10

3K 233 0
                                    

Renata POV

Entah apa yang marasuki otakku sampai dengan beraninya aku mengatakan tentang isi hatiku padanya ya pada Keni. Sosok yang tiba-tiba saja masuk dan hadir dihidupku. Semua sudah diambil olehnya tak bersisa. Semua isi kepalaku dan juga hatiku.

Banyak pertentangan dan perdebatan sebelum aku meyakinkan diriku sendiri sebelum aku berani berkata-kata.

Beruntungnya aku memiliki seorang teman baik seperti Luna karena tidak ada hujatan dan ujaran kebencian yang dia lontarkan kala itu. Hanya dukungan yang memang sangat tulus diberikannya untukku.

"Ee eeemm ma.. bisa bicara sebentar?" Tanyaku pada mama yang sedang berada dihalaman belakang rumah

"Ya bicara saja sayang.."

"Rencana mama dan tante Melani waktu gimana? Serius mau melanjutkan perjodohan aku dan Keni?"

"Tentu saja Rena sayang... tapi mama dan tante Melanie sudah menyerahkan semua keputusan ada ditangan kalian berdua karena mama tidak mau memaksakan kehendak.. karena yang kami inginkan adalah kebahagiaan untuk anak kami.. ehh kenapa kamu tiba-tiba bertanya tentang ini?"

"Ehh itu eee solnya aku sama Keni sudah..." aku memikirkan kata-kata yang pas tapi mama langsung memelukku

"Kalian sudah berpacaran kan?"

Mama masih memelukku dan membelai lembut kepalaku. Dan ternyata mama sudah tau kabar tentang aku dan Keni dari tante Melanie, tepat dimalam saat kami berdua mengikatkan hati dan perasaan.

Mama terlihat bahagia tapi aku belum berani untuk melangkah kehubungan yang lebih jauh lagi. Ya karena aku tinggal dinegara yang masih tabu tentang hubungan seperti ini. Bahkan norma-norma dilingkungan masyarakat yang sangat membenci hal ini.

Aku dan Keni juga sepakat kalau kami akan bersikap biasa-biasa saja ketika berada dilingkungan luar, terutama ketika kami berada dikantor. Aku tidak mau menimbulkan spekulasi jelek karena Keni adalah pemilik perusahaan dan aku hanyalah pegawai biasa.

Setiap hari aku selalu diantar dan dijemput oleh Keni dengan alasan naik kendaraan umum tidak aman. Tapi setibanya dikantor kami jalan seperti atasan dan bawahan.

"Ehh Ren kamu denger gosip dari anak marketing ga?" Itu Jeni yang heboh langsung duduk disebelahku

"Dikantor ini semua memang tukang gosip Jen udah cuekin aja kalau ga penting" jawabku sambil menyalakan komputer dimeja kerja

"Masalahnya mereka sebut nama kamu trus sama nama si big bos alias Keni, mereka sering liat kalian berdua barengan terus.." kata Jeni yang membuatku terkejut seketika

"Ya sudah anggap aja mereka itu fans..." jawabku berkelit

"Ihhh tapi mereka bilang kamu itu aneh dan eeee ga normal" Jeni sedikit ragu menatapku

Sejak percakapanku dan Jeni pagi tadi aku jadi tidak bisa konsentrasi bekerja. Harus bagaimana sekarang karena kalau menceritakan pada Keni pasti sangat tidak enak lagi pula kami belum benar-benar resmi.

Seharian ini aku berusaha untuk terlihat biasa-biasa saja saat berada dilingkungan kantor.

"Halo Ren bisa keruangan saya sebentar.." itu telepon dari pak David entah kenapa tiba-tiba saja mencariku

Aku bergegas menuju ke lantai tujuh dan keruangan pak David.

"Silahkan duduk dulu Ren..." sapanya

"Maaf pak kalau boleh tau ada masalah apa sampai bapak memanggil saya..."

"Jangan terlalu formal disini kan cuma kita berdua, cukup panggil saya David oke.."

"Tapi.."

"Ah ya sudah terserah kamu tidak jadi masalah mau panggil kakek juga hehe" David malah mengajak bercanda

"Yang jelas bukan masalah pekerjaan, ini tentang kamu dan Keni... to the point aja ya aku tadi ga sengaja dengar ada beberapa orang ngomongin kalian.. tapi tenang aja aku ga masalah kok karena yang aku takutkan itu Keni.."

"Ma maksudnya bagaimana ya?" Tanyaku karena perkataan David memang mengambang

"Keni pasti marah besar dan aku ga tau bakalan gimana nasib mereka semua kalau sibig bos itu turun tangan.. satu hal yang harus kamu tau dan kamu ingat tentang Keni adalah dia akan sangat melindungi orang yang disayangi apapun taruhannya bahkan nyawanya sekalipun.. kamu dan mami adalah kehidupan untuk Keni sekarang.. " belum sempat David menyelesaikan perkataannya tapi pintu sudah terbuka secara kasar

"Kumpulkan semua orang dibagian marketing sekarang juga David... " ya itu suara Keni dari raut mukanya terlihat sangat emosi dan tatapannya sangat berbeda bahkan David langsung gugup dan menuruti perintahnya

"Tapi Ken lu ga bakal aneh-anehkan? Ini bisa diomongin baik-baik atau..."

"SEKARANG DAVID INI PERINTAH!!!" Keni memang sudah sangat marah

"Oke-oke lu tenang dulu ya Ken... inget ada Rena disini" kata David sambil melihatku yang sudah terduduk kaku karena tidak menyangka akan seperti ini

Keni, David dan tentunya ada aku yang sekarang berada diruang meeting, melihat kejadian ini rasanya membuat lututku tak mampu berdiri tegak.

"Kamu duduk aja ya.." ucap Keni lembut menatapku

"KALIAN SEMUA SAYA PECAT !!!!!" aku tidak percaya dengan apa yang baru saja kudengar begitu marahnya dia hanya karena beberapa orang membicaranku

"Astaga Ken calm down brother.." ucap David yang berusaha menenangkan Keni

"Kalian semua bersikap seperti orang yang tidak berpendidikan, apa yang kalian bicarakan dilingkungan kantor tidak ada hubungannya dengan pekerjaan kalian.."

"Ma maafkan kami pak Keni, pak David kami tidak akan mengulanginya lagi.." unar salah seorang dari mereka sambil membungkukkan badan

Aku memberanikan menyentuh tangannya dan mencoba menenangkan. Karena aku tidak mau menimbulkan masalah baru yang justru lebih besar dari ini.

David melihat reaksiku dan mencoba berbicara pada Keni bahwa ini sedikit keterlaluan kalau harus memecat mereka semua karena mungkin hanya beberapa orang saja yang melakukannya.

David terlihat lebih santai menghadapi situasi seperti ini jadi dia berusaha untuk tetap bijaksana dalam mengambil keputusan termasuk dalam bertuturkata pada Keni.

"Begini saja sekarang semua kembali bekerja dan tolong jaga sikap dan jaga bicara juga selama kalian masih berada dilingkungan kantor ini" ucap David menengahi kegaduhan ini

Keni menarik tanganku sedikit kasar keluar ruangan dan tetap menggandeng tanganku sampai menyuruhku masuk dalam mobil.

Be My EndlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang