MPF°27

1.7K 70 0
                                    

"pasien berhasil selamat dari kritisnya, tapi kita tunggu sampai nanti sore kalau pasien belum bangun. Pasien di nyatakan koma!"jelas dokter tadi seketika tangis nata dan sang momy pecah.

Setelah memberi tahu tadi Nanda di pindahkan ke ruang inap pribadi milik keluarga Nathanio.

Nata menangis di pelukan Angga, Bima yang melihat itu bagai di cubit hatinya dia sakit melihat nata seperti itu. Ini semua salahnya seharusnya dia yang di posisi Nanda, bukan Nanda.

Flashback on

Bima dan nanda ada di sebuah taman, mereka ingin membicarakan sesuatu yang sangat penting. Namun, saat di jalan ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan di atas rata-rata melaju kearah Bima dengan cepat Nanda berlari menyelamatkan Bima namun, saat menolongnya Nanda tertabrak dan terpental jauh dari tempat kejadian yang membuatnya kehilangan banyak darah.

Flashback off

"Dek, udah jangan nangis terus"ucap Azka sambil mengusap punggung nata.

"Bang, bang Nanda, nata ga mau lihat bang Nanda kaya gini bang"lirih nata.

"Udah kamu masuk temui bang Nanda!"ujar Kevin.

Nata pun berjalan masuk ke ruangan Nanda yang di ikuti Angga, di sana mereka dapat melihat Nanda yang menutup matanya dengan tenang tanpa terganggu oleh bisikan dari luar dan juga dengan alat penunjang hidupnya. Nata benci dengan semua ini, dia ga bisa nahan air mata yang keluar terus menerus.

"Nat, udah jangan nangis terus kamu doa in aja bang Nanda biar cepat siuman"ucap Angga dan nata pun mengusap air mata memejamkan matanya lalu berdoa dalam hati.

Sedangkan di lain tempat Azka, Austin a.k.a Bima, Abrar, Kevin, Rio sedang di kantin mereka ingin membicarakan pasal Nanda bisa tertabrak dan sampai koma.

"Gimana vin?"tanya Abrar.

"Jadi gini bang, ada orang yang sengaja mau celakai Bima namun, mereka salah sasaran bang"ucapnya.

"Terus?"tanya Azka.

"Ya itu mah, gampang Kevin sama Rio bisa atasinya"lanjutnya Rio yang mendengar namanya di sangkut-pautkan pun membuka mata lebar-lebar.

"Apaan kok gua juga sih bang?!"seru Rio.

"Bentar tin, lo ada musuh atau apa gitu sama lo?"tanya Abrar.

"Musuh?"tanya Austin yang mendapatkan anggukan dari Abrar.

"Musuh sih kaga tapi, kalau musuh papi sih ada bang"ucapnya santai sambil memakan baksonya.

"Nah!"teriak Abrar sambil menggebrak meja yang membuat Kevin menyemburkan jusnya ke muka Rio.

"Astagfirullah bang, muka gua njing"kesal Rio sedangkan Kevin hanya cengengesan.

"Bang Abrar mau buat kita semua jantungan?"tanya Austin sambil mengusap dada.

"Tuh, dada di usap Mulu entar datar kaya triplek Lo"sindir Azka.

"Kan gua cowok bang, ya kali ga datar"sinis Austin.

"Oke, kembali ke pembicaraan awal. Kalau menurut gua, ada yang iri dengan perusahaan papi dan ingin menjatuhkannya melalui Austin"jelas Abrar.

"Tapi kan bang, belum ada yang tau kalau Austin masih hidup!"ucap Austin.

"Iya juga sih, kita serahkan semua sama kepolisian dan vinri"ucap Abrar sambil senyum bangga.

"Apaan tuh 'vinri'?"tanya Kevin.

"Kevin Rio"jawab mereka bertiga kompak.

Sedangkan Kevin dan Rio hanya memutar bola matanya malas.

MY POSESIF FAMILY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang