Renata POV
Tiga hari yang lalu aku meminta ijin pada mami untuk bisa pulang dan menginap beberapa hari dirumah mama. Awalnya aku tidak menceritakan alasanku yang sebenarnya, hanya saja karena naluri seorang ibu pasti tau kalau aku sedikit mnutupi.
Akhirnya aku menceritakan semua saat sudah sampai dirumah mama. Dari sorot matanya menggambarkan sebuah kekecewaan. Aku melihat mami sampai menitihkan air mata.
Tidak tega sebenarnya melihat mami seperti ini dan banyaknya kata maaf yang dilontarkan kepadaku dan juga pada mama menunjukkan bagaimana keadaan mami saat itu. Dan mami menyuruhku terap tinggal dirumah mama karena mami berniat memberi pelajaran pada Keni. Aku sempat menahan mami untuk tidak memarahinya karena Keni sedang sakit saat itu. Tapi mami tetap dengan pendiriannya.
"Makan dulu Ren.." panggil mama
Aku mengikuti arah mama kemeja makan. Dan hanya beberapa suap aku sudah meletakkan sendok diatas piring.
"Kenapa ga dihabiskan ingat kamu hamil sekarang" nasehat mama
"Ahh iya ma nanti lagi aku makan" ucapku
"Kenapa? Kamu sakit?" Tanya mama yang terlihat khawatir
"....." aku hanya menjawab dengan anggukan dan memgang perutk yang sepertinya kram
"Mama telpon Keni ya"
"Jangan.... jangan ma aku udah baikan kok, aku tiduran aja dikamar" ucapku dan mama hanya mengangguk menatapku kasihan
Malamnya aku mendengar suara mobil masuk ke garasi dan tidak lama terdengar suaranya. Ya suara yang tidak aku dengar selama tiga hari ini. Hanya sama-samar yang bisa kudengar karena aku berada didalam kamar. Karena merasakan nyeri diperutku aku mencoba untuk tidur.
Samar-samar aku merasa ada yang masuk kedalam kamar dan mendekat ke tempat tidur. Dari aroma parfumnya aku tau ini adalah Keni. Aku tetap dalam posisi tidur dan menutup mata. Tak lama kurasakan sesuatu yang hangat menyentuhku dan mengecup keningku. Tanpa suara, tapi aku merasakan itu adalah tindakan yang sangat tulus. Dan tak lama kudengar pintu ditutup, pasti dia sudah pulang sekarang.
Tengah malam aku merasa haus jadi aku keluar kamar dan berjalan menuju dapur. Saat melewati ruang tengah aku melihat Keni masih berada disini. Posisi sender disofa dengan salah satu tangannya menutupi matanya. Segera aku masuk ke kamar mama dan membangunkan.
"Itu itu kenapa dia ga pulang?" Tanyaku pada mama
"Dia?? Keni maksud km Ren?" Tanya mama dan aku hanya mengangguk
"Ohh tadi mama suruh masuk ke kamar kamu tapi ga mau takut ganggu kamu, mama suruh makan juga ga mau, mama jadi kasihan" ucap mama
"Kenapa ga mama suruh pulang aja" kataku lagi
"Sebentar aja katanya tadi pusing jadi ya begitulah....coba kamu ajak tidur dikamar kelihatannya Keni lagi sakit, coba kamu bicara baik-baik dulu jangan berbuat seperti ini, kamu lihat keadaannya berantakan" ucap mami lagi
"Oohh.." jawabku dan keluar lagi
Karena aku juga sangat merindukannya aku mendekat dan melihatnya dari dekat. Sepertinya dia tidur tapi kenapa tadi dia bilang pusing. Aku mencoba menyentuh kepalanya dan mengecup keningnya.
Astaga badannya demam.
"Hei bangun...." aku membangunkan Keni
"........" dia tidak menjawab hanya beerdeham saja dan membuka matanya lalu menatapku
Aku pun tidak melakukan apa-apa hanya memandangi wajahnya yang memang terlihat pucat dan matanya merah. Rambutnya berantakan tidak seperti yang aku kenal, oh Tuhan apa aku sekarang jahat karena mengabaikannya.
"Ma maaf... aku pulang sekarang" katanya dan mencoba berdiri
"Tidur dikamar" ucapku singkat dan tetap menatapnya
"Aku aku gapapa kok maaf ganggu kamu" jawabnya lagi
"Tidur dikamar kataku" aku sedikit berteriak padanya dan dia hanya menuruti tanpa berkata apa-apa lagi
Dikamar dia lantas membuka baju dan celana dan menggantinya dengan baju tidur. Aku menatapnya tanpa henti karena aku sangat merindukan orang menyebalkan yang ada dihadapanku ini. Aku pun keluar ke dapur untuk mengambil peralatan dan mengompres agar demamnya segera turun.
Air mataku akhirnya turun melihat kenyataan, dia sakit dan tidak berusaha memberitahuku. Aku tidak kuasa menahan isakan dan ternyata membangunkan Keni.
"Ma maaf ya" dengan suara parau dia berbicara
"Tidur aja biar aku kompres, kalau sampai besok ga turun panasnya kamu harus periksa kedokter" ucapku
Sepertinya Keni sekarang jadi penurut karena sedari tadi tidak bantahan sedikitpun. Karena kurasa panasnya berangsur turun aku pun tidur disebelahnya.
Paginya aku bangun terlebih dulu dan kedapur untuk membuatkan bubur. Mami melihatku sedikit heran dan itu tertangkap oleh mataku.
"Buat Keni ma.." ucapku sebelum mama bertanya banyak
"Ikatan batin ternyata" ucap mama yang membingungkan
"Maksud mama gimana?"
"Ya ikatan batin, seharian kemarin juga anak kamu rewel kan itu karena ternyata Keni sakit" jelas mama yang juga menyadarkanku
Setelah selesai menyiapkan sarapan aku kembali lagi ke kamar dan kulihat Keni masih tidur. Aku tidak membangunkan dan aku beralih membaca majalah.
"Maafin aku ya" aku terkaget karena suara Keni yang sudah berada didekatku
"Kalau masih sakit tidur aja lagi, itu aku siapkan makan juga buat kamu" ucapku
"Maaf... aku sadar sudah mengecewakan orang tua kita, mengecewakan kamu dan mengecewakan anak kita.." ucapnya
"Aku udah maafin kamu, jadi kamu sekarang makan ya... "
Keni hanya mengangguk lalu berdiri dan menuju kamar mandi, serelah keluar memang wajahnya terlihat lebih segar.