Part 31

3.2K 219 5
                                    

Keluarga Jennie sedang duduk bersama diatas gazebo ditaman belakang rumah. Hari ini hari Minggu. Orang tua Jennie memutuskan untuk menjadikan hari ini sebagai hari untuk berkumpul dan beristirahat mereka

Semalam Tiffany sempat memberi masukan untuk berlibur ketempat wisata kota itu,namun Suho dan Jennie menolaknya karena ia hanya ingin berada dirumahnya saat ini bersama keluarga

Jadilah mereka seperti sedang berpiknik,namun masih dihalaman rumah saja

Suho sedari tadi asyik berenang dengan berbagai macam gaya renang. Ia terlihat lihai sekali menggerakkan tangan dan kakinya dikolam itu. Jennie memilih untuk tiduran dikali papanya. Sudah lama sekali ia tidak bermanja-manja dengan papanya itu

"Kamu jarang makan ya?"ucap papanya tiba-tiba sambil memainkan rambut hitam Jennie

"Iya tuh pah. Kerjaannya didalam kamar Mulu"ucap Suho sambil menepi

"Yang ditanya sapa,yang jawab siapa"dengus Jennie melempar kakaknya itu dengan kulit kacang dan mengenai dahinya

"Emang bener?"tanya Tiffany sambil memotong buah melon

"Enggak papa kok pa,ma. Jennie makan kok"ucap Jennie berusaha menyakinkan

"Liat nih badan kamu sekarang jadi kurus gini,pasti kamu jarang makan kan?"ucap Tiffany tidak percaya

Jennie mnegubah posisi badannya menjadi duduk diantara Taeyon dan Tiffany. "Enggk ma,kakak aja yang bawel"

"Papa lihat,kamu akhir-akhir ini sering melamun. Ada masalah apa?"tanya papanya yang memang lebih sering dirumah dari pada mamanya

"Mikirin utang pa!"Suho kembali menyahut lalu tertawa keras. Jennie bersiap-siap untuk melempar kakaknya itu dengan ember namun cepat-cepat dicegah oleh papanya

"Mulut Lo tuh ya!"desis Jennie menatap tajam kakaknya.

"Kenapa nak? Ada masalah disekolah?"tanya papanya

Tiffany meletakkan piring berisi melon itu didepan Taeyon. "Enggak dong pa,Jennie kan anak baik. Nggak mungkin dia bikin masalah"

"Terus,apa dong?"Taeyon meminta pendapat kepada Jennie langsung

Gadis itu menggelengkan kepalanya pelan dan tersenyum. "Enggak ada,pa,ma"

Taeyon tau,pasti anaknya itu sedang ada masalah. Terlihat dari wajahnya yang tidak biasanya yang selalu cerah. Pria berusia empat puluh tahunan itu merengkuh bahu Jennie lalu menariknya kedalam dekapannya. "kalo ada masalah,bilang sama papa sama Mama,ya sayang?"

"Iya pa"ucap Jennie sambil merangkul kedua orang tuanya

✨✨✨

Jennie mengegas motor matic berwarna merahnya denga kecepatan sedang menjauhi area sebuah butik dan menuju kembali kerumahnya

Tadi,mamanya izin untuk ke butik karena ada urusan mendadak disana. Baru saja wanita itu akan memasuki mobil, namun Jennie cepat-cepat mencegahnya agar ia saja yang yang mengantarkannya karena beralasan 'sekali-sekali dong nganter mama'

Jadi ia sekalian menghibur dirinya dengan melihat ramainya kota dihari libur

Jennie membelokkan motornya kesebuah pertigaaan dekat komplek perumahan termewah kedua dikotanya. Namun ia mengeremkan motorny secara mendadak karena melihat ada seorang wanita diserempet sebuah motor. Barang belanjaan yang wanita itu bawa pun terjatuh dan berserakan diaspal jalan

Jennie mematikan mesin motornya lalu berlari menuju kearah wanita itu. Ia semakin dekat dan dapat dengan jelas melihat siapa wanita yang diserempet itu

"Astaga,Tante michael!"

Wanita itu terlihat kesakitan dibagian tangan kanannya yang terkena setang motor

"Gimana sih mbak! Liat-liat dong kalo jalan!"bentak si pengendara motor yang merupakan seorang pria. Dibelakangnya ada seorang wanita yang sepertinya adalah istri si pengendara

Orang yang dipanggil Michael itu pun sedikit terkejut melihat kehadiran Jennie

Gadis itu membatu Michael berdiri lalu menatap sengit kedua orang itu

"Eh mas,situ yang salah! Jelas-jelas ada orang lewat malah ngegas aja! Kalo belum bisa bawa motor jangan sok-sokan bawa dong!"ucap Jennie kesal

"Kamu siapa pake ikut campur segala"balas sang wanita yang dibonceng itu menatap Simon kearah Jennie

"Saya, keponakannya!"balas Jennie cepat

"Ponakan aja belaku. Masih kecil juga"si wanita itu memandang remeh Jennie

"Lihat,spion motor saja jadi rusak! Saya nggak mau tau,pokoknya ibu ini harus ganti rugi!"bentak si pengendara motor yang cowo

"Sorry aja nih mba,mas yang terhormat!.saya lihat dengan jelas kalau mas nya yang salah pasang lampu sen. Pake acara minta ganti rugi segala. Mau cari untung,hah?! Kerja maka nya mas! Udah sama-sama dewasa juga masih aja nggak dipake otaknya"

Jennie maju beberapa langkah tanpa ada rasa takut sedikitpun. Ia menatap tajam kedua orang didepannya a itu

Mereka telah membangunkan macan tidur.

"Udah Jennie,udah"ucap Michael menarik tangan Jennie. Orang-orang yang lewat sempat berhenti untuk melihat mereka

"Ya liat nihh spion saya jadi rusak!!pokoknya ganti rugi!"pengguna motor itu tetap Keukeuh menyalahkan Michael yang jelas-jelas adalah korbannya

"Udah deh dek,nggak usah ikut campur. Urusan kami sama ibu ini!!"

"Eh eh eh astaga,sialan emang si mas sama mba ini ya"Jennie merogoh kantung celananya dengan gerakan cepat lalu melempar lima lembar uang ratusan ribuan ke muka sang pengendara motor

"Makan tuh duit! Besok lagi cari untung itu yang halal,jangan dengan nyakitin orang lain mas,mba!! Tolong dipake otaknya!."ucap Jennie sinis

Dan benar saja,si pria itu memungut uang pemberian Jennie lalu menaiki motornya bersama si wanita dan langsung menancap gas pergi.

Orang-orang yang ada disekitar situ menatap takjub atas keberanian Jennie

Jennie menatap sengit kepergian dua orang itu lalu berbalik dan menghampiri Michael. "Tante,Tante ada yang luka?"tanya Jennie

"Enggak kok,ini cuma sakit sedikit aja. Nggak papa"ucap Michael sambil tersenyum. "Terima kasih ya Jennie"lanjutnya

"Sama-sama tante. Pokoknya Tante harus hati-hati sama modus orang-orang kaya tadi"ucap Jennie lalu membantu Michael memunguti barang belanjaannya yang terjatuh

"Rumah Tante dimana? Biar saya antar"ucap Jennie

Rasa Ini? (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang