~10. Nyaris mati konyol!!:V)

106 12 0
                                    

Chapter lalu;

" Keluarga pembunuh harus mati" sentak orang itu. " Kita telah mendapatkannya. Jangan biarkan dia lolos, Mbah!!!"

______________________________________

Ardi pov;

Gue tidak menyangka kalau Lelaki tua yang dipanggil Mbah segera bangkit dan meraih sekopnya. Ia tak kesulitan ketika akan bangkit, karena tubuhnya melayang terbang.

Gue segera melepaskan jemarinya dari lengan orang itu. Tangan orang yang terkubur itu tiba-tiba menjulur meraih pergelangan tangan gue, lalu memegangnya erat-erat.

Terasa lengan gue seperti terjepit di pintu kereta api yang tengah melaju kencang. Tubuh gue terseret masuk ke dalam pasir. Kekuatan otot gue melumpuh. Gue tak dapat mengimbangi kekuatan yang menarik tubuh gue sekarang. Gue merasa tak berdaya. Seperti semut yang teejebak di sarang serangga undur-undur raksasa!

Gue tak ada jalan lain, akhirnya gue mencabut belati dari celana kargo gue, yang memiliki saku berukuran besar, tepatnya di saku kiri celana gue tersimpan belati tembaga sepanjang tujuh inchi dan pisau army swiss- gue.

Gue berkali-kali menusukkan belati gue ke lengan orang yang tenggelam itu, yang memegang lengan gue. Namun usaha gue sia-sia. Gue melihat Bukan darah yang mengucur deras dari lengan orang itu melainkan pasir, tepatnya oasir hitam. Tubuh gue semakin terperosok masuk ke dalam lubang pasir. Sedangkan angin menderu-deru keras tepat di atas kepala gue.

Lelaki tua itu melayang di atas lubang pasir kemudian mendekati gue. Ia menghujamkan ujung sekop ke dalam pasir, lalu melontarkan pasir ke tubuh gue. Berusaha mengubur gue hidup- hidup.

Rasa panik membuat gue tak dapat menahan napas. Gue tak sengaja menghirup butiran pasir. Akhirnya, Butiran pasir masuk ke dalam lubang hidung gue. Membuat gue sesak napas dan terbatuk-batuk. Dada gue serasa hendak meledak. Tubuh gue makin terkubur di dalam pasir. Pasir mengubur gue setinggi pinggang gue. Pinggang gue tak dapat gue gerakkan lagi. Beberapa tarikan napas neraka lagi dan pasir yang menyumbat paru-paru gue dan akan membunuh gue seketika.

Gue membekap hidung gue sendiri. Pasir yang terlempar dari atas tubuh gue membutakan mata gue. Gue kehilangan keseimbangan . Tubuh gue semakin terkubur di dalam pasir. Pasir membenamkan tubuh gue setinggi leher gue, terus naik ke dagu gue hingga gue harus menutup mata ketika pasir mengubur kepala gue.

Gue merasakan bayangan kematian menari-nari di depannya. Gelap pekat menyelimutinya. Kegelpan di dalam pasir lebih pekat dari langit malam. Untuk terakhir kalimat Fandi mencoba bergerak. Kakinya menendang-nendang, tak bisa.

Hitungan ketiga dan dada gue meledak.
... Gue akan mati!! Mati konyol di dalam pasir!!
Gue menyerah. Gue bersiap menyambut maut.

Dua degup jantung gue dan tubuh gue tiba- tiba terdorong ke atas permukaan pasir. Tubuh gue terlontar ke udara seperti geyser bersama pasir yang mengubur gue. Angin malam menerpa pasir yang memenuhi tubuh gue hingga bertebangan di udara.

Author pov;

Bunyi 'BUK' keras mengiringi tubuh Ardi ketika terjatuh beberapa meter dari lubang itu. Rasa nyeri menjalar bagai sengatan listrik dari tulang bahu hingga punggungnya. Erangan kesakitan terlontar dari mulutnya.

Ardi menyeka pasir dari wajahnya sambil terbatuk-batuk. Lalu, berusaha membuka matanya. Butir pasir yang masuk ke dalam kelopak mata membuat penglihatannya buram. Ardi memaksa untuk membuka mata dan melihat apa yang terjadi.

Penglihatannya masih buram. Dari kejauhan Ardi melihat bayangan yang berputar-putar saling menyerang di udara. Bertabrakan menghempas udara.

" Cepat pergi dari tempat ini ... Cepat pergi!!, Aku akan menghalangi mereka!! "

The Blood Forest Spirit Hunter❤ 💀 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang