Jennie mengejar Lisa yang sudah berjalan cepat menaiki anak tangga sekolah yang masih sepi karena jam masih menunjukkan pukul 6 lewat 15 menit. Tadi sewaktu didepan gerbang ia sempat melihat Lisa keluar dari mobilnya diparkiran. Jadi ia mengejarnya
Ia ingin mengucapkan terima kasih atas pemberian 5 buah cokelat yang Lisa berikan kemarin,yang didalamnya ada sepucuk surat bertuliskan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada Jennie.
"Lisa!"teriak Jennie sedikit keras berharap lelaki itu mendengarnya
Lisa menoleh. Ia terkejut melihat Jennie lah yang memanggilnya. Gadis itu berlari mendekat,untuk beberapa saat ia mengatur nafasnya yang tersengal-sengal akibat berlari
Ia mengamati gadis itu yang tampak lebih sehat dari tiga hari yang lalu. Ada sebuah bekas membiru dipelipis kanan Jennie yang merupakan hasil karyanya
Lisa terpaku melihat Jennie dari atas hingga bawah. Gadis yang sudah hampir dua bulan ini selalu memenuhi pikirannya dan membuatnya selalu uring-uringan tidak jelas. Gadis yang hampir dua bulan ini tidak bicara sedikit pun dengannya
Ia sangat merindukan gadis itu. Sangat
"Makasih ya"ucap Jennie tiba-tiba sambil memberikan senyum manisnya. "Makasih buat cokelatnya"lanjutnya
Lisa sangat merindukan senyum itu. Demi apapun,ia ingin sekali memeluk gadis didepannya itu sekarang juga
Namun sedetik kemudian,ia kembali teringat ucapan dari pacar gadis itu. Sisi dingin nya pun mulai muncul kembali
"Sama-sama,gue juga minta maaf"ucapnya dingin. Mati-matian ia menahan dirinya agar tidak terhanyut dalam rasa rindu yang hampir meledak itu
Jennie tersenyum manis. Sudah lama ia tidak tersenyum kepada lelaki didepannya itu. Namun,senyum manisnya itu tiba-tiba memudar ketika melihat ujung bibir lelaki itu yang sedikit robek dan membiru
"Bibir Lo,kenapa?"Jennie berusaha meraih wajah Lisa, namun lelaki itu dengan cepat menghindar dari jangkauannya lalu kembali berjalan
Jennie mengerutkan dahinya bingung lalu berlari untuk mengejar Lisa
"Lis,tunggu dong ihh!"
Lelaki itu tidak menjawab. Ia terus mempercepat langkah kakinya melewati koridor kelas sepuluh
"Lis!"sentak Jennie menarik tas lelaki itu
Lisa menghentikan langkahnya lalu menoleh dengan wajah super datarnya
"Itu luka kenapa? Lo berantem?"ada sedikit nada khawatir dari gadis itu
Lisa menaikkan sebelah alisnya. Rupanya Mino belum bercerita tentang acara 'tonjok-menonjok' tempo hari
"Ngapain lo tanya-tanya?"desis Lisa. "Bukannya Lo nggak peduli lagi sama gue,kan?"lanjutnya
Jennie sedikit membuka mulutnya mendengar ucapan Lisa yang terdengar sinis itu
"Lisa,lo---"
"Stopp"Lisa mengangkat telapak tangannya menyela. "Sebaiknya Lo nggak usah terusin kata-kata Lo. Gue males kalau berurusan lagi sama pacar Lo itu"lanjutnya
Setelah mengucapkan kata-kata yang membuat dada Jennie terasa nyeri,Lisa melanjutkan lagi langkahnya menjauhi Jennie menuju ujung koridor
"KENAPA SEKARANG MALAH LO YANG MERASA KALO POSISI GUE DISINI YANG BERSALAH?!!"
Lisa menghentikan langkahnya mendengar suara lantang dari Jennie yang menggema di koridor. Ia menanti ucapan yang akan dilontarkan berikutnya
"Lo tau? Niat awal gue kesini untuk bilang makasih sekaligus mau buat gue sama Lo baikan. Gue kira,Lo bakal Nerima rencana gue ini"Jennie menatap datar kearah punggung kokoh yang tertutup tas hitam,lalu sedikit kemudian ia bersedia pelan. "Ternyata gue salah besar. Lo,Lo udah berubah Lis"lanjutnya
Setelahnya,Jennie memutar tubuhnya dan berlari menjauh koridor kelas sepuluh yang masih sepi itu
Lisa merasakan atmosfer disekitarnya memanas. Matanya menatap datar kedepan. Ia menjambak rambutnya frustasi dan menendang kotak sampah didekatnya dan mambuat suara gaduh disana. Emosinya kembali memuncak
Lo nggak akan pernah tau serumit apa berada diposisi gue sekarang ini,jennie.-batinnya
.
.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Ini? (Jenlisa)
Viễn tưởng. . Menurut Lisa,menaklukan hati jennie itu ibarat kaya lagi menaklukan gunung es. susah,banyak rintangan,dan harus banyak-banyak bersabar. . . Tapi kalau menurut Jennie,perhatiannya lisa itu sama aja kaya orang lagi ngajak berantem,serem juga galak...