Jan lupa VOTMENT!! -Author
Chapter lalu:
"Mbah? Aku akan mati," suara Maesa bergetar. " Tak bisa lagi menjaga hutan adat ini."
Next:
______" Jangan bersedih, anakku. Sungguh yang akan kembali tumbuh. Yang akan bangkit lagi. Aku akan mencarikan tubuh untukmu. Tubuh yang baru dan lebih kuat."
" Aku tak ingin menanggung beban ini lagi. Aku tak ingin dibangkitkan lagi. Aku ingin beristirahat dengan tenang Mbah!! " Maesa terbatuk. " A__aku merasakan kedatangan bahaya dari perairan Semarang. Mungkin pasukan Inggris, mereka hendak menguasai Mempawah."
" Ah, sudahlah. Itu bukan urusan kita lagi. Asal mereka tak mengganggu hutan ini. Aku tak akan membuang-buang tenaga lagi untuk melindungi kerajaan Mempawah. Aku hanya ingin melibdungi hutan ini saja. Ya, hanya hutan ini saja. Kenapa mereka tak mengerti."
" Apakah Prabu akan datang lagi? Me__menghancurkan pertapaan Mbah? Apakah Mbah hendak balas dendam? Aku takut Mbah akan kembali celaka. Prabu masih memiliki pusaka kedua, keris itu."
" Jangan cemas. Kita akan menbangunnya lebih besar dari sebelumnya. Penduduk pedukuhan akan menerima akibatnya. Begitu pula Prabu dan prajuritnya. Jasad mereka yang akan menghiasi dinding pertapaanku. Di dalam sana, mereka tidak mati juga tidak hidup. Hukuman yang pantas."
" Di mana kita akan membangunnya? Dari mana Mbah akan mendapatkan kekuatan sebesar itu?"
" Di sana, di tengah sungai Bening. Di pulau itu, kita akan mendapat bantuan dari kekuatan kegelapan, gerhana merah dan kabut asap yang menciptakan bayangan. Tujuh kunci akan lahir di tempat kegelapan di seluruh negeri tepat ketika gerhana merah mencapai puncaknya, dan perlahan akan berakhir setelah tiga hari. Tujuh kunci itu akan menjaga arwah-arwah yang akan kukumpulkan di sana. Beberapa tahun lagi, kekuatan dari Gunung Batuwara akan melengkapi kekuatan kita, ya di sana, di ujung pulau jawa dan sumatera."
" Bukankah pulau itu hanyalah hutan kecil yang sering terendam luapan Sungai Bringin?
"karena itulah. Tak akan ada yang akan mengganggu kita di sana. Seratus tahun lagi, pulau itu akan dibangun lebih besar dari kerajaan kita yang sesungguhnya di bawah air.
Kemudian, tak keluar kata-kata lagi dari mulut Maesa. Matanya menatap kosong ke udara.
"Teruslah bicara anakku. Teruslah bicara ...." Suara Mbah Kudungga terdengar putus asa. Ia tak menyangka air mata yang membasahi pipinya. Ia segera menghapus air mata yang membuatnya semakin membenci dirinya sendiri. Ia berjanji. " Tenanglah anakku ... Kau tak akan mati. Aku akan mencarikan tubuh yang tepat untuk sukmamu."
Mbah Kudungga mencabut dengan perlahan pedang Prabu yang menancap di tubuh anaknya. Lalu, mengubur jasad anak itu di dalam akar pohon besar bersama pedang Prabu. Dari celah akar pohon tumbuhlah anggrek hitam.
" Arwahmu akan tetap utuh di dalam anggrek hitam ini. Aku akan menjaganya agar tetap hidup. Aku akan menemukan tubuh yang tepat," ujar Mbah Kudungga untuk terakhir kalinya.
Cahaya bulan purnama yang pucat menerangi prosesi penguburan di ujung malam itu. Suasana hutan yang temaram makin suram. Kekuatan Mbah Kudungga semakin pulih.
____________________________________________________________________________
HMM... MAAP GAESS BAGIAN CHAPTER KALI INI AKU BUAT LEBUH SEDIKIT DARI BIASANYA,, EEITHH TAPI TENANG!! KARENA AKU AKAN PUBLISH SEKALIGUS BANYAK CHAPTER GAES SOALNYA DARI KEMAREN2 AKU LAMA BANGET UPDATE NYA YAK,, MON MAAP YA GAESS ATAS KETERLAMBATANNYA
POLLOW AKUN WP KU YANG INI N POLO JUGA AKUN MY IG: @AULIARISKA_25
SALEUM SAYANG DARI ANEUK NANGGROE 🍃💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood Forest Spirit Hunter❤ 💀 [On Going]
Horror• [ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] •⚠ Sunyi sepi... Diam tak bernafas Gelap pekat mengancam diri Tubuh terbujur kaku Tubuh terbujur sendiri Hanya sebujur bangkai kita dan Kita yang menemani Hingar bingar dunia sepi Tak ada gemerlap lampu dunia Kini berga...