Part 21

11 2 0
                                    

Entah sampai kapan aku akan bertahan hidup,entah bagaimana cara aku akan meninggalkanmu pergi untuk selamanya
-Anggira

"Loh kakek? Kakek kok bisa ada disini?"

"Hai Anggira apa kabarnya cucu kakek yang lucu pintar dan sangat baik hati ini?"

"Kabarku baik, aku seneng banget bisa bertemu kakek"

"Iya alhamdulillah ya, kakek cuman mau pesan sesuatu kekamu, tetaplah berbuat baik nak, jangan pernah kamu kasar lagi terhadap orang lain, perpisahan orang tuamu jangan dijadikan alasan mengapa kamu bisa sekasar ini"

"Iya kek Gira bakal inget terus"

"Sama satu lagi, perbanyak amal ibadahmu ya nak, kamu akan segera menyusul kakek"

"Maksud kakek apa? kek? kakek? kakek?"

Tiba tiba Anggira terbangun, dia sangat cemas dan bingung, apa maksud dari mimpi nya tersebut.

Apa mungkin aku akan segera meninggalkanmu Zara? Entahlah aku tak tau hanya tuhan yang tau, hanya saja aku belum siap melihatmu sedih dan terpuruk menangisi kepergianku selamanya

Setelah terbangun dan memikirnya mimpinya Anggira pun turun kebawah menemui paman nya.

"Paman barusan Gira mimpi ketemu kakek"

"Bagaimana kondisi kakek Gira? Apa dia terlihat baik baik saja dialam sana?"

"Kakek sangat tampan dan bersih wajah nya bercahaya paman"

"Masya allah, sungguh sangat banyak amal kebaikan kakekmu Gira, semoga saja ayah mendapatkan nikmat kubur"

"Aamiin, paman Gira pengen ke alun alun bandung, anterin dong"

"Tapi mukamu pucat sekali nak, istirahat saja dirumah"

"Sebentar saja paman"

"Yasudah ayo"

Sesampainya di alun-alun Anggira mengenang semua kenangan tentang dia dan sahabat kecilnya yang bernama Rahma. Rahma telah meninggalkan Anggira sudah 2 tahun, kepergian nya yang sampai detik ini Anggira belum bisa terima, Anggira selalu berfikir Rahma yang tidak punya penyakit saja meninggal nya lebih cepat bagaimana dengan nasib Anggira yang penyakitan. Tanpa disadari air mata telah jatuh di pipi Anggira rasanya sangat sakit ditinggal pergi oleh sahabat kecilnya itu, apakah suatu saat Zara akan merasakannya atau justru aku akan merasakannya lagi? Entahlah.

"Gira? Kenapa nangis?"

"Eh gapapa ko paman Gira inget Rahma aja"

"Doain aja dia semoga tenang di alam sana nya ya nak"

"Iya paman"

"Kita kesana yu paman beli makanan"

"Iya ayooo"

Mereka berdua membeli sangat banyak makanan karena makan adalah kebiasaan Anggira yang tak akan pernah mungkin hilang wkwk, selesai makan Anggira membeli es teh manis dan lalu pulang bersama paman nya itu. Sesampainya dirumah Anggira terkejut hidung nya penuh dengan darah mimisan, darah mengalir sangat banyak hingga Anggira pingsan dan dibawa ke UGD oleh paman nya.

MyBestFriend is a PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang