5. FALAWW!

104 21 10
                                    

Liana menatap datar kepada dua sejoli yang sejak tadi bermesraan didepan matanya. Padahal Liana sudah menyarankan mereka untuk pindah mencari tempat yang lebih sepi agar lebih privasi dan lebih menghormati kaum jomblo seperti Liana.

Tapi bukannya menuruti, Aubrey dan Risky malah semakin bermanja-manja ria tidak memperdulikan tatapan beragam murid IPA 3 yang sedang berada didalam kelas. Kebanyakan siswi menatapnya dengan tatapan iri sedangkan para siswa menatap dengan tatapan yang lebih kearah jijik.

Tidak menganggu tapi tidak enak juga untuk dipandang.

Liana meringis geli melihat Aubrey menyuapi Risky bekal yang sengaja dia bawa dari rumah. Cewek itu bahkan dengan niat bangun jam 4 pagi dan mengirim banyak chat kepada Liana yang isinya meminta saran menu bekal spesial.

Tentu saja Liana tidak membalas, Liana mendengar banyak notif diponselnya, tapi ia lebih memilih mengabaikan dan melanjutkan mimpi indahnya. Bagi Liana, waktu tidurnya terlalu berharga untuk disia-siakan dengan membalas chat dari Aubrey.

Paginya Liana iseng menanyakan bekal apa yang Aubrey buat. Lalu dengan bangga, cewek itu menjawab

Telor dadar.

Katanya walaupun sederhana yang penting buatnya pake cinta.

Kalimat itu sukses membuat Liana ingin muntah ditempat.

“Bisa nggak sih lo berdua pergi aja? Enek gue liatnya.” usir Liana untuk kesekian kali. Liana bahkan sudah tidak peduli dengan kesopanan pada kakak kelas sekaligus ketua osisnya itu.

“Nggak usah dilihat dong. Ribet amat.” balas Aubrey, cuek.

Liana melotot. “Gimana gue nggak liat, nyet! Lo mesra-mesraan di depan komuk gue pisan.”

Risky tertawa melihat Liana. “Marah-marah mulu, Li. Lagi dapet ya?”

“Udah, deh kak jangan banyak cincong. Mending hempas aja lo berdua dari hadapan gue.”

Risky dan Aubrey hanya tertawa mendengar omelan Liana tanpa berniat untuk menjawab apalagi menurutinya. Keduanya malah kembali sibuk dengan aktivitas awal, bermesraan.

Liana mendengus kesal, kemudian mengambil ponsel yang tergeletak diatas meja. Tangannya bergerak membuka aplikasi instagram dan mengetikkan nama sang pujaan hati dikolom pencarian. Daripada menonton keuwuan dua manusia tak tahu diri yang duduk dihadapannya, lebih baik Liana menstalking instagran Kai.

Kailendra.aldr

Jari Liana sibuk menscroll postingan instagram Kai yang kebanyakan berisi foto pemandangan. Dari total 20 postingan, hanya ada 3 foto Kai. 2 foto itupun Kai tidak sendiri, melainkan bersama teman-temannya. Hanya satu foto yang sedang sendiri. Tapi hanya berupa siluet wajah cowok itu dari samping dengan latar langit senja yang berwarna orange.

Liana menekan foto Kai yang berupa siluet. Memandang kagum ciptaan tuhan yang begitu mempesona. Hidungnya semakin terlihat mancung karena wajah Kai yang sedang menghadap kearah samping.

Foto nggak kelian mukanya aja aura kegantengannya tetep terpancar, heran. Emang susah sih kalo orang cakep mah mau jungkir balik, salto, atau kayang juga tetep aja cakep. Batin Liana, kagum.

“DOORR!!”

“Ayam, ayam!” Liana terpekik kaget ketika Alvan dengan iseng menepuk pundaknya lumayan keras dan teriak tepat di samping telinganya.

Alvan tertawa melihat ekspresi kaget Liana. “Kagetan ih kayak nenek gue aja,” ujar Alvan kemudian mengambil langkah seribu keluar dari kelasnya sebelum mendapat amukan dari Liana.

“SETAN SIA ALPAN!” Sewot Liana.

Liana kembali mengambil ponselnya yang tidak sengaja terlempar pelan tadi, matanya kembali melihat kearah foto Kai. Betapa terkejutnya Liana ketika melihat tombol hati yang terletak dibawah foto itu berubah warna menjadi merah. Mata Liana membola seketika. Malu dan panik bercampur menjadi satu. Walaupun Kai tidak ada disini tapi rasa malu itu benar-benar terasa.

“Anjir ke like!" Pekik Liana. "Duh, gimana nih mana postingan paling bawah lagi, kan ketauan banget gue ngestalknya.” Liana menggigit jarinya kebiasaan saat dirinya sedang panik. “Mana gue nggak follow dia lagi.”

"Ahh, gue unlike aja kali, ya?" Dengan tangan gemetar Liana kembali memencet tombol hati itu, dan warna merah itu kembali berganti menjadi putih.

“Mau ditaroh mana nih muka gue kalau nanti tiba-tiba ketemu dia?” ujar Liana masih bermonolog.

Huwaaa mamaa tolongin Liana, Liana mau masuk keperut lagi aja.

“Lo kenapa, dah? Panik amat roman-romannya. Lagi naber?” Aubrey menatap Liana dengan bingung.

“H-hah kagak! Udah lo jangan banyak tanya lanjut pacaran aja sono.”

Aubrey mendelik. “Tadi ngusir-ngusir. Sekarang malah disuruh, gimana sih.” Aubrey mengalihkan perhatiannya lagi pada Risky.

Ting.

Bunyi notifikasi membuat Liana kembali membuka ponselnya dengan ragu. Sedetik kemudian mata Liana melotot tak percaya. Mulutnya bahkan sampai terbuka sedikit karena terlalu terkejut. Wajahnya mulai memanas sampai ketelinga, seketika jantungnya berpacu dengan cepat.

Liana mengedipkan matanya beberapa kali membaca ulang notifikasi itu, memastikan apa ia salah baca atau tidak.

Kailendra.aldr mulai mengikuti anda.

DEMI APA KAI FOLLOW GUE?????

Bibir Liana berkedut saking senangnya, dia tidak dapat menahan senyum. Matanya masih betah memandangi satu notifikasi yang sukses memporak porandakan hatinya. Dengan mantap Liana mengusap layar ponselnya men-screenshoot notifikasi itu dengan tangan gemetar. Hal sekecil ini pokoknya harus tetap di abadikan.

“Liana kenapa tuh kok tiba-tiba senyum-senyum sendiri?” tanya Risky seraya menatap Liana dengan pandangan aneh.

Aubrey mengedikkan bahunya acuh. “Au dah. Lagi koslet kali otaknya.”


Kailendra.Aldr

cie, ngestalk ya?

Kok di unlike lagi, sih?

Malu ya? Haha

Lian, follback.

Saat itu juga Liana ingin mengubur dirinya hidup-hidup.

CHOOSE OR LOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang