~24. First Niken: A memories❤

6 1 0
                                    


Bandung

  SETELAH melempar ponsel ke tengah-tengah tumpukan boneka di sudut ranjangnya, Niken membanting tubuhnya ke atas ranjang—jauh dari Ardi, di tempat yang jauh lebih hangat dan beraroma wangi. Ranjangnya berderit-derit memprotes. Laptopnya melompat-lompat di atas ranjang dalam kamarnya yang beraroma feminim. Kamera Lomo Supersampler berwarna shocking pink—Niken marah besar ketika Ardi menyebutnya ‘mainan anak-anak’. tergeletak bersama kamera lomo-nya yang lain, Diana dan Lomografi Horizon Perfekt—kamera lomo mahal seharga lima juta. Namun ia tidak meninggalkan kamera SLR, single lens reflex- nya.

Hampir di seluruh dinding kamar Niken terpajang foto-foto yang disusun menjadi lomowall. Lembaran cetakan foto-foto ukuran kecil yang disusun dan ditempel di panel sterofoam berwarna shockin pink itu membentuk kolase gambar. Foto-foto lomografi hasil bidikan Niken yang memenangkan penghargaan di vienna dapat menambah semangatnya.

  Lomo singkatan dari Leningradskoye Optiko Mechanichesckoye Obyedinenie—Leningrad Optical Menchanical Amalgamation. Adalah nama pabrik lensa yang berada di St. Petersburg,  Rusia. Tempat lahirnya kamera Lomo—hasil pengembangan dari kamera asal Jepang.

  Niken kembali mengetik di laptop yang masih online. Ia tengah asyik mengetik di blog yang dikelolanya tentang Lomografi dan traveling bernama Meteor Rain—one moment is priceless. Ia melanjutkan daily activities-nya dalam blog:

  Akhirnya : Launching Buku Pertama

  Posted on January 9th, 2011

  ...

  Kesal nggak sih, kalo semua udah perfek, namun ada satu masalah

  Ya, hanya satu orang yang bikin semua jadi percuma ... percuma!!

  Aku menulis bukan untuk diriku sendiri. Aku menulis untuk orang-orang yang aku cintai ... Jujur agar bisa comeback ama Ardi, namun apa yang dilakukan Ardi kepadaku? Pergi backpacker seorang diri ... nggak peduli acara launching besok sangat berarti ... namun aku sedikit lega, Ardi masih ingat bahwa bulan ini adalah bulan pertemuan kami ... setahun tersa sangat lama bagiku ...

***

  Niken memejamkan matanya. Ia menghirup aroma lavender yang diterbangkan angin senja ke wajahnya dalam-dalam. Berusaha menenangkan dirinya. Menenangkannya untuk sesaat.

  Wangi aromaterapi hampir tercium di setiap ruangan dalam rumahnya, terutama aroma bunga lavender. Ruang yang berbeda, berbeda pula aromanya. Aroma lavender dalam kamar tidurnya memberikan perasaan rileks. Sesekali ia menggantinya dengan aroma mawar. Batang mawar putih segar dapat ditemui di ruang baca, ruang tamu, kamarnya bahkan di dalam kamar mandi. Kecuali kamar gelap untuk mencuci film seluloid yang selalu berbau bahan kimia dari developer untuk cuci cetak film negatif.

  Rambut Niken yang lurus dan panjang sepinggang tampak berantakan. Lingkaran hitam di bawah matanya tertutup make up. Jika sedang cemberut kai terlihat kekanak-kanakan meski telah berumur dua puluh lima tahun. Berbeda ketika ia sedang serius, ia akan kembali terlihat lebih tua lagi.

  Berkali-kali Niken memukul-mukul bantalnya karena kesal. Aromaterapi gagal memberikan ketrnangan padanya. Ia tak menyangka Ardi begitu mudah melupakannya dan pergi backpacker seorang diri. Atau bersama orang lain, gadis lain mungkin? Yang sebaya atau idealnya yang lebih muda? Haaahhh?!!!

  Niken mulai berpikir yang tidak-tidak.

  Ia membetulkan letak kacamata berframe putih yang nyaris terjatuh dari wajahnya yang berminyak. Jika tak sedang berada di depan laptop-nya, ia kan segera membuang kacamat itu jauh-jauh. Dan memasang contact lens- nya. Menurutnya, ia terlihat lemah jika memakai kacamata, walau kacamata dapat menutup kantung matanya yang gelap. Jika terpaksa harus mengenakan kacamata, ia memilih frame kacamata putih gading.

The Blood Forest Spirit Hunter❤ 💀 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang