7. Kemarahan Abi

312 182 106
                                    

"ARGHHH PANASSS!!" Abi menjerit saat semangkok bakso tumpah mengenai tangannya.

"Abi, kenapa lo?"

Bisma berbalik, matanya melotot melihat keadaan Abi." Bi, lo nggak papa? Kenapa bisa gini?"

Abi blingsatan, berusaha meniup tangannya yang sekarang tampak memerah. Sensasi panas dan perihnya menjalar hingga membuat mata Abi berair.

"Bi, tangan lo--" Juna mencoba menyentuh tangan Abi.

"ARGHH SAKIT BEGO!" Abi mengerang kesakitan lalu menepis tangan Juna. Sungguh rasanya sangat perih. Biarlah dirinya dianggap lemah sekarang, karena memang rasanya tidak tertahankan.

"Ini perbuatan lo." Raka memandang seorang siswi yang tampak meringkuk ketakutan.

"Ma-maaf kak, sa-saya ng-nggak sengaja." siswi itu gemetar ketakutan. Air matanya mengalir deras. "Tolong jangan sakiti saya"

"LO? LO TAU RASANYA KENA KUAH PANAS HAH?" Bentakan Abi menggema di seluruh kantin.

Seketika kantin dilanda keheningan yang mencekam, mereka tidak ada yang berani berkutik menyaksikan kemurkaan Abi. Termasuk Juna dan Bisma yang berdiri tegang sekarang. Mereka berdoa dalam hati agar siswi itu selamat.

"JAWAB SIALAN!" Jari Abi mencengkram kuat dagu siswi tersebut, ringisan pelan masuk ke pendengaran Abi.

"Hiks ma-maf kak" siswi itu, yang bernama Ana menangis dengan badan yang sudah gemetaran hebat.

Tentu tangisan Ana tidak berpengaruh terhadap Abi. Kemarahan yang dirasakannya membuat hatinya gelap. Dengan kasar Abi mendorong Ana hingga jatuh tersungkur.

Semua orang terkesiap.

Abi mendekat ke arah Ana yang sekarang tergeletak di atas lantai. Tatapannya tajam dan bengis tidak ada rasa kasihan di dalamnya. Kemudian tangannya mencengkram surai Ana lalu menarik kuat.

"Akhh sakit kak ampunn hiks hiks"

Sontak para siswi menjerit terkejut mendengar ringisan Ana yang terdengar menyayat.

Netra kelam Abi memindai sekeliling kantin. "KALAU ADA YANG BERANI MELAPOR KE GURU BK---"jeda sejenak. "KALIAN AKAN BERNASIB SAMA SEPERTI INI!"

Hening

Tidak ada yang berani berkutik.

"Dan lo--" Abi menarik rambut, memaksanya untuk berdiri. "Lo tau apa kesalahan lo?"

Ana hanya mengangguk, merasa kehilangan suara.

Abi menguatkan tarikannya pada rambut Ana.

"JAWAB!"

"ARGHH i-ya hiks sakit" Ana memegang kepalanya tempat dimana ia merasakan tarikan kuat Abi.

Abi menoleh ke arah sahabatnya. "JUNA!"

Juna yang merasa namanya dipanggil Abi, melangkah mendekat lalu menyengir.

"AMBILIN AIR PANAS SEKARANG!!"

Semua orang menahan napas, mereka menebak dalam hati apa yang akan Abi lalukan dengan air panas tersebut.

"Loh kok gue? Sesekali suruh si Bisma kek atau Raka." Tanpa sadar Juna menyuarakan protesnya.

"Idihh kan lo yang disuruh malah ngelempar ke gue lagi"

"Gue udah sering disuruh, sekarang giliran lo berdua. Adil kan"

"Yaudah, Ka lo aja yang ngambil" Bisma menyikut Raka pelan tetapi diabaikan Raka.

"Tuh kan Raka aja nggak mau, lo yang ngambil bego!" Bisma berseru.

ABIRARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang