9 🍶

1.8K 328 12
                                    

평화

Ctang!

Lisa menoleh ke arah Jungkook yang menahan pedangnya untuk menusuk pria tadi. Ia sedikit terkejut ketika Jungkook memandangnya dengan dingin. 

"Putra Mahkota...,"

"Aku tidak tahu apa yang membuat emosimu memuncak. Tapi tidak ada perintah dariku untuk membunuhnya." Jungkook mengambil alih tempat dan pedang Lisa. Ia menatap dengan tajam pria yang ada di bawahnya itu. Dengan sekali tebasan, kepala pria itu sudah hilang dan hanya menyisakan darah yang mengalir dengan deras. 

Mata Lisa membulat melihat itu. Ia masih terpaku kala ia melihat darah yang merembes keluar dari kepala dan leher pria tadi. Ia melihat ke arah Jungkook yang kini sudah membuang pedang miliknya ke sembarang arah. Jungkook melihat ke arah Lisa sebentar sebelum akhirnya pergi dari sana dengan Jaehyun. 

"Nona Hwang..., kau putri dari Jenderal Hwang, bukan?" 

Sontak, Lisa menolehkan kepalanya, "Ah, benar, Ketua Han."

"Saya sudah mendengar kabarnya bahwa Anda akan dijadikan tangan kanan Putra Mahkota. Sepertinya Anda harus terbiasa dengan hal seperti ini. Bulan lalu saat Putra Mahkota kemari juga terjadi hal seperti ini," ujar Ketua Han. 

"Ya..., saya akan mencoba membiasakan diri."

"Jungkook-ah, kenapa kau langsung membunuhnya? Kau tidak perlu menginterogasinya?" Tanya Jaehyun. 

"Untuk apa? Sudah jelas sekali siapa yang mengirimnya. Kurasa tidak ada yang perlu ditanyakan lagi mengingat ia juga tidak mau membuka mulutnya." Jungkook melepas baju luarannya yang penuh dengan darah kemudian melemparnya ke Jaehyun. 

Jaehyun menggeleng kesal kemudian menuangkan teh untuk Jungkook, "Kau ini benar-benar parah. Bagaimana jika ia sebenarnya diutus untuk memberikan suatu pesan yang mengarahkanmu padanya?"

"Itu tidak seperti hal yang akan dilakukannya." Jungkook lantas mengambil seloki berisi teh yang baru saja dituangkan oleh Jaehyun. "Sudahlah, kau mengangguku. Aku ingin sendirian untuk sekarang. Kau keluarlah."

"Baiklah, tenangkan dirimu dulu." Setelah itu Jaehyun keluar dari tenda Jungkook. 

Jungkook menekan pangkal hidungnya dengan frustasi. Ia baru saja datang kemari dan sudah ada hal seperti ini. Yang ada di kepalanya saat ini hanyalah sebuah pertanyaan. Kenapa mereka terus melakukan ini padanya secara diam-diam padahal ia sendiri sudah siapa yang mengutus semua orang yang akan membunuhnya?

Lama berlarut dengan pemikirannya, Jungkook mendengar suara gesekan dari kain tendanya yang dibuka. Ia mengerutkan keningnya, "Aku sudah bilang aku sedang ingin menenangkan diri, Jung Jaehyun."

"Ah, maaf menganggu, Putra Mahkota."

"Lisa?" Jungkook membalikkan badannya saat mendengar suara yang pastinya bukan milik Jaehyun itu. "Ada apa kau kemari?" Tanya Jungkook. 

Lisa menggeleng, "Tidak terlalu penting. Anda sedang ingin menenangkan diri, saya akan menanyakannya nanti."

"Sekarang saja, aku tidak punya banyak waktu nanti."

"Ah..., begini Put-,"

"Tidak ada orang lain di sekitar sini. Aku sudah mengatakan padamu untuk tidak usah terlalu formal denganku, bukan?"

"Soal itu, saya pikir bukan hal yang bagus untuk memanggil Putra Mahkota langsung dengan nama. Bagaimanapun derajat kita berbeda, Anda adalah Putra Mahkota dan saya hanya anak buah Anda." Kata Lisa. 

평화 Pyeonghwa |Lizkook|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang