Limario membuang nafasnya kasar sebelum melangkahkan kakinya ke ruangan yang akan mereka masuki untuk mengecek kehamilan istrinya, rasa ketakutannya sedikit berkurang kala istrinya itu mempererat tautan tangannya yang tergenggam kuat-kuat.
"are you okay?" Jennie mendongakkan kepalanya
Limario mengusap pipi Jennie lalu tersenyum "ayo, aku gapapa"
Jennie mengangguk dan kembali menganyunkan kakinya dengan Limario yang amat terlihat gelisah, kaki Jennie melangkah beriringan dengan kaki jenjang milik suaminya yang sedikit pincang.
Limario menarik nafasnya dalam-dalam saat hampir mendekati pintu ruang poli ibu dan anak.
"aku sakit kepala, J" Limario memegangi kepalanya yang masih terdapat perban dibagian dahi sebelah kanan.
Jennie mengajak Limario duduk dikursi yang tersedia, dengan tenang Jennie mengusap punggung Limario sambil memeluknya.
"tenang" gumam Jennie memeluk tubuh kekar itu
***
"bayinya sehat, Bunda. Tapi anemianya masih sering muncul ya?" tanya dokter berambut coklat yang berada didepan Jennie yang kini mengangguk
"saya sudah resepkan obat dan vitaminnya ya, Bun. Semuanya baik, tapi kalihatannya kondisi Ayahnya nih yang kurang baik" ucap perempuan itu lagi membuat pasangan suami istri itu terkekeh
"terimakasih, dok" ucap Limario menjabat tangan dokter sebelum berlalu pergi
♦️♦️♦️
Yuan duduk bersampingan dengan Jennie yang mengusap-usap perutnya yang membuncit, keduanya asik menonton kartun yang tengah berputar ditelevisi besar di depan mereka.
"ayah pulang~" Limario membuka sepatunya lalu mengganti dengan sandal rumah
Yuan tersenyum mendapati Limario mendekat kearahnya, Jennie yang hendak bangun langsung mengurungkan niatnya setelah mendapat gelengan dari Limario yang secara tidak langsung menyuruhnya agar tetap duduk.
"ayah bawa bakso, nih. Enak katanya, dimakan yu mumpung masih panas" ucap Limario memperlihatkan bingkisan yang ditentengnya
"iya ih, wangi. Jadi laper" Jennie menghirup aroma yang berasal dari bingkisan tersebut sukses dapat membuat perutnya menjadi lapar
Limario menahan tangan Jennie yang hendak berdiri
"mau kemana?"
"ambil mangkuknya dulu"
"ayo, nda" gumam Yuan yang sudah tak sabaran
"iya sayang, sebentar ya" Jennie melenggang ke dapur untuk mengambil barang yang dibutuhkan, sedangkan Limario mengamati punggung ringkih itu dengan sangat lekat
"bibi emang kemana, sayang?" tanya Limario setelah mendapati Jennie kembali ke ruang keluarga
"tadi bibi telpon, katanya ga bisa kerja lagi. Entah alasannya apa, yang pasti aku udah kirim uang gajinya" ucap Jennie tenang dengan tangan tengah membuka bungkus bakso untuk Yuan terlebih dahulu
Limario membuang nafasnya lalu bediri dan mengacak rambut Jennie "aku mandi dulu ya"
"ayah, baksonya. Ayah gamau makan? Nanti bunda malah kalau ayah ga makan-makan" ucap Yuan sangat menggemaskan
Limario menyengir hingga gigi-gigi putihnya terpampang dan matanya berubah menjadi segaris
"ayah udah kenyang, makan yang banyak ya, jangan cepet besar"
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN
Fanfiction"Sejauh apapun jaraknya, selama apapun waktunya, kalau jodoh pasti bakal ketemu juga" Jennie Kim dipertemukan kembali dengan mantannya sejak SMA dengan kejutan-kejutan yang tidak pernah Ia duga sama sekali [Jk.Lm]