XXI

1.1K 124 4
                                    

"eh" Soodam praktis terperanjat mendapati bos nya tengah berdiri tepat dibelakangnya

"kaget banget keliatannya" gumam Limario menteng iPad dan menyampirkan jas dilengannya

Soodam kembali melihat kedepan menunggu pintu lift tersebut terbuka. Keduanya masuk bersamaan, Soodam dengan santai menekan tombol sesuai lantai yang akan mereka turuni hingga mesin tersebut berjalan sebagaimana fungsinya.

"selamat malam, Pak" sapa para pegawai

Limario tersenyum ramah "malam"

Limario menahan pintu lift yang hampir tertutup lagi "kenapa ga ikut masuk?"

"biar nunggu lift lagi selanjutnya aja pak, ga enak sama bapak"

"udah ayo masuk aja" ucap Limario santai

Dengan sungkan para pegawai tersebut masuk kedalam lift, Soodam dan Limario sedikit berempet karena 5 pegawainya sudah masuk kedalam.

"saya dibelakang aja" ucap Limario mengkhawatirkan Soodam yang terpojokkan

Soodam mengangguk lalu mengambil tempat--sehingga ia berada di depan Limario yang berada dipojok lift. Entah kenapa jantung gadis itu berdebar lebih cepat setelah berdekatan dengan Limario dari jarak yang sangat dekat seperti ini.

"ayo keluar" ucap Limario membuyarkan lamunan Soodam yang tengah bertraveling ria

"ko hujan sih" gumam Soodam melihat gemericik air dari langit malam

Limario pun begitu, ia melihat langit yang tengah menumpahkan tetesan air sambil mengadahkan tangannya.

"mau pulang bareng?" tawar Limario kepada Soodam

Dengan cepat Soodam menggelengkan kepalanya "saya sudah pesan GoCar pak"

"gocarnya sudah ada?"

"ada tuh, di sebrang sana"

Limario menyodorkan iPadnya kepada Soodam "pegang"

Soodam menurut begitu saja. Ia merasakan bosnya mengebaskan jas lalu memayunginya.

"saya antar sampai mobilnya, cepat"

Soodam masih diam ditempat. "cepet sekretaris Soodam, mumpung hujannya belum lebat"

Keduanya berlari kecil menuju tempat mobil pesanan Soodam terparkir, setiap langkahnya Soodam merasakan kehangatan dari sikap Limario yang berusaha melindunginya.

"makasih banyak pak"

Limario mengangguk dan mengambil kembali iPadnya dam setelah memastikan sekretarisnya pulang, Limario kembali berlari menuju mobilnya.

♦️♦️♦️

"bapak mau makan?" tanya Tiffany ketika melihat Limario tengah mengganti sepatu dengan sendal rumah

Limario menggeleng bersamaan dengan senyumnya "ibu udah tidur, Bi?"

"sudah pak, barusan baru masuk kamar sama nak Yuan"

"bibi mau pulang sekarang? Udah malem loh, ga pulang pagi aja bi?"

"enggak pak, kangen anak soalnya"

"yauda bibi hati-hati"

Limario pamit keatas dengan ramah kepada maidnya, bagaimana pun Tiffany sudah ia anggap seperti keluarganya sendiri.

"kamu belum tidur?" ucap Limario pelan nyaris tak terdengar sambil menggerakan telapak tangan yang dibuat menyatu lalu disimpan disamping pipinya memberi isyarat kepada lawan biacaranya.

MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang