18. Akhir yang tak berawal.

72 15 18
                                    

Liana menggalau :(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Liana menggalau :(

*****

Sudah 2 minggu hubungan Liana dan Kai merenggang. Dan selama itu pula Fabian semakin gencar mendekati Liana. Seperti sekarang, Fabian dengan senyuman lebarnya berjalan menghampiri Liana yang tengah berdiri dibalkon depan kelas IPA 3 sambil menatap kearah bawah. Sayup-sayup Fabian  dapat mendengar senandungan kecil dari Liana yang sedang mendengarkan lagu melalui headset.

"Lian," Panggil Fabian setelah berdiri disebelah cewek itu.

Panggilan Fabian sama sekali tidak digubris. Lebih tepatnya Liana tidak mendengar panggilan Fabian karena volume lagu yang sangat kencang. Fabian bahkan bisa mendengar lagu apa yang sedang Liana dengarkan.

Fabian tidak kembali membuka suara. Cowok itu memilih memperhatikan Liana yang menunduk memainkan ponselnya sambil terus bersenandung.

Akhir-akhir ini Fabian merasa memperhatikan Liana adalah hal yang menyenangkan. Matanya seakan tidak bisa lepas dari cewek itu. Setiap berada didekat Liana, jantungnya pasti akan berdegup kencang.

Dari awal, Fabian memang tertarik dengan Liana. Hanya saja, saat dia mengetahui bahwa Liana dan Kai saling menyukai, Fabian memilih   mengenyampingkan perasaannya. Sampai akhirnya Fabian melihat Liana menangis karena cowok itu. Dari sana, Fabian tidak mau mengalah lagi. Kalau Kai tidak bisa membuat Liana bahagia, maka biar dia saja. Sesulit apapun itu, Fabian akan berusaha membuat Liana melupakan Kai.

Angin yang berhembus membuat rambut panjang Liana jatuh menutupi wajahnya. Fabian yang melihat itu perlahan mengulurkan tangannya. Menyelipkan rambut Liana kebelakang telinga. Hal itu membuat Liana langsung menoleh kearahnya dengan mata melebar.

"Loh, Fabian?!"

Fabian terkekeh melihat wajah Liana yang terkejut. "Kaget banget, neng."

"Lo dari kapan disini?"

"Dari tadi kali."

"Kok gue nggak tau?" Tanya Liana seraya melepas sebelah headsetnya.

Fabian menggedikan bahunya. "Lo sih keasikan konsernya. Lagi dengerin lagu apa, sih? Seru banget kayaknya." Fabian mengambil alih sebelah headset yang berada ditangan Liana dan menyumpalkan headset itu ketelinganya.

Alunan lagu Hivi-Pelangi kini terdengar jelas ditelinga Fabian.

"Cie, lagi galau, ya?" Tanya Fabian dengan senyum mengejek.

"Apasih, nggak."

"Hm masa?" Tanya Fabian lagi dengan alis terangkat.

"Enggak, ih!" Seru Liana. "Emang kalau dengerin lagu galau, berarti lagi galau gitu? Kan nggak juga."

"Iya deh iya." Ujar Fabian seperti orang mengalah. Tapi sebenarnya tidak. Karena Liana masih dapat melihat senyum ejekan dari cowok itu.

Liana mendengus sebal. Lalu memilih kembali menatap kebawah. Memperhatikan beberapa siswa yang sedang bermain bola di lapangan.

CHOOSE OR LOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang