Chapter One

482 59 266
                                    

[WARNING! Cerita ini termasuk konten dewasa karena mengandung kekerasan. Dimohon bijak dalam membaca, ambil sisi positifnya.]

Happy reading and enjoy your time!❤️

***

Selasa merupakan hari bangun pagi bagi gadis berambut silver itu. Jam digital sudah menunjukkan pukul tujuh, waktunya mengisi perut. Dia berjalan menuju dapur, membuat segelas susu cokelat dan roti selai kacang untuk sarapan.

Makan pagi selesai tanpa menyita waktu lama. Ketika kakinya baru saja melangkah keluar apartemen, suara nyaring seorang wanita terdengar. "Mau ke kampus?" tanya Mrs. John—tetangga yang menempati apartemen di samping lift.

"Iya, Mrs. John, kenapa?"

"Aku masih punya pai strawberry. Siang nanti aku taruh di depan pintu apartemenmu, ya," ucap Mrs. John sembari melebarkan senyum.

Gadis tersebut mengangguk. "Terima kasih." Selain tetangga yang ramah, Mrs. John rutin memberinya pai stroberi. Mau tak mau, dia harus menerima pai sebagai bentuk kesopanan, meski lama-lama bosan juga dengan rasa makanan itu.

Dia melanjutkan langkah ke garasi yang terletak di basement. Dengan cekatan perempuan bercelana jeans hitam itu mengeluarkan motor sport yang harganya nyaris menyentuh angka satu miliar. MV AGUSTA F4 RR melaju meninggalkan apartemen tiga puluh lantai yang ditinggalinya.

***

Bangunan dengan dominasi warna putih terlihat mewah. Gedung itu adalah kampus utama University of California, San Francisco—atau biasa disingkat UCSF—merupakan bagian dari University of California, didedikasikan sepenuhnya untuk ilmu kesehatan dan pusat utama penelitian serta pengajaran medis maupun biologi.

Kampus ini mengoperasikan empat lokasi kampus di kota San Francisco dan satu di Fresno, California, serta banyak situs kecil lainnya yang tersebar. Perluasan ini menyebabkan keputusan tahun 1949 oleh UC Board of Regents yang menunjuk kampus UCSF, sebagai situs utama untuk semua ilmu kedokteran dari sistem University of California.

Gadis itu masuk ke kampus megah tersebut sambil mencari celah yang tepat untuk memarkirkan motornya.

"Pagi, Helcia!"

Beberapa perempuan juga memanggil, "Hai!"

"Cantik!" Sebuah gerombolan bersiul sembari menggoda gadis berambut silver itu begitu turun dari motor hitam kebanggaannya.

Berbagai ucapan berkonteks sama dia balas dengan senyum paling manis. Siapa yang tidak kenal dengan Helcia? Gadis jelita dengan perawakan sempurna, ditambah sifat yang terkenal murah hati membuat banyak orang bersikap segan.

Helcia memasuki salah satu ruangan yang menjadi kelas paginya hari ini. Setengah tertidur dia dengarkan penjelasan dosen di depan sana. Bukan apa-apa, Helcia hanya kuliah untuk mendapatkan gelar dokter, formalitas. Selebihnya, kemampuan Helcia dalam bidang kesehatan tidak perlu diragukan. Dia bahkan bisa melakukan operasi tanpa bantuan meski dirinya belum lulus.

***

Menjelang pukul 02.00 PM, kelasnya telah selesai. Empat jam lebih cepat dari jadwal biasa karena ada dosen yang tidak hadir. Wow, it's heaven!

Kepala Helcia celingukan mencari seseorang. Dia sudah memutari gedung, tetapi tidak kunjung menemukan Helios—sahabat laki-lakinya. Begitu kaki jenjang Helcia sampai di parkiran, dia menemukan seseorang yang dicari. Lagi-lagi pemandangan itu: Helios tengah dirundung para lelaki satu kampusnya. Helcia hanya menunggu dan memperhatikan sampai mereka semua benar-benar pergi.

HELL (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang