9

3.1K 238 0
                                    

Kegiatan dikantor tidak terlalu padat ya mungkin karena sudah mendekati akhir tahun bahkan hanya dalam hitungan hari saja. Semua laporan sudah beres jadi hanya mempersiapkan target untuk tahun depan.

Seperti biasanya juga aku dan David mengobrol dikantorku lengkap sengan pertanyaan yang tidak jelas atau terkadang melemparkan lelucon bodoh itu memang salah satu keahlian dan alasanku kenapa mempercayakan posisi wakilku, jadi selalu ada yang menghiburku disaat pekerjaan sangat banyak dan berbagai masalah datang.

Dan untuk masalahku dengan Rena kami sudah semakin dekat bahkan aku sudah sering mengajaknya makan siang bersama, mengantarkan pulang. Ya masih dalam tahap awal karena aku ingin tau bagaimana perasaannya yang sebenarnya dan yang aku inginkan tentulah tanpa ada paksaan.

Malam hari aku mengajak Rena untuk pulang dan aku akan mengantarkan sampai kerumah.

"Ren gimana kerjaan kamu?" Ucapku memulai pembicaraan didalam mobil

"Ya sudah bisa sedikit bernafas karena laporan tahunan sudah selesai semua"

"Baguslah jadi bisa nyenyak tidur juga kan.." kataku menggodanya karena seminggu kemarin dia sempat jatuh sakit ketika dikantor

"Ahh kamu menertawakanku sekarang?" Katanya dengan melirik tajam

"Aduh maaf bukan begitu masudku...."

"Iya aku tau Keni kamu kenapa tegang terus? Aku juga bercanda kok..." ucapnya lagi memegang bahuku

"Kamu mau langsung pulang atau mau kemana dulu?"

"Kenapa sih kamu ga bilang aja mau ajak aku.. masih aja kaku bos Keni" Rena sungguh menggodaku ahh ya Tuhan gadis ini sekarang membuat wajahku memerah karena malu tentunya

"Ya kalau kamu minta diajak... oke kita makan malam dulu gimana?"

"Iya aku mau Keni.." jawabnya menatapku penuh arti walaupun hanya terkena cahaya lampu jalanan tapi sinar dimatanya cukup membuat jantung ini berdetak lebih cepat

Sampai disebuah cafe yang tidak terlalu ramai dan tidak juga sepi kulihat beberapa meja saja yang terisi. Aku dan Rena duduk berhadapan jadi aku bisa menatap lebih dekat bagaimana wajahnya dan binar matanya yang sangat membuatku tertarik untuk selalu ingin dan ingin menatapnya.

"Apa dengan melihatku terus bisa membuatm kenyang?" Ucapan Rena barusan sontak membuatku gugup dan salah tinggah

"Ehh eee itu aku... aku pesan spagetty aja..." jawabku melihat daftar menu sekilas

Pelayan sudah mencatat pesanan dan pergi meninggalkan kami berdua. Aku melihat Rena yang sekarang sedang tersenyum kearahku. Membuatku semakin susah bernafas karena salah tingkah dibuatnya.

"Kamu senyum senyum lagi jatuh cinta ya?" Ucapku spontan

"Iya" jawab Rena hanya sesingkat itu

"Oohhh..." aku tidak melanjutkan obrolan karena menyesal sudah bertanya hal yang bisa saja membuatku sakit hati

"Kenapa cuma itu? Kamu ga tanya aku jatuh cinta sama siapa?" Rena menatapku lagi kali ini terlihat tatapannya mengintimidasiku

"Emmm siapa yang sudah membuatmu jatuh cinta?" Aku merasakan detaknjantungku yang sudah tidak karuan bahkan keringat membanjiri dahiku

Alih-alih menjawab Rena malah menatap ponselnya dan tidak menjawab pertanyaanku. Aku merasa seperti dipermainkan apakah dia hanya menggodaku saja pikirku. Lama dia diam dan menatapku memastikan apakah aku masih ada ditempatku. Lalu dia menyodorkan ponselnya membuatku mengernyitkan dahi.

"Kamu tanya siapa kan? Itu orangnya..." ucapnya sembari menyunggingkan senyum

"Lohh i ini kan aku..." ucapku dan kemudian menatapnya lagi

"........" tidak ada kata yang terucap dari bibirnya hanya anggukan kepala dan senyum yang merekah

"Kam kamuu serius Ren?" Tanyaku tak percaya dan memastikan

"Iya kamu Kenneth Jeromia Abednego, kamu sudah mengambil hatiku.." jawabnya penuh dengan keseriusan

"Thanks God..... " ucapku

Setelah kejadian yang sungguh diluar dugaanku tadi aku merasa bahagia yang teramat sangat. Sampai dirumah aku dengan riang gembira membangunkan mami yang sudah tidur. Dan menceritakan kejadian tadi bahwa aku sudah menemukan bahagiaku. Mami memelukku dan meneteskan air mata bahagianya.

•••••

"Lu ga lupa minum obat kan Ken?" Itu David yang bertanya dengan wajahnyang sulit diartikan

"Obat?? Gw ga sakit David..."  mengabaikan pertanyaan tidak penting dan melanjutkan kerjaku

"Ohh damn jangan bilang kalo lu udah jadian sama Rena hmm? Gw tadi denger anak-anak dibawah pada ngomongin lu dateng bareng Rena...."

"Iya David mereka bener kok..." jawabku santai hanya meliriknya sekilas

"Oh my God serius lu? Dan lu ga cerita apa-apa sama gw.... oke sekarang gw tau yang lu lakuin ke gw sekarang itu jahat"

"Bahahahaha ga usah lebay gitu juga sih... " aku langsung tertawa terbahak-bahak melihat reaksi David

Ya David memang saksi hidup bagaimana aku melalui hariku karena selalu ada David yang selalu siap setiap saat mengulurkan tangan apapun keadaanku. Kami hanya sahabat bahkan istri David juga tau hal itu jadi tidak ada masalah diantara kami.

Karena David sangat amat memaksa aku menghentikan kegiatanku dan kembali menceritakan tentang semua kejadian dicafe malam itu. Kulihat David juga sangat senang karena lega juga aku akhirnya memutuskan untuk berterus terang dan jujur pada diri sendiri. David tidak pernah menyinggungku malahan selalu menerima keadaanku, yang mungkin berbeda ini.

Be My EndlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang