20

2.3K 147 0
                                    

Keni POV

"Selamat ya pak Keni programnya berhasil ..." ucap dokter dan membuatku sempat terbengong

"Sayang... sayaaang" Rena menyadarkanku dan aku langsung memeluknya

"Honey kamu hamil kita akan punya anak" kataku terharu

"Iya sayang"

Setelah dokter pulang aku segera memberitahu mami dan mama, mereka berdua tampak sangat bahagia mendengar berita ini. Mami memberi wejangan agar menjaga Rena dengan lebih ekstra karena hamil muda. Apalagi ini adalah anak pertama jadi kami harus banyak belajar dari mami dan juga mama.

"Rena hamil jadi gw bentar lagi jadi orang tua" ucapku bercerita pada David

"Wiiihhh selamat ya bro tapi lu harus jagain jangan sibuk sama kerjaan terus"

"Iya thank you David"

Hari-hari yang aku lalui berubah sejak Rena hamil karena ngidamnya kadang mmbuatku heran. Sering kali Rena meminta hal-hal yang konyol dan terkadang cukup sulit. Tapi mami selalu mengingatkan jadi aku mempunyai semangat lagi.

"Ken gimana jadi berangkat?" Tanya David saat masuk ruanganku

"Kalo emang harus gw ya tetap berangkat"

"Tapi Rena gimana ntar jadi masalah ga? Atau gw aja deh yang berangkat"

"Mereka kan mau langsung ketemu sama gw, daripada habis waktu biar cepet beres juga masalah ini"

"Tapi Rena hamil tua Ken ntar kepikiran gw jadi ga enak nih"

Aku membicarakan masalah kantor yang ada di Hongkong dan mami tidak masalah kalau aku memang harus berangkat lagi pula kandungan Rena masih diusia tujuh bulan.

"Sayang hati-hati ya cepat kabari aku sampai disana" ucapnya saat mengantarku ke bandara

"Iya pasti aku kabari, kamu juga jangan khawatirkan aku secepatnya pulang"

Sudah dua hari aku berada dihongkong mengurus masalah kantor cabang. Ternyata masalah yang terjadi cukup rumit jadi aku lebih lama berada disini. Selama terpisah aku dan Rena hanya hubungan lewat video call.

Pertemuan tertutup dengan perusahaan rival sungguh mengurah tenaga dan pikiran karena sampai saat ini belum menemukan kesepakatan.

Sampai sesuatu terjadi.

"Gimana?"

"Saya tidak bisa menyerahkan begitu saja ini perusahaan susah payah saya bangun" kataku sinis

"Hahaha lihat saja apa yang saya lakukan karena anda menolak penawaran saya" ucapnya sarkas dan penuh ancaman

"Saya tidak takut pada apapun tuan Harry" ucapku berdiri dan membalikkan badan hendak keluar

DOORRRR!!!!!!!

Suasana malam yang begitu dingin dan juga diaebuh rumah sakit banyak orang berlalu lalang menyelamatkan nyawa seseorang yang terbaring lemah dengan banyak alat media tertempel ditubuhnya.

"Mami tenang dulu mi.. harusnya David yang berangkat" sesal David yang berada dirumah dan menyampaikan berita buruk

"Keadaannya gimana?" Tanya mami sambil menangis

"Belum sadar mi, gimana Rena mi?" Tanya David lagi

"Jangan beritahu Rena...." ucapan mami yang sudah terlanjur terdengar saat Rena menuruni tangga

Tangisnya pecah seketika mendengar kabar yang sangat menyayat hatinya. Tanpa banyak berkata.

Ruang ICU disinilah aku berada karena luka tembak dibahu kiri nyaris menembus jantung.

"Sayang bangun kamu janji pulang cepat kan" tangisnya kembali pecah melihat orang yang paling dicintainya terbaring

"Sayang bangun aku kangen kamu" ucapnya lirih

Setelah berbicara dengan dokter akhirnya sekarang dikamar rawat, mami memaksa karena kondisi Rena yang sedang hamil.

Renata POV

Empat hari sudah aku menunggu mata itu terbuka. Entah seperti apa keadaanku sekarang karena yang aku pikirkan hanyalah Keni. Harusnya aku melarangnya pergi saat itu. Ini salahku juga.

"Sayang kamu bangun.... " aku melihat jarinya bergerak dan segera memanggil mami juga dokter

"Ibu tenang dulu biar saya periksa" kada dokter

"Mi.... " aku merengkuh dipelukan mami

Tiiiiiiiiitt!!!!! Suara mesin itu nyaring terdengar ditelingaku

Aku beranjak mendekati tubuh lemah itu tak percaya dengan apa yang kulihat.

"Maaf.. kami sudah berusaha tapi Tuhan berkehendak lain..." ucap dokter itu tengiang dikepalaku

"Keni banguuunnn, Keniii!!!!" Teriakku histeris tidak menerima kenyataan

"Ren sudah tenangkan, relakan..." ucap mami yang aku juga tau hanya pura-pura kuat

"Kenniiiii bangun sekarang kataku!!! " aku terus menggoncangkan badannya

"Aaargghhh... sa sakit...." aku merintih sakit dan meremas tangan Keni dengan sangat kuat

"Sa sakit sayang.... " rintihku lagi dan mami menekan tombol memanggil dokter

Dokter terburu-buru masuk ruangan dan terkejut melihat mesin bahwa denyut jantung Keni kembali. Aku berusaha menahan sakit dan mendekati tubuh Keni.

Tangisku semakin tumpah melihat kelopak mata itu perlahan terbuka. Kubelai lembut wajah pucatnya dan aku membisikkan

"I love you"

Tepat seminggu aku menemani Keni dirumah sakit. Dan sekarang Keni sudah sembuh hanya pemulihan saja.

"Sayang mau makan?" Tanyaku

"Maafin aku ya... anak kita gimana?" Tanya Keni sambil mengelus perutku yang sudah membesar

"Anak kita baik kok hanya kamu yang belum pulih"

"Harusnya aku yang jagain kamu dan anak kita" ucapnya lirih

"Kamu harus sehat demi aku dan anak kita" ucapku memberi semangat

Be My EndlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang