Prolog

1.6K 75 1
                                    

Suara langkah kaki terdengar nyaring di ruangan gelap dan lembab itu.

Ruangan itu memang ada pencahayaan tapi itu hanya di beberapa titik, itu pun hanya lampu bohlam berwarna Oranye.

Ruangan itu adalah penjara bawah tanah yang begitu luas, setiap sel berisi manusia-manusia putus asa.

Rata-rata mereka keluar sel itu dalam keadaan sudah menjadi arwah, mati kelaparan atau mati karena terbunuh.

Langkah kaki yang begitu tenang itu melewati satu persatu lorong-lorong penjara, setiap langkah kaki itu melewati satu sel mereka yang ada di dalam nya menghela nafas lega.

Bagi mereka lebih baik mati kelaparan dari pada mati di tangan pemilik langkah kaki itu, bagi mereka pemilik langkah kaki itu adalah Iblis.

Langkah itu berhenti di salah satu sudut penjara, di sudut itu ada sebuah pintu baja di jaga dua orang berbadan kekar dengan topeng besi lengkap dengan senjata laras panjang di tangan mereka.

"Dia ada di dalam bos." Ucap salah satu penjaga sembari membungkuk memberi hormat.

"Kerja bagus, buka pintu nya." Pemilik langkah kaki itu tak menggunakan suara asli nya, melainkan menggunakan alat pengubah suara, sedang kan tubuh nya tertutupi jubah hitam dengan tudung sekaligus topeng tengkorak terbuat dari baja.

Ketika ruangan itu terbuka sontak bau menyengat busuk tercium, ruangan itu adalah ruangan eksekusi.

Di dalam ruangan itu duduk seorang pria berusia sekitar 65 tahun dengan kaki dan tangan terikat pada kursi serta mata tertutup kain hitam.

"Tutup pintu nya atau kalian ingin melihat live action."

Mendengar perkataan bos nya, dua penjaga itu buru-buru menutup pintu, bagi mereka lebih baik berjaga di penjara bawah tanah ini seterusnya dari pada melihat kejadian di dalam ruangan itu.

"Pak tua ini nyenyak juga tidur nya."

Orang itu mengambil sebuah cambuk yang terbuat dari besi tajam tapi begitu lentur.

Cambukan mulai di lakukan orang itu ke pria tua yang tengah pingsan itu.

"Aaaaahhh." Suara kesakitan mulai terdengar dari mulut pria itu.

Selain merobek pakaian nya, cambuk itu mampu menyobek kulit nya begitu dalam sampai beberapa bagian terkelupas.

"Ah akhirnya kau sadar juga pak tua."

Orang itu melepas penutup mangsa di depan nya, menampilkan seorang lelaki yang kulit wajah nya mulai termakan usia, beberapa bagian rambut nya mulai memutih.

"Hai apa kabar tuan?." Entah siapa di balik topeng itu tapi dari nada bicara nya orang ini seperti psikopat gila.

"Siapa kau? Lepas kan aku!! Atau kau akan tau akibat nya." Si pria tua itu mulai meronta mencoba melepas kan ikat di tubuhnya tapi seperti nya itu mustahil.

"Wow wow tak usah meronta seperti itu, setelah ini aku akan melepaskan mu, sekaligus melepaskan nyawa dari jasad mu."

Pria itu mulai berkeringat dingin, sepertinya perkataan orang di depan nya tak bisa di remehkan.

Terbukti dari orang itu yang mulai mengambil sebuah paku dan palu, kemudian melodi kesakitan yang begitu indah mulai terdengar, paku-paku besar berkarat itu mulai menancap di tangan dan kaki pria tua itu.

"Suara sangat indah di telinga ku, baiklah kita mulai ke permainan selanjut nya, kau tau aku sangat menyukai daging kambing dan salah satu proses agar aku bisa memakan nya adalah menguliti terlebih dahulu."

"Tidak kumohon jangan lakukan itu." Pria tua itu benar-benar ketakutan.

Orang itu mulai mengambil sebuah pisau yang terlihat berkarat dan penyiksaan di mulai.

Dengan pisau yang berkarat bisa di pastikan akan tumpul, orang itu dengan perlahan mulai menguliti si pria tua.

Sangat perlahan di mulai dari leher kemudian turun keperut, orang itu benar-benar teliti.

Sementara si pria tua hanya berteriak kesakitan, karena butuh berjam-jam hingga kulit di tubuh sampai ke kaki pria itu habis menyisakan wajah nya yang tergores serta mulut nya yang tersobek sangat lebar melebihi Joker.

Nafas pria tua itu mulai tercekat, sepertinya dia akan mati karena tak tahan dengan semua rasa sakit itu.

"Oh kau mau mati? Tapi kurasa tak secepat itu."

Orang itu kemudian mengambil sebuah gergaji mesin untuk memotong kaki pria itu, setelah memotong kaki gergaji mesin itu lanjut memotong tangan dan terakhir gergaji mesin itu dia arah kan ke perut si pria tua.

"Yah mati dia." Ucap orang itu seperti merasa kecewa.

"Padahal aku belum melakukan ini, tapi tak apa." Orang itu mengambil sebuah palu bogem besar, untuk menghancurkan kepala si pria tua hingga hancur.

"Satu hama sudah aku selesaikan, baiklah setelah ini pembalasan dendam ini akan lebih menyenangkan."

Orang itu membuka topeng nya, kemudian tertawa begitu keras, bukan tawa lucu atau tawa bahagia tapi tawa seorang Iblis mengerikan memenuhi isi penjara bawah tanah.

Bersambung . . .

DENDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang