AADKF
Ada Apa Dengan Kai Fabian?******
Semenjak kejadian hari itu, entah kenapa Liana merasa Kai menjadi semakin perhatian. Seperti lebih sering mengirim pesan dan menanyakan keberadaan Liana atau tiba-tiba menjemputnya untuk berangkat bersama kesekolah.
Seperti sekarang, cowok itu kini sudah menunggunya diruang tamu ditemani Bang Revan.
Liana sempat berpikir, Kai berubah menjadi lebih baik karena masih merasa bersalah. Liana sempat bertanya, tapi cowok itu menyangkalnya.
Flashback.
Dengan langkah beriringan Liana dan Kai berjalan menuju kantin. Ini sudah yang kesekian kalinya Kai mengajak Liana untuk makan bersama. Awalnya Liana merasa senang, namun ketika mengingat Kai berubah setelah kejadian hari itu, Liana menjadi berpikir. Kai itu memang ingin dekat dengannya atau hanya sekedar merasa bersalah?
Liana menatap Kai yang kini sedang meminum segelas es teh manis. Hatinya masih menimang-nimang, ingin bertanya atau tidak.
“Kenapa?” tanya Kai ketika sadar sedang diperhatikan.
“Emm itu..” Liana menggigit bibirnya pelan, haruskah dia bertanya?
Setelah beberapa saat meyakinkan diri Liana pun kembali membuka suara. “Kai, kalau misalnya lo masih merasa bersalah karena lupa nemuin gue waktu itu, gue udah maafin lo, kok.” ujar Liana. “gue bener-bener udah maafin lo, jadi lo gak perlu bersikap kayak gini.”
“Kayak gini gimana?” tanya Kai belum mengerti.
“Iya, kayak sering chat atau jemput gue gitu.”
Kai menghela napas panjang. “Jadi lo mikirnya gitu?” tanya Kai yang dijawab anggukan pelan oleh Liana.
“Lo salah.” ujar Kai.
“Salah apanya?”
“Pikiran lo salah. Gue begini bukan karena merasa bersalah. Gue begini, karena memang ini keinginan gue sendiri.”
Kai menatap Liana yang terdiam. Sepertinya cewek itu sedang mencerna kalimatnya.
“Lo risih?”
Liana menggeleng cepat. “Enggak, enggak sama sekali. Cuman gue takutnya lo masih merasa bersalah aja.”
Kai terkekeh pelan. “Semua yang gue lakuin ke lo itu, tulus Liana.”
Flashback end.
Liana melangkah menuruni tangga menuju lantai satu, menghampiri Kai yang masih duduk diruang tamu. Kehadiran Liana membuat kedua laki-laki yang sedang berbincang itu menoleh kearahnya.
“Nah, kelar juga lo. Lama banget siap-siap, udah kayak emak-emak lagi dandan buat kondangan.” ejek Revan.
“Mana lama sih, Bang. Cuman sepuluh menit kok.”
“Iya sepuluh menit kalau nol nya ditendang satu.” cibir Revan seraya berdiri dari sofa. “Tuh pengantennya udah siap. Silahkan berangkat ke pelaminan.”

KAMU SEDANG MEMBACA
CHOOSE OR LOSE
JugendliteraturSeandainya kamu tahu. Satu saja perlakuan manis yang kamu berikan kepadaku, menumpuk begitu banyak harapan besar dihatiku. -Liana Arabella Syandana Kailendra Alderio, laki-laki tampan yang setahun belakangan ini memenuhi hati seorang gadis remaja be...