Hari pertama kami diParis adalah liburan bersama mengitari kota dan melakukan banyak hal. Berbelanja di sebuah mall yang cukup besar dan beberapakali perutku mendapat cubitan karena terlalu banyak menghamburkan uang. Pergi ke tempat bermain, kami sangat menikmati liburan ini. Karena kesibukan dikantor aku memang jarang mengajak mami pergi berlibur. David juga sama jarang mengajak Maya berlibur, dan sekarang adalah saat yang begitu tepat kurasa.
"Mau naik itu?" Tanya Rena yang menunjuk ke wahana bianglala sangat besar yang seketika membuat bulu kudukku berdiri
"Hahaha Keni itu takut tinggi Rena..." teriak David dan Maya bersamaan
"Biasa aja kali ndroooo seneng banget buka aib orang" celetukku
"Maaf sayang aku belum tau hal ini"
"Ya its oke tapi boleh kok dicoba kan ada kamu" jawabku tak ingin membuatnya kecewa
"Awas modus Ren..." kata David lagi sambil tertawa puas
Setelah aku meyakinkan Rena bahwa aku baik-baik saja akhirnya kami semua naik bianglala. Banyak sekali Rena mengambil foto untuk mengabadikan moment ini. Sesudah itu kami lanjut lagi ke acara yang lainnya sebelum menutup hari ini dengan makan malam.
"Besok udah ga sendiri lagi ya boss Keni" ledek David yang duduk tepat dihadapanku
"Iya dong udah ada selalu nemenin" tambah mami
"Kalian harus saling menjaga ya anak-anakku" ucap mama Elsa
"Iya makasih buat semuanya" ucap Rena terharu dan menggandeng tanganku
"Udah siap tempur nih Keni hahaha" kembali suara David yang mendominasi meja ini dan beberapa sorot mata dari pengunjung lain melihat kearah kami
Belum terlalu malam mami menyuruh kami semua beristirahat karena besok adalah hari yang melelahkan. Sampai didepan kamar hotel kamu meucapka selamat beristirahat bergantian.
••••
Renata POV
Setengah tahun yang lalu aku mengenalnya dan tidak begitu banyak kejadian yang menguras tenaga atau pikiranku. Keni sosok yang baik dan tentunya sangat bertanggung jawab bahkan terlihat dari caranya memperlakukan mami itu adalah bukti bahwa Keni adalah tipe orang yang sayang keluarga, walaupun waktunya memang banyak dihabiskan untuk mengurus perusahaan. Seandainya papinya masih ada beliau pasti bangga memeiliki anak sebaik Keni.
Malam ini adalah malam terakhir dimana aku menyandang status sebagai perempuan lajang. Besok adalah hari besar untuk keluarga dan khususnya untukku dan Keni. Jujur aku tidak menyangka sebelumnya akan bertemu dengan seorang Keni yang sama denganku perempuan juga. Awal mulanya memang aku merasa ketakutan atas tanggapan orang lain. Tapi beruntungnya aku memiliki Keni yang dengan sabar selalu memberiku semangat dan tidak pernah memaksakan kehendak.
Sampai dimana Keni dengan serius membicarakan keinginannya untuk kami bisa menikah. Aku memantapkan hati dan pikiranku. Ya ini adalah hidupku dan segala sesuatu ada ditanganku sendiri. Orang hanya akan berbicara banyak tanpa melakukan apapun.
Sangat besar harapanku untuk kami berdua bisa hidup dengan bahagia dan memiliki kehidupan yang memang kami inginkan. Mewujudkan satu demi satu mimpi kami berdua.
"Sayang kamu belum tidur?"
"Sebentar lagi honey belum ngantuk"
"Sini deh dikasur aja rebahan, seharian kamu pasti capek"
"Makasih ya kamu mau menerima semua kekurangan aku, berapa kalipun aku bilang makasih ga akan pernah cukup"
"Cukup dengan kamu serius seperti ini sudah membuatku yakin atas semua pilihanku"
"Besok kamu resmi menyandang nama keluargaku dibelakang namamu"
" iya itu pasti kan aku besok jadi istrimu, aku harap kita akan hidup bahagia berdua dan bersama mereka semua termasuk mami dan mama"
"Ehh iya aku sebenernya belum tau alasan mami jodohin aku sama kamu, kamu pernah nanya mama?"
"Sudah pernah tanya tapi jawabannya kurang memuaskan biasalah alasan kuno, karena mereka berdua bersahabat"
" hmmmm ya udah mungkin memang belum saatnya kita tau"
"Kamu kepikiran hal itu? Jangan-jangan kamu besok lupa lagi soal janji nikah"
"Ga terlalu kepikiran honey, sudah aku ingat semuanya sampai ke titik komanya"
Aku memperhatikan dengan seksama detail wajah Keni, perempuan yang sudah membuatku jatuh cinta. Tampan, tidak seperti perempuan lainnya yang sangat feminim.
Kubelai lembut pucuk kepalanya agar bisa beristirahat.
•••••
Pagi ini semua tampak sibuk dengan segala persiapan masing-masing. Saat ini aku sedang dikamar mami dan Keni berada dikamar kami, karena harus bermake up. Jantungku berdegup lebih cepat karena ini adalah hari besar.
"Huuuumm cantik sekali menantu mami" mami yang memujiku
"Makasih mi sudah nerima Rena" ucapku
"Mami yang harus berterima kasih karena menerima Keni dan lagi kalian juga cocok"
"Sudah siap semuanya ayo keluar langsung ketempat acara" mama menggandeng tangan kanan dan mami menggandeng tangan kiriku
Kami semua sudah turun ke lobby dan segera masuk kemobil karena acara tidak dilakukan dihotel melainkan ditempat lain sesuai keinginan Keni.
Aku melihat Keni dan tersenyum karena hari ini untuk pertama kalinya dia memakai setelan jas lengkap. Semakin tampan dan auranya terlihat dengan tubuhnyang tinggi dan tegap.