1. New Project ⭐

1.1K 228 163
                                    

"Impian sesulit apa pun akan tercapai jika kamu berada di sisiku."

⭐⭐⭐

"DYLAN, AKU MENCINTAIMU, TAPI KENAPA KAMU TEGA MENINGGALKANKU?! MENGAPA MENGAPA??" teriak gadis itu, matanya membengkak habis nangis.

"Karena gue cuman main-main aja sama lo! Selama ini lo cuman mainan bagi gue, hati gue hanya ada buat Milea," ucap pria itu dengan dingin tidak peduli. "Ayuk sayang, kita pergi," sambungnya. Ia membubuhi sebuah kecupan manis ke Milea dan mereka hendak beranjak pergi.

"Sayanggggg ... ku mohon jangan tinggalin aku. Perutku udah mengandung anakmu. Ku mohon ...." Gadis itu meraih kaki pacarnya sekuat tenaga sambil nangis terisak-isak. Pria itu melepaskan kakinya sekuat tenaga.

Bruk!
Sebuah tendangan jitu terhuyung ke mukanya. Gadis itu dengan sigap menangkisnya. Terlihat seperti ditendang, tapi sebetulnya gadis itu tidak terkena tendangan.

"Okey, cut!! Kerja yang bagus Sin, Iqbal dan Vanesha," sahut direktor.

"Terima kasih semuanya," ucap Sin. Ia beranjak berdiri dibantu Vanesha.

"Gila ini pasti keren buat sekuelnya film Dilan. Tiba-tiba punya pacar gelap dan tengah menghamili anaknya," ucap direktor dengan senyuman puas.

"Iya, siapa sangka Dilan yang suka ngegombal Milea punya pacar gelap. Keren keren. BTW, saya pamit dulu ya semuanya. Yuk, duluan Sin. Duluan Van," pamit Iqbal.

"Aku juga duluan ya semuanya," lanjut Vanesha. "Iqbal tungguiiin, balik bareng."

"Sin, akting kamu kali ini luar biasa. Kamu meranin pelakor dengan baik," puji direktor.

"Iya Pak, makasih atas kesempatannya. Oh ya, aku duluan ya, mau ke sekolah," pamit Sin.

"Kamu kerja keras sekali. Udah semalaman belum tidur masih mau lanjut sekolah. Nanti sore jangan lupa balik lagi ke sini yaaa ada rapat," seru direktor.

Sin hanya mengacungkan jempolnya sambil lari terbirit-birit.

⭐⭐⭐

Siang hari yang cerah.
Matahari yang terik semangat menyinari lapangan Sekolah Pusaka Jaya International membuat sejumlah siswa/i mengeluh dan pasrah. Akhirnya mereka lebih memilih untuk pulang ketimbang lanjut menyaksikan jagoannya lomba. Namun, ada juga siswa/i yang tetap setia menunggu jagoannya lomba meski cuaca yang panas.

Melihat penonton yang mulai berkurang satu persatu, panitia sibuk berputar otak supaya penonton tidak pulang dengan cara menyogok sejumlah minuman segar yang didapatkan dari sponsor.

"Teman-teman, nih udah final loh! Last match. Masa mau pulang sih??" ujar salah seorang panitia yang masih sibuk meminta temen-temannya untuk duduk kembali.

"Ayok lah kita dukung sekolah kita. Ini udah hari terakhir, jangan pulang dulu ya, lagian habis ini ada pengumuman pemenang door prize. Hadiahnya mewah banget, loh!" ucap panitia lainnya.

"Ya ya, pemirsa. Saat ini kita bisa lihat tim Marvel unggul dalam pertandingan ini, pemirsa ayo kasih semangat!!" Kali ini MC bersorak.

Di lain sisi, deretan kursi penonton tersorot seorang gadis berambut pendek dengan mata bersinar-sinar. Ia memiliki rambut hitam pekat bermodel bob dengan tinggi badan sekitar 155 cm. Matanya yang besar, membuat dia terlihat mungil dan gemas seperti gantungan kunci boneka. Namanya Vianistya Octaviani akrab disapa Pia, gadis yang sangat ceria dan terbuka.

The Star of HollywoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang