~2. Blood forest ⁉

142 13 2
                                    

WARNING ⚠

JIKA ADA UNSUR KESAMAAN PADA LATAR, ALUR, PENOKOHAN ITU TANPA DI SENGAJA. NOVEL INI DICIPTAKAN BERDASARKAN IMAJINASI ( TIDAK NYATA ) ATAU BUKAN FAKTA PADA SETIAP ALUR, NAMA/PENOKOHAN/KARAKTER (SIFAT). JADI JANGAN ADA YANG BERASUMSI CERITA SAYA DIAMBIL DARI KISAH NYATA!!!

++++++++++++++++++++++++++++++++______________________________________

Sajingan besar,
Kalimantan barat
20 Desember 2010


HUJAN lebat bulan Desember mengguyur hutan sungai bening. di siang hari itu_ warga Dayak menjulukinya hutan darah yang jika diistilahkan dalam Bahasa Inggris yakni Blood Forest. Dan sialnya, kedua penebang kayu itu berada di sana. Di kawasan tebangan terakhir yang masih berdiri.Mereka sudah di peringatkan, namun mereka tak peduli. Mereka masih betah bekerja bersama sekawanan nyamuk malaria yang berdansa di atas tudung jas hujan mereka.koloni terakhir lintah terjebak dalam bubuk garam yang mereka taburkan di sekeliling tempat itu. Suhu dalam hutan hujan tropis meningkat sedangkan kelembaban menurun karena ekosistem hutan memburuk.

Hutan sunyi. Kabut hitam perlahan menyelimuti hutan, seakan mendung dari atas langit turun ke atas permukaan bumi. Langit siang menjadi gelap. Seperti kebakaran hutan minggu lalu.malaikat maut mengiringi kabut hitam itu.

Bekantan dan lutung merah terdiam,mereka bergerak-gerak gelisah dalam guruh yang bersahut-sahutan di atas langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bekantan dan lutung merah terdiam,mereka bergerak-gerak gelisah dalam guruh yang bersahut-sahutan di atas langit. Mereka merasakan sesuatu yang datang,bukan berasal dari dunia ini.Mereka melindungi kepala mereka dari guyuran hujan dengsn ranting sesemakan. Burung Enggang dan Raja Udang meringkuk dalam sarang mereka,tak bersuara, berusaha mengusir hawa dingin yang tak biasa.

Teman-teman kedua penebang kayu itu telah memenuhi jadwal mereka. Sudah setengah jam mereka beristirahat dalam shelter,tenda perlindungan sementara,di camp yang berjarak satu kilometer jauhnya dari kawasan penebangan.meninggalkan sisa makanan dalam kotak stereofoam dan kaleng-kaleng bir kosong di kawasan tebangan yang rusak parah.

Seorang penebang berumur tiga puluhan berada di dekat pohon meranti yang telah tumbang. Penebang lain berumur lebih muda darinya, ia hampir selesai menumbangkan pohon lain yang masih tegak berdiri. Pohon berdiameter sedang tersebut, ywitu sekitar lima belas sampai tiga puluh sentimeter tak luput di tebang. Kawasan tebangan terlihat gersang, sisa-sisa bongkol kayu yang menghitam karena terbakar mulai membusuk. Karpet lumut, rerumputan liar sudah mulai tumbuh.

Pasak-pasak terpasang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pasak-pasak terpasang.kapal klotok bermesin diesel terayun-ayun menunggu mereka untuk menyelundupkan kayu-kayu itu ke Semarang melalui aliran sungai bening,anak sungai bringin,ke sawmill, tempat penggergajian,yang berada di tepi sungai bening, dekat dermaga.dermaga di gumakan untuk menyalurkan logistik melalui transportasi air. Jalan beraspal yang menghubungi dengan kota sajingan besar berlubang di sana -sini, rusak parah akibat truk loging. Mereka mengendarai motor pick up untuk pergi dari kawasan tebangan ke camp yang berjarak satu kilometer.

Nasib buruk membuat mereka,para penebang itu,mau tak mau harus betah.

Bunyi gergaji mesin meraung-raung di tengah-tengah kesunyian dalam hutan. Seluruh alam membisu, seakan menahan amarah dalam diam. Dan, mungkin kau tahu, dalam diam seringkali muncul kekuatan yang tak terduga.

