitamnya "engga ko, ga baik cewe pulang sendiri malam-malam gini"

***

Limario mendekati gerbang rumahnya saat mendengar mobil terparkir di gerbangnya, kebetulan Limario tengah menunggu Jennie di luar bersama Yuan yang sudah terlelap dipundak lebarnya.

"makasih, pak. Maaf merepotkan" ucap Jennie sebelum membuka pintu mobil

"ya sama-sama" Taeyong ikut keluar ketika Jennie membuka pintu mobil

Jennie sedikit terkejut melihat Limario mengamati Taeyong, dia takut suaminya salah paham karena pulang semalam ini bersama seorang lelaki yang Limario tak kenali, pikirnya.

"bang, duluan ya" ucap Taeyong  kepada Limario yang hanya mengangguk

Jennie dengan ragu mendekat kepada Limario yang memasang mimik susah diartikan, entah sinis atau biasa saja, wajahnya murni hanya datar.

"udah tidur?" tanya Jennie mengelus rambut Yuan yang tertidur digendongan Limario.

Limario menipiskan bibirnya

"udah, yu masuk"

Perempuan itu tertegun, pasalnya Limario bersikap biasa saja--tenang dan terlihat tidak ada kemarahan.

Limario menidurkan Yuan dengan posisi sangat nyaman, setelah memastikan Yuan terlelap ia melenggang keruang kerjanya yang berada di pojok lantai dua.

"Bi, ada apa?" tanya Limario dari atas kepada maidnya yang bulang balik dengan wajah seperti cemas.

Jennie sepakat setelah berdebat cukup lama dengan Limario untuk menyewa maid setelah lelaki itu mengetahui kondisinya yang tidak boleh kecapean.

"anak saya sakit, pak" ucap perempuan paruh baya tersebut.

Limario menuruni tangga "bibi pulang aja, perlu saya antar?"

"jangan pak, saya bisa pesan ojek online. Memangnya saya boleh pulang sekarang?"

"keselamatan anak yang utama, bibi kembali lagi lusa aja, itu pun kalau anak bibi sudah sembuh"

Tiffany mengangguk dengan tatapan penuh haru

"makasih, pak. Kalau gitu saya langsung pamit saja"

"iya, hati-hati"

Limario hanya memandangi punggung maidnya hingga menghilang karena berbelok menuju ruangan belakang. Ia dikejutkan dengan sepasang lengan yang melingkar diperutnya.

"kirain siapa" ucap Limario bernafas lega mendapati Jennie yang tengah memberi gummy smilenya dengan tubuh yang bersembunyi dipunggungnya.

Limario melepaskan lengan Jennie dan meninggalkannya begitu saja.

"cuek banget sih, kamu lagi ngambek ya?" tanya Jennie membuntuti Limario

Lelaki itu duduk di sofa ruang keluarga lalu mengambil ponselnya dari saku celana training yang ia kenakan

MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang