Hari sakral itu hanya tinggal beberapa saat lagi karena aku dan Rena sudah sepakat tentang semuanya bahkan kehidupan kami setelah resmi menikah nanti. Setelah drama yang panjangan akhirnya muncul kata sepakat itu. Tapi memang dasarnya Rena bukan orang manja dia bersih keras tetap bekerja tapi dikantor cabang yang lain, karena aku memutuskan untuk memberinya satu cabang perusahaan.
"Honey...." panggilku saat ini kami berdua berada dihalaman belakang rumah
"Hmmm ya kenapa?"
"Kamu ga nyesel nanti kalo udah resmi jadi istriku?"
"Iya nyesel juga sih" jawabannya sontak membuatku terkejut
"Ma maksud kamu gimana? Aku cinta sama kamu..."
"Nyesel kenapa ga dari dulu mama jodohin kita" katanya lagi sambil meledekku dan mencubit perutku karena gemas
"Hampir aja aku patah hati nih" ucapku menggodanya
Kami terdiam setelahnya dan sibuk dengan pikiran masing-masing selama beberapa saat. Lalu aku menatpkan dengan penuh cinta dan terbawa suasana aku mencium bibirnya.
"Keniiiiiiii......" astaga itu teriakan mami yang membuat kami berdua tertawa dan tersipu malu karena kepergok mami
"Kalian jangan mesum ditempat umum ya lagian udah malam nanti aja setan gangguin kamu lagi" kembali mami berteriak dan aku mengajak Rena masuk kedalam
Benar juga kata mami tadi sebelum aku terbawa suasana karena aku sudah bertekat tidak akan melakukan apa-apa sebelum kami resmi menikah. Dan wejangan itu juga yang selalu mami ingatkan padaku.
Doaku sekarang adalah agar aku dan Rena menjadi pasangan yang saling mencintai dan saling setia hingga Tuhan sendirilah yang memisahkan kami.
••••••
Malam ini kami semua sekeluarga akan berangkat dan aku mengajak David agar turut serta dihari bahagiaku, begitu juga dengan Rena yang memboyong semua keluarga dan sahabat baiknya.
Dipesawat aku dan Rena duduk bersebelahan. Mami dengan mama Elsa duduk tepat disamping kami hanya berseberangan.
"Kamu ngapain sih pake naik yang vip segala mana ini banyakan" celoteh Rena
"Biar nyaman aja honey kalo ekonomi kan sempit lagian kita lama loh terbangnya" aku mengingatkan
"Ya tapi kan..." belum selesai Rena bicara aku sudah menciumnya
"Honey aku ga bakalan bangkrut kok" kataku dan terkekeh
"Ya terserah kamu lagian emang udah disini.."
Karena merasa bosan akhirnya aku memutuskan untuk tidur dan kulihat mami dan mama Elsa juga sudah terlelap.
Setelah perjalanan yang cukup lama dan membosankan akhirnya kami semua tiba dengan selamat di Paris Charles de Gaulle Airport, bandara international dan terbesar kedua dinegara ini. Aku segera mengaktifkan ponsel dan menghubungi pihak hotel untuk bertanya perihal penjemputan kami.
"Bienvenue, comment s'est passé votre voyage?" Sopir yang menjemput menyapa kami semua
"très fatigant" jawabku
"Je l'ai emmené directement à l'hôtel" jawab sopir tadi sambil memasukkan koper kedalam bagasi
Yang aku butuhkan sekarang hanyalah sebuat tempat tidur karena walaupun sudah duduk dibangku vip sekalipun tetap membuatku lelah. Melihat wajah Rena juga aku merasa kasian karena kelelahan begitu juga wajah yang lainnya. Untung saja aku sudah booking hotel untuk satu minggu kedepan dan itu pun kejutan untuk mereka semua.
Sampai dihotel aku langsung checkin dan diantar menuju kamar, aku meminta agar kami semua berada dalam lamtai yang sama. Setelah beres aku langsung melempar badanku keatas kasur.
"Mandi dulu sana badanmu kotor sayang" itu Rena yang persis sekali seperti mami cerewet
"Hmmm kamu duluan deh ya..."
"Kamu duluan sana cepat atau mau tidur diluar aja kalau ga mau nurut" Rena malah balik mengancam
Dengan langkah malas aku pun masuk dalam kamar mandi, setelah 10menit kembali keluar dalam keadaan segar. Melihat Rena sedang duduk disebuah banch panjang dengan secangkir teh hangat.
"Segar kan? Ini teh buatmu, aku mau mandi dulu" ucapnya dan menciumku sekilas
Aku tersenyum dan membayangkan setiap hari akan seperti ini terus kedepannya. Karena lelah dan tak bisa menahan ngantuk padahal selama dipesawat aku juga tidur, aku terlelap.
Merasakan ada yang mengusap kepalaku akupun terbangun dan melihat Rena disampingku dengan sebelah tangan mengusap kepalaku, sebelah tangannya lagi memegang remot TV.
"Kenapa bangun?" Tanya Rena
"Emm lapar" sahutku
"Pesan aja mau?"
"Makan diluar aja sekalian sama semuanya, masa udah jauh-jauh kesini cuma makan nasi goreng"
"Issss nyebelin kamu tuh, ya udah aku ke kamar mama sama mami dulu nanti kamu susul kita dilobby"
"Yoiii nyonya boss..." jawabku sambil bergaya memberinya hormat dan beranjak ke kamar mandi untuk bersiap
Sudah sampai disebuah restaurant yang cukup terkenal dikota ini. Sudah tidak ada lagi wajah lelah diantara kami semua, yang ada adalah kebagiaan dan canda tawa. Sungguh aku sangat bersyukur memili keluarga yang sangat harmonis dan juga saling mendukung seperti ini.
"Ken ngomong-ngomong kita berapa hari disini? Jujur gw tetep kepikiran kantor pusat" ucap David bertanya
"Seminggu doang" jawabku santai sambil mengunyah makanan
"Gila lama amat woiinngapain gw ikut lu honeymoon...." ucap David sambil melempar napkin tepat kekepalaku
"Uhuuukkk uhuuuukkk" karena kaget aku jadi tersedak makanan yang belum sempat kutelan dengan sempurna
"Astaga sayang ini minum dulu, David bisa lebih sopan?" Aku melihat tatapan Rena yang menajam pada David dan juga penuh dengan tekanan
"Hehe ma maaf reflek tadi... ehh udah ga panggil pak lagi gitu bisa ya harus nyakitin Keni dulu" David menimpali dengan candaan
Semua larut dalam obrolan mulai dari yang serius sampai obrolan absurd karena David selalu memulainya. Mami dan mama kami juga ikut larut suara tawa yang sangat renyah ditelingaku.