Enam orang Dayak menyebar, menerobos masuk ke dalam semak.cepat tanpa suara.Gerak-gerik mereka selincah harimau. Mereka masih tak dapat menghapus bayangan saudara-saudara mereka yang tewas di dalam hutan minggu kemarin.lubang peluru menganga di dada dan punggu saudara mereka.

Kasus pembunuhan sepuluh orang Dayak dua minggu lalu ditutup karena kurangnya bukti-bukti,saksi dan tersangka. Pengusaha hutan mendapat dukungan dari pemuka adat setempat. Enam orang Dayak menuntut balas,mereka tak gentar mendapat perlawanan dari warga Dayak lain yang menjadi kaki tangan cukong pembalakan liar.

Enam orang Dayak itu mengepung tempat itu dari segala arah.Tak sekalipun melepaskan pandangan dari dua penebang kayu itu. Kulit mereka yang hitam kecokalakan terlihat menyatu dalam kegelapan hutan, tak tergores duri beracun, bahkan jika mereka sudi, Mbah Kudungga dapat membuat kulit mereka kebal terhadap peluru, namun mereka tak akan meminta kepad dukun hitam itu. Meski mbah kudungga menjaga hutan adat mereka, ia juga yang telah mengorbankan banyak tumbal dari warga Dayak.

Di tangan keenam orang Dayak itu tergenggam perisai, sebilah maudau besar terhunus mengkilap, sumpit beracun menjulang, dan mata tombak yang terbuat dari taring babi hutan, siap mencabut nyawa siapa pun yang dikehendaki mereka. Mata mereka sekelam malam,setajam tatapan KEMATIAN.telinga mereka waspada. Hidung mereka mengendus aroma keringat ketakutan dari mangsanya di udara.

Penebang yang masih muda mematikan gergaji mesinnya. Ia melepas headset pelindung gendang telinga dari bisingnya gergaji mesin, lalu melingkarkan di lehernya. Setiap setengah jam,ia mematikan mesin gergajinya. Lalu menyandarkan gergajinya ke batang pohon meranti berdiameter tiga meter yang masih terpotong setengah. Tak jauh dalam sesemakan, ia menangkap sekelebat sosok bayangan manusia dari balik pepohonan. Untuk ketiga kalinya, ancaman yang berubah menjadi serangan warga Dayak dari pedukuhan di dekat hutan sungai bening membuat hatinya gentar. Terdesak nasib yang tak bersahabat membuatnya nekat.

Selama sengketa lahan hutan Darah,empat korban telah bejatuhan dari warga Dayak. Mereka kalah persenjataan.

Namun pendatang akan selalu menemukan banyak Kejutan.

Penebang yang berumur lebih muda melangkah panjang-panjang,setengah berlari, di antara semak belukar berduri. Sepatu boot-nya nyaris tersambar akar pepohonan yang melintang sepanjang jalan setapak.

" Ada apa?!!" tanya teman penebang itu. Suaranya tenggelam dalam bunyi gergaji mesin yang masih menyala. " Ya ada apa?!!" ulang temannya setelah mematikan gergaji mesinnya. Kumis yang tak bercukur rapi tergantung di wajahnya. Suaranya yang berat dan serak memecahkan kesunyian.

______________________________________
--------------------+++++++++----------------------
*huwahh... Ketemu lg dgn ku. Kira2 gmna ya kelanjuannya?? Apakah mereka selamat ato tdk ,, Ehh ada readers😅 asekk melamun nie keburu timun matang v:
Yudh lnjt gk nich:)?

Yoo!!! Ktmu lagi nich dgn aqohh yang pling cantekss
- readers: masih cantikkan aku kali thor-_-
Yaya deng canda hehe..cuman klen dech yang cantiks uwuwuw😘😘
Btw cumn mo bilng heppy reding ya gaes!!:)
Dan jan lupa VOTMENT (VOTe&comMENT) spaya akuh nya lbh smngat buwatt nulis ceritanya. Okehh😄
Mo blng juga get wil sun babey😊😉

SALEUM SAYANG DARI ANEUK NANGGROE💕💕

The Blood Forest Spirit Hunter❤ 💀 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang