LONELY SOUL [END]

05. Bayang-bayang

Lina keluar kamar mandi dekat dapur. Saat itu sepi. Rambutnya diikat pita hitam. Sebagian tubuhnya masih basah, apalagi wajahnya. Ia melangkah maju, sempat berbalik karena seperti tengah diikuti.

"Siapa?" gumamnya.

Delilah! suara lelaki mendesah di telinganya. Dia menoleh. Ia harus cepat pergi. Ia lari setelah mendengarnya.

Ia bertabrakkan dengan sepupunya, Nia. Wajahnya mulai ketakutan lagi.

Gadis berparas manis seumuran dengan Lina itu heran. "Ada apa?"

"Tidak apa."

"Kau yakin baik-baik saja? Akhir-akhir ini kau berperilaku aneh." kata Nia. "Kami khawatir denganmu, kami rindu senyummu yang biasanya menghibur kami."

Lina tersenyum lusuh. Ia menepuk bahu Nia dan meninggalkannya. "Sementara ini aku memang capek dan ingin menyendiri, Nia."

Pemilik nama lengkap Rahmania ini hanya bisa terdiam. Memandang Lina melalui mata sayu indahnya. Ia menyibakkan rambut hitam bergelombangnya, lalu masuk kedalam kamar mandi.

Minggu ketiga dalam bulan November ini, Lina semakin letih dan lelah dengan perasaan takutnya yang kian merajainya.

Terkadang ia ingin menangis dengan keadaannya. Ketika ia mengingat Sarah yang dibunuh di depan matanya. Ia sangat menderita. Ia seolah kehilangan sebagian dari keluarganya. Ia merasa sendirian tentang perasaan luar biasa ini.

Ia membuka laptopnya. Lalu mencolokkan modem. Ia mencari sebuah informasi...

"ZODIAC THE KILLER ASAL JAKARTA"

....perkembangan kasus pembunuhan berantai terus terjadi. Kini polisi kewalahan dengan pengaduan dari masyarakat tentang hilangnya anggota keluarga mereka...

....sebagian saksi mengatakan pria pembunuh itu menghilang di kabut dan membuat mereka linglung selama beberapa jam setelah melihanya, satu per satu saksi pun tewas secara misterius...

....warga diperingatkan untuk tidak berada di kawasan jalan Mawar Timur No. 2 dan sekitarnya pada jam di atas 8 malam karena...

Terdengar suara kucing.

Lina terkejut dan menoleh ke jendela. Langit masih cerah.

Ia menghela napas da menutup laptopnya.

*****