~23. Terjaga mimpi buruk ☀⚫

15 1 0
                                    

Jangan lupa VOTMENT!! ~Author•

***

   Ardi merasakan dadanya sesak. Kali ini, ia benar-benar terjaga dari mimpi buruknya. Nyaris saja merubuhkan tenda yang berdiri di atas tanah berlumpur itu. Ia merasa tercekik. Ini gara-gara ketergantungan obat penenang. Beberapa minggu tak mengkonsumsi obat sedatif itu membuatnya mengalami delusi. Dalam mimpi buruknya—di siang hari bolong, ia tercebur, terseret dan melihat mayat-mayat mengapung di sungai Bening.

  Tak terdengar suara papaun dari sekelilingnya. Radio ponselnya mati, ia sengaja mematikan agar jenar—atau siapapun tak mengganggunya lagi. Sekarang ia yakin berada di dunia nyata, kali ini bukan mimpi buruk. Ia merasa sadar sepenuhnya. Dan yakin, karena ia berada di dalam kantung tidur seperti biasanya.

  Tanpa Ardi sadari, jemarinya bergerak meraih ponselnya. Ia menyalakan radio dan terkejut mendengar suara yang keluar setelahnya. Ia merasa yakin pernah mendengar siaran dalam  beruta radio itu. Sama seperti siaran radio yang yerdengar dalam mimpi buruknya tadi.

  " ... radio Swara Semarang  FM ... kami harus menghentikan siaran lima belas menit lagi ... badai mendekat ... seperti yang diberitakan BMG semarang ... warga yang berada di bantaran sungai harap waspada akan terjadinya banjir susulan akibat meluapnya sungai Bening ... "

  Apakah ini pertanda? Atau semacam ancaman?

Ardi menyalakan perekam di dalam ponselnya. Dan mulai berbicara kepada dirinya sendiri. Satu-satunya cara agar menghilangkan kesuntukan karena bepergian seorang diri. Memori di ponselnya masih penuh. Ia mengumpulkan rekaman dalam ponselnya dalam PC -nya. Rekaman dari catatan perjalanannya.

💀 Hoahhmm ... yah, masih sembilan Januari ... sendirian di Kalimantan Barat ... masih di Semarang membuat gue mulai bermimpi buruk ... tentang Sungai Bringin yang berwarna merah darah dan dipenuhi mayat-mayat prajurit Spanyolprajurit Spanyol?!! Entah apa yang terjadi dengan mereka. Atau ini hanya kesintingan gue belaka karena kutukan valium?!! Tanyakan saja pada diri lo sendiri ardi!! Lo bisa lepas dari obat setan itu!!!

  Ardi mematikan perekam ponselnya. Semangatnya kembali pulih. Ia segera keluar dari dalam tendanya. Memeriksa keadaan di dalam penginapan tua itu. Suara-suara penghuni kamar terdengar dari dalam. Ia melihat mereka bercakap-cakap sambil keluar dari dalam kamar. Bunyi pintu dibuka dan ditutup terdengar. Ardi sedikit lebih tenang sekarang, karena ia tak sendirian.

  Bunyi guruh bersahut-sahutan terdengar dari kejauhan. Ardi berjalan mendekati penginapan itu. Aroma tanah basah terasa menyegarkan. Ia seperti mengulang kejadian itu untuk kedua kalinya. Jejak langkah sepatunya sama persis seperti dalam mimpi buruknya.

  Kali ini Ardi menemukan resepsionis. Pria itu tengah membaca surat kabar di ruang tamu penginapan, tak jauh dari lobi. Televisi yang menyala di depannya tak ada yang menonton.

  “ Maaf, ” tanya Ardi sembari mengamati keadaan di dalam koridor. Ia melihat seseorang keluar dari dalam kamar dan mendekatinya sambil membawa peralatan mandi.

  “ Ah, ya, ada apa? Pria itu melipat surat kabarnya. Membuka kacamatanya dan berusaha mengingat-ingat sesuatu. “ Maaf, sepertinya masih belum kamar. Kebanyakan mereka mem-booking untuk dua hari ke depan.

  Tamu yang membawa peralatan kamar menyela. “ Maaf, Pak sepertinya kran air di kamar mandi ketiga macet.

  Pria paruh baya itu memperhatikan penghuni kamar yang berdiri dengan handuk di lehernya. “ Ya, akan saya perbaiki sebentar lagi. ” Ia segera beranjak dari tempat duduknya. Berkata cepat-cepat kepada Ardi.

The Blood Forest Spirit Hunter❤ 💀 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang