~13. Pedang keramat Prabu

96 9 0
                                    

BALAIRUNG Prabu Angling Dharma yang megah dipenuhi rakyatnya yang ingin meminta perlindungan dari kejahatan kegelapan gerhana. Mereka menganggap gerhana matahari terjadi karena sihir hitam Mbah Kudungga, bekas penasihat Prabu yang memilih untuk bertapa di tengah hutan dan menjajal ilmu hitam. Mbah Kudungga membantai seratus prajurit kerajaan Mempawah untuk menciptakan bala tentara kegelapannya.

Para warga membawa seorang warga yang matanya terbakar ketika mencoba melihat cahaya dari gerhana matahari cincin. Tubuhnya yang sekarat ditandu menggunakan perahu yang berukuran kecil.

Prabu menerima kedatangan prajurit kerajaannya yang melaporkan penemuan mayat prajurit inggris di tepi sungai bening. Ia mengabarkan berita itu dalam surat yang tertulis di daun lontar.

Prabu membaca cepat isi surat itu. Ia menganggukkan kepala, memberi tanda agar segera membersihkan mayat-mayat itu segera. Hanya Prabu dan salah seorang prajuritnya saja yang mengetahuinya.

" Ini perbuatan Kudungga! Dia telah menculik warga desa sebagai tumbal kurban-kurban upacara sesatnya."

" saya sudah mengetahuinya sejak lama. Sejak Kudungga meninggalkan kerajaan dan memilih bertapa di dalam hutan," ujar Prabu. Rakyat memandang penuh takzim Prabu mereka. " Hanya menunggu kekuatan Faruk melemah. Dan inilah saatnya. Ia telah menguras tenaganya untuk menyerang pasukan inggris."

" Kita usir saja Kudungga dari hutan. Bersihkan hutan dari darah yang ia korbankan!!" seru salah satu warga.

" Ya__ usir Kudungga dari negeri ini!!" sahut warga yang lain serempak. Mereka mengangkat tinggi-tinggi suluh ke udara.

Prabu mengeluarkan pedang bersepuh emas padat dari peti kayu yang terbuat dari gaharu. Aroma wangi yang menguar dari dalam peti menyingkirkan kecemasan dalam hati Prabu. Para punggawa yang berada tak jauh dari Prabu merasakan ketenangan yang sama.

 Para punggawa yang berada tak jauh dari Prabu merasakan ketenangan yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak berkurang rasa takjub Prabu kepada pedangnya itu. Pusaka keramat kedua setelah keris warisan Aji Batara Agung Dewa Sakti. Prabu memandang pedangnya. Gagang pedangnya berukir seekor harimau yang hendak menerkam. Ia mengeluarkannya dari sarung pedang yang ujungnya berukir seekor buaya rawa. Api lentera dan suluh bergerak-gerak gelisah terhempas kekuatan dari pedang Prabu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Blood Forest Spirit Hunter❤ 💀 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang