4. Her Smile.

59 17 6
                                        

Liana menggaruk dahinya, bingung melihat google maps diponselnya. Sudah setengah jam berlalu namun keduanya masih belum sampai ke kafe tujuan. Tadi Fabian bilang jarak kafe itu dari sekolahan tidaklah jauh, paling hanya 15 menit jika menggunakan motor. Tapi karena Liana yang kurang begitu paham melihat google maps jadilah mereka berdua nyasar.

Liana menggigit bibirnya, takut. Untuk kesekian kalinya, dia salah memberi arahan. Seharusnya mereka belok di pertigaan yang didepan, tapi Liana malah memberitahu cowok itu untuk berbelok di belokan sebelum pertigaan.

Bagaimana ini, Liana takut Kai akan marah karena beberapa kali salah memberitahu jalan. Liana menelan ludahnya takut. Haruskah ia bilang kalau mereka salah jalan lagi sekarang?

Liana menarik napasnya dalam mencoba memberanikan diri. "Emm K-kai..."

Tidak ada jawaban dari cowok itu, sepertinya Kai tidak mendengar panggilannya karena suara bising dari kendaraan lain.

Dengan ragu Liana mengulurkan tangannya menepuk pundak Kai yang masih menyetir motornya. "Kai..." panggilnya lagi.

Kali ini Kai mendengar dan memelankan laju motornya. "Kenapa, Li?"

"Kai maaf....kita salah belok lagi..." lirih Liana dengan kepala yang menunduk dalam. Tak enak hati pada Kai, sepertinya dia hanya bisa menyusahkan cowok itu saja.

Kai pasti marah banget sama gue deh sekarang. batin Liana sedih.

Kai melirik Liana yang sedang menunduk dari kaca spionnya, sepertinya cewek itu benar-benar merasa bersalah. Memang sih Kai akui dia sedikit kesal, tapi melihat Liana yang begitu menyesal membuatnya menjadi tidak tega. Kai menghentikan motornya di pinggir jalan.

"Coba mana sini gue liat mapsnya," Kai sedikir memutarkan badan, menoleh pada Liana yang berada diboncengannya.

"Ini...harusnya tadi belok di pertigaan depannya..." kata Liana memberikan ponselnya pada Kai yang langsung diterima oleh cowok itu.

Kai melihat google maps itu beberapa saat sebelum akhirnya mengembalikan ponsel Liana kembali.

"Nggak usah liat maps lagi." ujar Kai, kemudian kembali menyalakan mesin motornya.

Liana mengangguk pelan menuruti perkataan cowok itu. Tangannya menggenggam ponsel dengan erat. Ia merasa tidak enak hati. Pasti Kai sekarang menganggap dirinya begitu bodoh. Sepanjang jalan Liana hanya diam memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi antara dirinya dan Kai setelah ini.


"Kai jangan marah ya...maaf... gara-gara gue kita nyasar jauh sama lama sampenya..." Liana menunduk dalam. Enggan menatap Kai yang sedang berdiri disebelahnya. Mereka baru saja sampai diparkiran Kafe.

Kai tersenyum kecil melihat Liana yang begitu merasa bersalah. Entah sudah berapa kali cewek itu meminta maaf. Padahal Kai sudah bilang bahwa dia tidak masalah, tapi Liana tetap saja menganggap dirinya marah.

"Gue nggak marah Lian, jadi berhenti minta maaf sama gue." ujar Kai seraya menepuk pelan puncak kepala Liana beberapa kali. Hal itu sukses membuat Liana mematung ditempat.

Kai megang kepala gue?

KAI MEGANG KEPALA GUE????!!!

CHOOSE OR LOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang