~19. Artikel kasus Ilegal Logging

100 6 0
                                    

Ardi pov;

  Selesai mandi dan berpakaian gue segera keluar dari kamar. Gue keluar melalui pintu belakang apartemen.

  Tak perlu berjalan jauh untuk menemukan warnet yang berada di dekat apartemen gue. Karena akses internet di apartemen gue lambat, apalagi dengan ponsel akan lebih lambat lagi, jadi gue lebih memilih untuk browsing di warnet. Terlihat ketika Tengah malam itu tak banyak user yang datang. Gue memilih bilik pertama dan selekasnya terjun ke dunia maya. Gue mencari berita-berita tentang kasus ilegal logging yang menimpa Papa gue. Gue mulai mengetikkan kata kunci di searh engine google: kasus logging Afandi Harfan.

  Gue membaca cepat beberapa artikel berita yang berhubungan dengan kasus yang menjerat ayah gue di pengadilan. Di beberapa artikel tertulis:

PENGUSAHA KAYU ASAL KALIMANTAN JALANI SIDANG LANJUTAN
Semarang Sore- 10/ 12/ 10
Setelah adanya penyelidikan kasus ilegal loging di hutan Sungai Bening. Pengusaha kayu Drs. Afandi Harfan, terjerat pemalsuan dokumen HPH. hasil dari penyelidikan KPK atas pejabat DPRD kalbar yang terlibat kasus suap sepekan lalu ...

KASUS PEMBUNUHAN MISTERIUS DI HUTAN KUTAI
Bening pos- 20/ 12/ 10
Berselang satu minggu setelah insiden penembakan sepuluh warga Dayak di hutan Sungai Bening. Dua penebang kayu ditemukan tewas tercabik-cabik. Warga pedukuhan mengaku tidak bertanggung jawab atas pembunuhan itu. Mereka menuduh penunggu hutan yang telah melakukannya. Polisi mencurigai peredaran senjata ilegal yang masuk ke Sajingan Besar akibat sengketa lahan yang melibatkan PT. KALBAR RAYA. presdir PT. KALBAR RAYA. Drs. Afandi Harfan menghilang, ia tidak hadir dalam serangkaian sidang lanjutan atas pemalsuan dokumen HPH. Kesatuan polisi Sajingan Besar dan polisi gutan memutuskan untuk menutup kasus pembunuhan di hutan Sungai Bening karena minimnya bukti-bukti yang ada.
" Kita akan memantau terus daerah ini." Ujar Letnan Yusuf saat dimintai keterangan.
Mereka menutup hutan Sungai Bening dari publik untuk waktu yang tak terbatas...

AKIBAT PENEBANGAN HUTAN, SUNGAI MAHAKAM MELUAP
Semarang News- 01/ 01/ 11
Luapan Sungai Bening mengakibatkan jalur tengah kalbar, antara kota Semarang hingga Maluk. Kabupaten Sajingan Besar Timur. Sedangkan jalur lintas selatan Kalbar, Semarang, Tanjung Radub, Kabupaten Birau mengalami kerusakan akibat luapan Sungai Bening dan mengakibatkan empat korban hanyut dan pertokoan terendam banjir. WALHI kalbar mendukung moratorium, penghentian penebangan hutan di Kalbar. Mereka mengajukan gugatan kepada Drs. Afandi Harfan terkait masalah ilegal loging...

LUAPAN BENING MENGINTAI PULAU GALANG
semarang News- 03/ 01/ 11
Luapan sungai Bening mengakibatkan erosi dan abrasi di pulau galang. Setelah terendam air selama tiga hari, turap di tepi pulau Galang jebol. Saksi mata menyebutkan adanya puing-puing bangunan kuno muncul dari longsoran di tepi pulau. Kontraktor asal Jakarta menghilang ketika tim survey yang pergi meninjau ke pulau Galang hilang. Masih belum ditemukan. Tim SAR kota Sajingan Besar yang mengevakuasi korban tidak bertemu seorang pun di pulau Galang. Akibat kasus ilegal loging...
Salah satu kontraktor lokal mengatakan selama perluasan pulau Galang mengalami kejadian aneh. Ia melihat siluet kapal Spanyol di atas sungai Bening. Sesekali menjumpai Harimau Putih yang berkeliaran di sekitar pulau.

  Author pov;

   Ardi makin cemas setelah mendengar nama ayahnya disebut-sebut dalam kasus alih fungsi hutan di Kalimantan Barat. Nama-nama pejabat pusat ikut terlibat di dalamnya. Sengketa tanah dan klaim kerusakan lingkungan yang dilayangkan membuat ayah Ardi harus menjalani berbagai acara persidangan yang melelahkan.

  Apa yang telah terjadi kepada mereka?

  Ardi merogoh ponselnya dan menghubungi Chandra. Tengah malam seperti itu Chandra masih di depan monitor. Mengisi tugas malamnya sebagai operator warnet di kampusnya.

   " Chandra!!"

   " Ardi?  Ada apa Di?! "

   " Bisa kau selediki artikel yang akan kukirim via email? Besok aku ke Kalbar. "

   " Seperti biasa, ya. Tak akan kulewati sudut demi sudutnya," jawab Chandra sambil sesekali menguap.

   " Dengan mengantuk, seperti itu? "

   " Gak masalah. Aku sudah biasa. Bahkan dengan mata terpejam aku dapat mengetik seribu kata. "

   " Thanks, hubungi aku kalau sudah mendapatkan sesuatu. Pulsa aku tanggung. "

   Ardi tak tahan berlama-lama di dalam warnet yang disesaki asap rokok. Rokok, senjata pemusnah massal nomor satu. Ia tak ingin tersenggal-senggal dan tertinggal di belakang teman-temannya ketika tengah bacpacker gara-gara paru-parunya berlubang.

    Ardi menghirup udara segar di luar warnet. Langit sebelah timur Bandung mulai benderang. Ia melangkah menuju apartemennya. Tidak seperti biasanya Bandung sedingin itu.

  Dalam kamar apartemennya, pagi itu juga, Ardi mempersiapkan kepergiannya, bacpacker ke Sajingan Besar seorang diri. Perasaannya tak enak. Ia merasakan sesuatu telah menimpa kedua orang tuanya. Tapi apa?

  Ardi mengingat-ingat kota-kota di kalimantan, ia menentukan destinasi—tempat tujuan, menyusun itinerary—rencana perjalanan, dan perlengkapan yang diperlukannya di kondisi alam kalimantan. Ia memasukkan dua potong
T- shirt—hitam polos, dua potong celana kargo, rain coat, kaos wool, sarung tangan, sleeping bag, kompor, nesting, botol air mineral, tongkat trekking, dan peralatan mandi—sabun tube dan pasta gigi, ke dalam tas ranselnya. Lalu, memasukkan kotak P3K dan ponsel ke dalam tas pinggangnya. Ia memasukkan pisau belati, army swiss, pemantik tahan air di kantong celana kargonya. Tanpa menduga bahwa semua perlengkapan itu akan sia-sia.

Dering ponsel berbunyi ketika Ardi hampir selesai mengepak barangnya. Di layar ponsel tertera nama: Jenar de Arc. Ardi mengangkatnya dan terdengar suara salam dari Jenar.

  " Waalaikumsalam ada apa jen?"

  " Eh, Di, aku minta maaf yang
    kemarin . Kau di mana?"

  " Ah,gak masalah. Aku yang salah. Lima belas menit lagi aku ke Juanda. Bacpacker ke kalbar."

  " Sendiri?"

  " Ya, sendiri." perasaan Ardi mulai tak enak.

  " Eh, aku boleh ikut gak? " suara Jenar terdengar bersemangat. Ardi membayangkan Jena tengah melonjak-lonjak senang. Ia mengerti sifat gadis berumur sembilan belas yang sangat keras kepala itu.

   " Sebaiknya jangan. Kali ini ada urusan keluarga," ujar Ardi kewalahan.

   " Aku ajak teman yang lain kalau mau. Sampai jumpa di Kalbar, Ardi."

  " Jen ..., halo,...."

   Sambungan telepon itu terputus. Ardi geleng-geleng kepala, ia tak dapat membayangkan harus direpotkan lagi dengan gadis satu itu. Ia melupakan Jenar dan melanjutkan mengepak barang. Diam-diam Ardi berharap Niken yang menemaninya. Ia berusaha melupakan keduanya. Tepat jam enam pagi, Ardi selesai mengepak barangnya. Ia meninggalkan kamarnya yang berantakan untuk kesekian kalinya, mengunci kamar apartemennya, dan berangkat ke Juanda mengendarai taksi.

  Ardi merasakan ketenangan selama satu jam perjalanan di dalam pesawat Merpati yang bertolak dari Supadio tanpa gangguan apapun—cuaca membaik, landing mulus, di bandara Sungai raya Pontianak. Satu jam penerbangan yang tenang dari Bandung ke Pontianak.

  Ya, hanya satu jam. Hanya satu jam ketenangan itu menemaninya.
 
  

 

 

  

The Blood Forest Spirit Hunter❤ 💀 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang