1. Kebencian Meira

1.1K 299 218
                                    

Selamat membaca
Sebagai apresiasi mohon kesediaannya buat voment di cerita pertama aku.

*****

BUGH

BUGH

"SIALAN BANGSAT!"

"ANJING!"

Meira memandang malas segerombolan siswa yang berkerumunan menyaksikan pertarungan dihadapan mereka, berdecih sinis, Meira melanjutkan langkah kakinya menuju kelas. Sambil menggerutu dalam hati, kenapa hari ini banyak kesialan yang menimpanya. Dimulai dari omelan sang mama karena kamarnya berantakan, ban motor pecah dan saat ini, dia melihat pemandangan yang menyebalkan membuat moodnya hancur. Si manusia pembuat onar kembali berulah. Cih

Dikelas, Meira meletakan tasnya dengan kasar, lalu duduk dan menelungkupkan wajahnya di atas lipatan tangannya. Hari ini benar-benar buruk baginya. Perutnya sakit bukan main karena sedang datang bulan. Ingin rasanya dia kembali ke kamarnya dan bergelung di atas kasur dengan nyaman.

Angel, sahabat sekaligus teman sebangku Meira mengalihkan tatapannya ke arah Meira. "Lo liat gak keributan tadi?"

"Hm."

"Siapa yang berantem?"

"Biasa, si Biang Kerok."

Angel hanya ber'oh ria, tidak ingin memperpanjang obrolan setelah dilihatnya Meira dalam suasana hati yang buruk. Lima menit lagi bel akan berbunyi, Angel mengisi waktunya untuk membaca kembali catatan minggu lalu. Teman-teman yang lain tampaknya sudah siaga di kelas.

"Ngel."

"Ya?"

"Si botak masuk gak?"

Si botak, adalah panggilan untuk Pak Bondar, guru matematika mereka. Cara mengajar yang luar biasa membosankan membuat para siswa tidak dapat menahan serangan kantuk hebat yang melanda. Materi yang seharusnya mereka dapatkan malah terkontaminasi dengan ceramah-ceramah kehidupan yang terus diulang-ulang setiap pertemuan.

"Masuk sih kayaknya, gue liat tadi motornya diparkiran."

Meira hanya berdehem singkat. Hancur sudah rencananya untuk tidur sepuasnya dalam kelas. Sialan

*****

Setelah berperang melawan kantuk hebat, Meira dan teman sekelasnya mendesah lega mendengar bel istirahat berbunyi. Dengan sumringah Meira memasukan bukunya kembali dalam tas setelah Pak Bondar mengakhiri pelajaran mereka. Perutnya lapar minta diisi, mengingat tadi pagi ia tidak sempat sarapan di rumah. Membayangkan menu-menu di kantin membuat perutnya semakin berontak.

"RASAIN LO! HAHAHAHAHAHAA"

Khayalannya terganggu ketika mendengar suara gaduh yang diikuti sorakan dan tawa bagaikan iblis yang memekakan telinga. Meira dan Angel saling berpandangan bingung, penasaran akan suara tersebut.

"Kasian banget tuh adik kelas."

"Dikerjain abis-abisan tuh sama Si Abi."

" Tolongin gih."

"Idih, gue gak mau ya berurusan sama mereka, lo aja sana."

" Gue juga gak mau ya."

Mendengar perbincangan teman sekelasnya sontak Meira menghela nafas geram. Ia tau siapa dalang dibalik kerusuhan itu. Namanya Abi beserta tetek bengeknya. Dan Meira sangat membenci Abi dengan segala kelakuannya. Mengabaikan segala kerusuhan itu, Meira bangkit menggandeng tangan Angel dan pergi ke kantin. Malas sekali berlama-lama melihat ulah cowok itu.

ABIRARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang