31. Kegagalan ⭐

138 46 36
                                    

"Kamu nggak boleh terpuruk dalam kegagalan. Kamu pasti bisa!" - Chintya Lauren

⭐⭐⭐

"Terlambat udah. Syuting udah selesai."

"Kenapa Chintya baru datang? Program udah selesai."

"Kemana aja sih?"

"Gagal udah. Marvel nggak jadi debut."

"Vote setuju debut 15ribu, sedangkan vote setuju untuk tidak debut 19ribu."

"Mereka bilang Marvel mencampakan Sin jadi tidak pantas debut."

Terdengar suara simpang siur dari para kru. Sin segera menghampiri Rica untuk meminta penjelasan. Sedangkan, Michele lagi sibuk ngobrol dengan produser.

"Sin, syukurlah dirimu baik-baik aja," ucap Rica girang.

"Iya Kak. Untuk syuting tadi gimana hasilnya?"

Rica menggelengkan kepalanya, menghela napas dengan berat. "Maaf, Marvel gagal debut. Jumlah vote supaya nggak debut unggul 4ribu. Pak Roy tadi juga sempat bilang kalau Marvel nggak debut ... acara ini selesai. Nggak akan ada season duanya."

"Apa ini gara-gara aku nggak datang?" tanya Sin dengan muka lirih.

"Oh tentu tidak, Sayang. Ini gara-gara berita kemarin aja."

"Marvel lagi di mana? Dia pasti sangat terpuruk saat ini."

"Dia lagi meeting sama Pak Roy di ruang rapat."

"Terima kasih, Kak Rica," ujar Sin segera bergegas ke ruangan meeting.

"Mau kemana lo Sin? Ikut!" seru Michele setelah melihat Sin jalan ke arah ruang rapat.

⭐⭐⭐

Sin menghampiri ruangan rapat dengan napas terengah-engah, Michele menyusulinya. Pintu tampak tidak tertutup rapat. Dari luar terdengar suara Pak Roy dan Marvel yang lagi membahas program tadi.

"Maaf Marvel. Saya tidak bisa melanjutkan kontrakmu. Terima kasih sudah berpartisipasi di program ini," ujar Pak Roy dengan raut muka sedih.

"Iya Pak. Gapapa. Tapi, penampilan saya nggak berpengaruh ke Tya kan?" tanya Marvel sambil menopangkan dagunya dengan ekspresi cemas.

Pak Roy menggelengkan kepalanya lesu. "Penampilan kamu nggak begitu pengaruh. Ini gara-gara Sin nggak datang tadi, dirinya dianggap tidak bertanggungjawab. Tadi produser Amerika telfon marah-marah, katanya nggak akan casting Sin."

"Be ... benarkah?" tanya Sin. Ia mendorong pintu itu hingga pintu itu terbuka dengan sempurna.

"Tya, lo nggak kenapa-napa kan?" tanya Marvel segera menghampiri Sin. Sin hanya menggelengkan kepalanya. Sorot matanya masih menatapi Pak Roy meminta sebuah penjelasan.

"Iya Sin. Gara-gara kamu tadi nggak datang, produser nggak jadi casting kamu. Padahal ini live. Seharusnya kamu mementingkan program ini ketimbang hal yang lain," ujar Pak Roy sambil menghela napas.

Ungkapan Pak Roy membuat bibir Sin bergetar. Sekilas Michele tersenyum puas di belakangnya, namun kemudian ekspresinya berubah menjadi ekspresi sedih. "Mungkin belum berjodoh," hiburnya ke Sin.

"Tya, jangan putus asa. Semangat! Masih banyak peluang kok buat jadi bintang Hollywood," ujar Marvel.

"Iya benar. Nanti kami bantu carikan peluang lain lagi." Pak Roy bersuara.

The Star of HollywoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang