2

5.1K 346 1
                                    

Dikantor aku tidak terlalu intens bergaul dengan pegawaiku bukan karena merasa aku adalah pemilik, melainkan karena mereka terlihat sangat canggung saat ada aku. Bahkan pernah beberapakali ktika aku masuk terdengar mereka sedang bergosip ria, ya siapa lagi yang mereka bahas tentunya adalah aku orang yang menggaji mereka. Walaupun begitu aku juga memikirkan bagaimana cara menghentikan mereka bergosip disaat jam kerja.

"Ken.. besok rencananya sih pada mau kepantai aja" kata David yang memberitahuku hasil meeting dengan semua karyawan

"Ohh..." jawabku singkat sembari memainkan jari dikeyboard laptop

"Heiiiii wahai nona pemilik Elven Group yang terhormat bisakah anda mendengarkan bawahanmu yang sangat kasihan ini....." ucap David dengan nada kekesalannya dan duduk disofa dengan kasar

"Biasa aja kali Bapak David.... " aku membalas lagi dan kali ini aku menghentikan aktifitasku kemudian memperhatikan topik pembicaraan

Lalu kami membahas bagaimana acara dan membahas tentang anggaran serta beberapa keperluan untuk akomodasi lainnya.

Ternyata lumayan menyita waktu juga sampai waktu menunjukkan pukul 5 sore. Kalian jangan heran kenapa aku ikut disibukkan dengan mengurus semua hal yang ada dikantor, karena aku sangat berhati-hati mengelola usahaku. Dan kalau diam dirumah pasti mami sangat banyak bicara terkadang membahas yang tidak terlalu penting.

Diluar kantor hujan lebat aku memandang guyuran air turun dari ruanganku yang berada dilantai tujuh gedung ini. Aku berdiri sambil memasukkan kedua tangan kedalam saku celana. Cukup menikmati pemandangan diluar yang tampaknya mengguyur seluruh kota. Kulihat juga awan masih berkumpul bersamaan dengan kilat dan petir yang bersaut sautan.

Sekitar jam 7 malam aku baru turun melangkahkan kaki keluar ruangan menggunakan lift menuju lobby. Sampai dilobby aku merasakan ponselku bergetar tanda ada panggilan masuk.

"Ya kenapa?" Jawabku malas

"Kenapa suaramu begitu? Jangan bilang kamu masih dikantor?"

"Iya baru mau pulang" jawabku lagi

"Cepat pulang Keniiiii cuaca sedang buruk" astaga mami sedikit berteriak

Kalian lihat lucu bukan aku yang sudah setua ini masih saja diperlakukan layaknya anak masih duduk dibangku sekolah oleh orangtuaku. Ya karena aku anak tunggal dikeluargaku dan juga sebagai pewaris semua aset dan bisnis yang dimiliki oleh kedua orangtuaku.

Aku melangkahkan kakiku keluar pintu kaca yang besar terbuka lalu angin malam yang sangat dingin menerpaku. Segera aku merogoh kantong celana mengambil kunci mobil. Saat akan memasuki mobil, sudut mataku menatap seseorang yang sedang beridiri dengan melipat tangannya mungkin karena udara sangat dingin. Beberapa menit aku diam dan menatapnya dan bertanya dalam hati apa yang dilakukannya bukankah jam kantor sudah berakhir jam5 sore tadi.

Aku berjalan pelan mendekatinya dengan perlahan agar tidak mengagetkannya.

"Halo.... maaf sedang apa disini?" Aku bertanya padanya dan ternyata membuatnya terkaget dan menoleh padaku

"Ohh maaf ya mengagetkan saya tidak bermaksud begitu...." kataku lagi

"Iya iya gpp... maaf bapak siapa?" Dia malah bertanya balik dan dengan mimik wajah sedikit tidak nyaman

"Apa kamu bekerja disini?" Aku pun melontarkan lagi pertanyaan dan membuatnya mengngernyitkan dahi

"Iya saya bekerja disini juga, maaf bapak belum menjawab pertanyaan saya.."

"Iya saya bekerja disini juga... kamu kenapa belum pulang?"

"Ah iya saya biasa pulang dengan kendaraan umum jadi belum bisa pulang pak..." jawabnya sambil tersenyum kecil

Aku melihatnya ada sedikit rasa kasihan karena tidak tau juga hujan akan berhenti kapan. Dengan sopan aku menawarkan tumpangan agar dia bisa pulang. Awalnya dia menolak tapinkarena hari sudah semakin larut akhirnya dia menerima tawaranku.

Tidak ada percakapan selama didalam mobil dan juga tidak banyak bertanya takut dikira tidak sopan. Dan lagi sepertinya dia pegawai baru karena tidak mengenalku.

Setelah sampai didepan rumahnya dia pun turun dan mengucapkan terima kasih.

"Terima kasih bapak sudah repot mengantarkan saya.." ucapnya sopan

"Santai saja kebetulan juga searah.."jawabku

"Oh iya kalau boleh tau nama bapak siapa? Saya Rena...."

"Oke Rena... panggil saja saya Keni... kalau begitu saya permisi dulu.."

"Baik pak terima kasih sekali lagi sudah merepotkan...."

Aku kemudian menginjak pedal gas dan segera pulang kerumah.

Sampai dirumah mami sudah menyambut dengan ocehannya dan menyuruhku makan malam terlebih dahulu.

"Ken mami mau ngobrol dulu sebentar..." kata mami

"Ya apa tuh mi kok kayanya penting..."

"Kamu sudah cukup umur apa masih belum ada calon yang mau dikenalkan ke mami?"

"Haduuhh Keni sibuk mi ga sempet cari jodoh.."

"Iya tapi mau sampai kapan kamu hidup sendiri tuh hidup kamu ga beraturan..."

"Mami pengen Keni bawain menantu perempuan atau laki-laki?"

"Terserah kamu aja suka yang mana mami ga pernah ngelarang kamu bergaul dan berhubungan dengan siapapun selama tidak membawa pengaruh buruk..."

"Belum ada tuh yang mau sama Keni mi hehehe..."

"Dasar anak nakal selalu godain mami, cepetan cari mantu mami pengen gendong cucu kaya temen-temen mami yang lain..."

Sudah sangat sering mami menanyakan hal itu ya mungkin karena beberapa faktor, salah satunya banyak teman mami yang sudah punya banyak cucu yang sering dibanggakan kalau sedang arisan atau acara lainnya.

Be My EndlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang