Keni POV
Jantungku terasa berhenti berdetak melihat Rena menggelengkan kepalanya. Rena menolakku batinku dan aku mendadak lemas.
Tapi tak berselang beberapa saat kemudian Rena menjawab dia mau.
Thanks God finally, ucapku dalam hati.
Petasan dan kembang api dilangit juga ikut meramaikan malam ini. Malam sungguh sangat istimewa untukku.
"Thank you and i love you so much honey" bisikku ditelinga Rena ya wanita ini sudah menerima lamaranku beberapa menit yang lalu
"Kamu tega padaku, harusnya aku menolakmu saja" ucapnya dengan lirikan sadis
"Itu ide dari David sayang... jangan marah ya karena malam ini kita harus bahagia"
"Wahhh akhirnya dapet jodoh juga lu" itu David yang datang dan menyodorkan satu botol beer
"Ide gila lu hampir bikin gw patah hati..."
"Rena selamat ya dan sekarang tugasku selesai sudah, karena Keni menjadi tangung jawabmu"
"Ee ee maaf untuk yang tadi" ucap Rena dan aku menaikkan sebelah alisku tanda tak mengerti
"Jaga dan selalu cintai Rena ya karena cintanya besar banget buat lo, dan untuk pertama kalinya gw lihat Rena marah hahaha" ucap David dan membuat Rena malu dan membenamkan wajahnya kebahuku
Malam yang sangat luar biasa ini adalah sejarah baru dalam hidupku. Melihat kembang api dilangit sambil memeluknya adalah hal romantis yang belum bernah aku rasakan sebelumnya.
Dalam hati aku selalu memanjatkan doa pada yang kuasa agar selalu memberi kami jalan untuk suatu tujuan baik.
Bukan pertentangan dari keluarga tapi justru dukungan penuh. Aku melihat mami yang sangat bahagia bahkan sesekali mengusap air mata, ya air mata bahagia tentunya. Begitu juga dengan tante Elsa yang tidak mau lagi dipanggil dengan sebutan tante, beliau memintaku untuk memanggilnya dengan sebutan mama.
Sempat terpikirkan untuk tidak melanjutkan hubungan ini, bukan karena aku tidak cinta tetapi karena lingkungan. Takut sesuatu yang buruk terjadi pada Rena, ya aku hanya khawatir akm keadaannya.
Tapi sekarang takdir menyatukan kami walaupun terlihat salah dimata orang lain, tapi aku bersyukur memiliki keluarga yang mau menerimaku apa adanya.
"Udah pelukannya inget ada ge tuh...." David melempar tulang ayam tepat mengenai kepalaku
"Isss jorok banget sih lu... jaga image dikit bisa ga sih ada Rena nih..."
"Udah gapapa kok sayang kan David bercanda, yuukk kita kumpul sama mereka..." kata sayang itu jadi perhatianku
"Hahh kamu panggil aku sayang tadi kan? Aku ga salah dengar.."
"Iya sayangku..." ucapnya lagi dengan nada lembut yang membuat dadaku berdesir
Tak terasa sudah menjelang pagi dan kami semua memutuskan untuk menginap dirumah David. Kasihan mami dan mama yang terlihat kelelahan dan sedari tadi sudah tidur duluan.
Aku tidak tidur sekamar dengan Rena karen masih asik ngobrol dengan David. Banyak hal yang kami bicarakan entah itu urusan pekerjaan dan tentang hubungan baru dengan Rena.
•••••
Genap sudah satu bulan berlalu setelah aku melamar Rena dihadapan kekuarga. Hari ini dikantor semua tampak-biasa saja begitu pun Rena yang masih kekeh tidak mau pindah bagian. Tapi kebiasan baruku adalah selalu menyempatkan diri keruanan Rena hanya untuk mengajaknya makan siang bersama.
Memang pemandangan itu terkadang terlihat aneh pada awalnya karena sejak aku bekerja dikantor ini tidak pernah menginjkkan kaki ke ruangan manapun selain ruanganku dan ruangan David.
Banyak mata memandang dan karena mereka tau bahwa aku sangat tidak suka dipandang aneh karena aku adalah pemilik gedung dan perusahaan ini akhirnya mereka pun tidak lagi melakukannya.
Siang ini kami hanya berdua yang pergi makan siang karena David ada urusan diluar kantor.
"Kamu yakin ga mau pindah bagian aja honey?" Tanyaku lagi
"Astaga Keni sayang ini mungkin pertanyaan yang keberapa ratus kali...." jawab Rena sedikit melotot padaku dan aku hanya terrawa kecil melihat reaksinya
"Huuumm yaa yaa tapi aku masih mau kamu pindah aja keruangan aku hehehe"
"Sudah deh aku ga mau menimbulkan kecemburuan sosial apalagi aku orang baru"
"Tapi kamu tuangan aku kan jadi terserah aku mau ngapain aja, apalagi aku ini pemiliknya mereka ga bisa protes tentang keputusanku"
"Ternyata kamu cukup egois juga Keni" ucapnya dan melemparkan tatapan tajam padaku
"Biar semua orang dan seluruh dunia ini tau kalau kamu Renata adalah milikku"
"Bersikaplah dewasa sayang karena sampai kapanpun aku memang milikmu seorang" ucapnya sambil mengusap lembut tanganku
Aku terdiam dan menuruti kemauannya ya mungkin hanya untuk sementara waktu. Karena aku menginkan Rena menjadi milikku seutuhnya dan tidak sabar mengumumkan pada semua orang.
Pernah waktu itu aku memintanya berhenti bekerja dari kantor tapi bukannya mengiyakan Rena malah marah besar dan mendiamiku seharian.