10. Chit Chat

78 14 10
                                        

"Peduli itu bukan berarti gue suka. Gue hanya menunjukkan sikap baik gue dengan nolong dia yang emang lagi butuh bantuan."- Kailendra Alderio.

*****

Dinginnya angin malam yang berhembus menyapu kulit putihnya tidak membuat Kai beranjak dari kursi panjang taman belakang rumah Fano. kepalanya mendongak menatap gelapnya langit malam dengan sedikit bintang yang menghiasi.

Indah, namun tidak mampu membuat fokus Kai tertuju sepenuhnya kearah sana. Pikirannya berkecamuk memikirkan perkataan Fabian saat bermain truth or dare siang tadi. Saat Fabian menyebut nama Liana, ada perasaan mengganjal di hatinya. Tidak ada yang salah dari jawaban cowok itu, Kai sendiri pun bingung kenapa jawaban itu mampu mengusiknya sejak tadi.

“Lo ngapain disini? Bengong aja, kesurupan nyaho lo.” Kai menoleh pada Fano yang sudah duduk disampingnya.

“Nyari angin.”

“Yeh, angin lah segala di cari. Duit noh yang di cari mah biar tambah kaya.”

Dengusan kecil lolos dari bibir Kai sebelum akhirnya kembali mengalihkan pandangan ke arah depan tanpa berniat menjawab perkataan Fano. Moodnya sedang tidak baik sekarang. Rasanya dia malas mendengar ocehan teman-temannya, maka dari itu Kai lebih memilih duduk sendiri disini. Tapi Fano menghancurkan semuanya.

Hening menyelimuti, baik Kai maupun Fano tidak ada yang berniat mengeluarkan suara. Fano melirik sebentar ke arah Kai. Melihat dari ekspresi wajah Kai, Fano bisa menebak kalau ada sesuatu yang mengganggu pikiran cowok itu. Kalau di ingat-ingat, sikap Kai berubah setelah permainan Trut or Dare.

Tapi kenapa? Fano pun tak tau.

“Gue pengen nanya, deh.” Fano membuka suara. “Sebenernya perasaan lo ke Liana itu gimana sih?” tanya Fano. Random memang tapi itulah yang sejak kemarin membuat dirinya penasaran setengah mati.

Kai terdiam sejenak. “Biasa aja, kayak ke temen.”

“Masa sih? Tapi kok, lo kalau sama Liana kelihatannya peduli gitu?”

“Terus?” tanya Kai dengan sebelah alis terangkat.

Memangnya ada yang salah kalau dia peduli?

“Ya... gue mikirnya lo suka aja gitu sama dia.”

“Peduli itu bukan berarti gue suka. Gue hanya menunjukkan sikap baik gue dengan nolong dia yang emang lagi butuh bantuan.” jelas Kai. “lagian gue udah anggap dia temen, udah seharusnya gue bantu dia.”

“Ya iya sih, gue tau lo itu kalau sama temen baik banget. Tapi baiknya lo ke Liana tuh beda aja kelhiatannya.” kata Fano bersikukuh.

“Emang lo liatnya gue gimana?”

“Emm, gimana yaa?” Fano mengusap dagunya, berpikir sejenak. “Kayak ada getaran-getaran cinta gituuu. Anjrot bahasa gue.”

“Biasa aja sih.”

“Tapi gue liatnya gak biasa aja, njir.”

“Yang ngerasain kan gue, njing!" Sentak Kai, mulai kesal.

Fano menggedikan bahunya acuh. “Gue si nanya aja, takutnya lo suka sama Liana. Soalnya dari yang gue lihat, kayaknya si Fabian serius mau deketin dia.” kata Fano, kemudian berdiri dari kursi dan kembali masuk kedalam rumah. Membiarkan Kai kembali merenungi perasaannya.

CHOOSE OR LOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang