"Gue nggak perlu tau jawaban lo. Yang penting gue tau isi hati lo" - Marvel.
⭐⭐⭐
"Pia, gimana udah terasa mendingan?" tanya Jimmy.
Pia mengangguk kepalanya. Kepala pening yang dirasakan Pia sudah mulai mereda setelah meneguk obat pereda mabok yang dibelikan Jimmy. Pia tak sangka, di saat dirinya sakit, Jimmy selalu ada di sisinya. Gadis itu mengucapkan terima kasih kepada Jimmy. Ia bertanya-tanya kejadian yang terjadi siang ini, karena sama sekali tidak mengingatnya. Jimmy ceritakan dari awal sampai akhir. Pia menutup mukanya dengan selimut, malu!
"Makanya jangan sok-sokan minum, Bodoh! Lo belum genap 17 tahun juga," ucap Jimmy. Dia membukakan selimut yang dipegang erat oleh Pia, kemudian mengelus-elus rambut Pia. "Kalau lo udah nggak kenapa-napa, gue balik dulu ya? Udah larut malam, besok masih harus sekolah." Jimmy berdiri, namun lengannya ditahan oleh Pia.
"Jim."
"Iya Pia?"
"Gue kangen ke sekolah bareng lo."
Ucapan Pia membuat Jimmy membeku di tempat. Rasanya ingin sekali meluk Pia. "Tahan, jim," ucap batinnya.
"Ya, gue juga kangen. Hp gue selalu stand by 24 jam untuk lo, Pia. Telefon aja kalau lagi butuh ditemeni ya?"
Pia mengangguk kepalanya sambil melihat punggung Jimmy yang kini telah keluar dari ruangan kamar. Sekarang hanya tersisa dirinya sendiri di kamar sahabatnya, Sin. Dia menatap bintang-bintang yang ada di atap langit beserta poster-poster Hollywood di sekeliling. Sahabatnya ini ingin sekali jadi bintang Hollywood ya? Sudah larut malam begini, masih aja sibuk kerja di luar sana padahal besok pagi sekolah.
Kemudian dia meraih ponselnya dan menelpon Marvel untuk minta maaf atas kejadian tadi siang. Namun, telefon tak kunjung diangkat oleh sang pacarnya.
⭐⭐⭐
Di lain sisi, parkiran Mall Emporium yang sepi. Kini hanya tersisa beberapa mobil yang terparkir di sana.
Sin dan Michele menunggu kemunculan sosok Mr. L di dalam mobil. Sedangkan Pak Kemis izin pulang terlebih dahulu karena menantunya sedang melahirkan. Jadi, pulangnya Michele yang menyetir.Tak berapa lama, Michele izin pergi ke toilet meninggalkan Sin sendiri di dalam mobil. Di saat itu juga, sosok Mr. L muncul dengan ketawa menyeringai. Sin memberanikan diri untuk turun menghampirinya. Mr. L tak akan melukai dirinya, 'kan?
Setelah berbasa-basi sejenak, Mr. L mengajak Sin ke dalam mobil dengan alasan ingin melihat mobil sang idolanya seperti apa. Sin mulai merasakan aneh apa lagi tidak ada orang di sekitar, bahkan security maupun penjaga parkiran. Dia menolak, namun Mr. L terus memaksa. Aduh, Michele kapan baliknya?
Setelah menolak berkali-kali, Mr. L menarik Sin secara paksa untuk ke dalam mobil. "LO MILIK GUE SEORANG ... LO MILIK GUE SEORANG!!" serunya yang sudah hilang kendali.
Sin berteriak minta tolong dengan histeris. Bulu kuduknya merinding. Ini creepy sekali. Sin terus meronta, dia tidak mau masuk ke dalam mobil. Sayangnya kekuatan Mr. L sulit dilawan.
Tiba-tiba harapannya muncul, dia melihat sebuah mobil putih melaju ke arah mobilnya. Cahaya lampu mobil itu menyorot mata Sin dan Mr. L hingga mata mereka tak terbuka. Mobil itu mendekati mereka, namun sang pengemudi tidak turun dari mobil. Kaca mobil yang gelap tidak dapat memperlihatkan wajah pengemudi. Mr. L menggendong Sin secara paksa hendak membawanya ke dalam mobil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Star of Hollywood
Teen FictionSiapa yang tidak kenal dengan Chintya Lauren? Seorang aktris dan model blasteran, memiliki darah Eropa di dalam darahnya. Dalam waktu kurang lebih 2 tahun, ia berhasil memejengkan namanya di berbagai film, drama maupun iklan di Indonesia. Meski demi...