11. I'll be waiting for you.

101 15 17
                                    

"Waktu adalah kado terbaik. Saat seseorang memberikan waktunya, dia memberi bagian dari hidupnya yang tak bisa diambil kembali."

*****

Kebanyakan orang menganggap hari senin sebagai hari paling menyebalkan sedunia, dimana aktivitas bekerja ataupun sekolah dimulai kembali. Liana merupakan salah satu dari kebanyakan orang itu. Tapi kali ini berbeda, hari senin justru hal yang paling ia tunggu-tunggu.

"Li sumpah, ya. Gue sirem nih muka lo kalau senyum-senyum mulu!" Aubrey menatap Liana tajam.

Bukannya ia tidak senang melihat temannya bahagia, hanya saja Liana ini bahagianya sudah kelewatan. Bagaimana tidak? Cewek itu senyum-senyum sendiri sejak bel masuk berbunyi dan sekarang bel isitirahat kedua akan berbunyi sebentar lagi. Sekitar 5 jam Liana seperti orang gila. Aubrey saja seram melihatnya.

Liana berdecak. "Kenapa, sih? Senyum kan ibadah."

"Ibadah si ibadah. Tapi jangan senyum-senyum sendiri juga, njing! Ibadah kagak di sangka gila iya lo!"

"Ya terus, gue harus senyum sama siapa? Sama lo gitu?" Liana menunjuk Aubrey. "Yaudah nih, hiii," Ujarnya seraya memasang cengiran lebar hingga menunjukkan barisan gigi putihnya.

Aubrey mendelik. "Udahlah jauh-jauh lo dari gue. Jangan sampe nanti gue disangka gila juga."

"Gitu banget sama temen, ih! Maklumin dong. Temen lo yang paling cantik nan aduhai ini kan lagi bahagia menunggu datangnya bel pulang sekolah buat ketemu sama bebebnya."

"Iya, iya. Suka-suka lo, dah." pasrah Aubrey. "Asal jangan disini lo duduknya. Tuh, pindah ke bangku pojok. Di situ terserah deh, lo mau senyum sampe bibir lo robek juga silahkan."

Tanpa diduga, Liana benar-benar beranjak dari kursinya, lalu berjalan menuju bangku paling bekalang barisan pojok. Setelah duduk dengan nyaman, Liana menopang dagunya dengan kedua tangan. Bibirnya masih saja terus menyunggingkan senyum.

Aubrey hanya menggeleng saja melihatnya.

Kasian cantik-cantik otaknya sedeng.

Sesekali Liana melirik kearah jam dinding. Rasanya, Liana ingin mempercepat putaran jarum jam itu agar bel pulang cepat berbunyi. Memang benar, waktu itu kalau ditunggu malah terasa lambat sekali berjalannya. Membuat Liana geregetan saja.

Tetttt tettt tettt

Baru istirahat kedua. Bel pulangnya masih 3 jam lagi. Batin Liana.

"Woi, Lianong! Ayo kantin." Aubrey menghampiri Liana.

"Loh, tadi katanya gak mau deket-deket sama gue." sindir Liana.

"Oh, mau lo gue tinggal sendiri?"

Liana berdiri seketika. "Ya, enggak!"

"Penakut dasar, huu."

"Ngaca sia!"

****

Kantin sudah mulai ramai dengan para murid yang ingin mengisi perut. Aubrey dan Liana mengedarkan pandangannya diambang pintu kantin, mencari meja kosong untuk keduanya duduk.

CHOOSE OR LOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang