Chapter Six

156 23 137
                                    

[WARNING! Cerita ini termasuk konten dewasa karena mengandung kekerasan. Dimohon bijak dalam membaca, ambil sisi positifnya.]

***

Manik cokelat Helios menatap sudut atas ponselnya. Tanggal 26 Agustus. Helcia sama sekali tidak membaca pesan yang ia kirimkan, membuat hatinya tidak nyaman. Ke mana dia?

Lelaki itu mengecek ke apartemen menggunakan kartu serep yang dibuatkan Helcia untuk akses masuk. Pandangannya mengedar, mencari keberadaan gadis itu.

Kamar mandi, balkon, dapur, ruang jemur, dan kamar pribadi Helcia sudah Helios kunjungi, tetapi perempuan itu tak kunjung ditemukan. Hari Sabtu merupakan hari libur kuliah baginya dan Helcia. Jadi, tidak mungkin gadis itu datang ke kampus.

Helios mendudukkan diri di sofa nyaman berwarna hitam. Apartemen Helcia terasa sepi sekali. Liel pun tidak ada, entah bersama Helcia atau dititipkan ke Mrs. Katy.

Kalau dipikir, Helcia selalu menghilang di akhir bulan. Benar-benar tidak ada kabar sebelum tanggal satu bulan berikutnya. Helios merasa dia tidak mengenal Helcia, walaupun mereka sudah bersama sejak kecil. Helcia terlalu tertutup dan tidak banyak bicara mengenai dirinya.

Helios membuka ponsel, menuju aplikasi galeri, menekan sebuah foto. Gambar dua manusia sedang berdiri di Lafayette Park Dog Play Area seketika terpampang jelas. Di potret itu, Liel tampak berdiri hendak memeluk Helios, sedangkan Helcia tertawa di sampingnya. Ah, Helios ingat hari itu, ketika ulang tahun Liel tujuh bulan yang lalu, dia dan Helcia memang mengajak peliharaan gadis tersebut bermain di areal bermain para anjing.

Tangan Helios menggeser layar, seketika foto tadi terganti dengan potret lain. Gambar Helcia sedang tertawa lepas sembari menggendong Silcia. Ngomong-ngomong, Silcia adalah kucing putih milik Helios. Hewan berkumis itu termasuk dalam jenis kucing Chinchilla. Silcia begitu akur dengan Liel. Istilah anjing tidak bisa akrab dengan kucing tak berlaku bagi mereka. Liel yang jantan melindungi Silcia si betina.

Senyum Helios terkembang. Baru dua belas jam tidak bertemu Helcia, dia sudah begitu rindu. Helios berjalan menuju balkon, berdiri di tepi pagar, menatap jalanan Sacramento Street yang tidak terlalu ramai.

Hari ini lumayan terik, tumben sekali San Francisco panas. Namun, Helios tidak memusingkan hal itu karena sebentar lagi musim kesukaannya akan datang; gugur dan dingin. Jujur saja, dia lebih suka dingin daripada panas. Karena tubuhnya mudah menghangat, apalagi jika dekat dengan Helcia. Melihat senyum gadis itu saja sudah membuat hatinya meleleh.

Merasa sia-sia karena datang ke apartemen, Helios beranjak pulang, lebih baik mengerjakan tugas daripada hanya diam menunggu Helcia. Suatu hari pasti kekasihnya akan menjelaskan semua hal yang tidak diketahui.

***

Yeay, this is fall! Helios menatap semringah ke arah daun maple berwarna merah yang berserakan di jalan. Sudah hampir dua bulan ia berpacaran dengan gadis di sebelahnya. Rambut silver Helcia tampak berkibar dirayu sang Bayu.

Orang-orang yang juga berjalan kaki seperti mereka terlihat memakai syal. Wah, hari ini dingin juga rupanya.

Helcia melirik Helios yang sedang menatap tautan jari mereka. Gadis itu terkekeh. "Kenapa kamu melihat tangan kita terus, Lios?"

Helios malu tertangkap basah, dirinya tersenyum malu. "Aku senang kita bisa menikmati sore bersama seperti ini."

Tak ingin membahas hal itu, Helcia justru berucap, "Ada yang ingin kukatakan."

"Apa?"

"Nanti malam sebaiknya kamu kemas-kemas, besok kita akan berlibur," tutur Helcia.

Helios sedikit mengerutkan keningnya. "Berlibur? Ke mana? Bukankah kita masih ada jadwal kuliah?"

Helcia memasang raut sedih. "Lios tidak mau berlibur denganku?"

"Bukan begitu, tetapi–"

"Ayolah!" bujuk Helcia.

Ya, kapan Helios tidak menuruti kekasihnya? "Memangnya kita mau ke mana?"

Helcia mengedipkan sebelah matanya, menyunggingkan senyum jahil seraya berseru, "Rahasia!"

"Helcia terlalu banyak rahasia, ya ...."

Air muka Helcia berubah drastis. Ia paham sekali maksud ucapan Helios. Apa ia bisa menyalahkan kekasihnya yang polos itu? "Tunggu aku."

Helios menoleh, menatap wajah sendu Helcia. Merasa bersalah, ia berniat meminta maaf. "Hel–"

"Ketika kita berlibur besok, akan kuceritakan semuanya padamu," lirih Helcia.

Senyum terukir di wajah Helios. Ia mengangguk, begini pun sudah cukup. Tidak pernah ada tuntutan untuk Helcia, karena gadisnya sudah terlampau sempurna. Helios melepas gandengan tangan mereka, kemudian menyodorkan kelingking kanannya. "Janji?"

Wajah Helcia kembali ceria. Bagaimana bisa ia melewatkan hal menggemaskan seperti itu? "Janji!"

"Mau makan sup jamur?"

"Uwaaah, mau!" teriak Helcia antusias. Sup jamur buatan Helios adalah yang terbaik dan tiada tandingan!

Tiba-tiba Helios memegang kepangan rambut Helcia, membuat perempuan itu menelengkan kepala. "Aku sangat suka dengan rambutmu," celetuk Helios.

Helcia tersenyum lebar sampai terlihat deretan gigi bersihnya. Tangan kanan yang tadi berada dalam saku jaket dia taruh di atas kepala Helios, mengusap pelan surai kecokelatan tersebut. "Aku juga suka rambut Helios."

"A-ayo kita segera membeli bahan untuk membuat sup."

Lagi-lagi Helcia tertawa, kemudian merapatkan tubuhnya ke Helios, bergelayut manja. "Ayo!"

***

Tidak banyak barang bawaan Helcia, hanya sebuah kantong plastik besar berisi makanan untuk bekal perjalanan. Berbanding terbalik dengan Helios yang tampak membawa seisi lemarinya. Lihatlah, sebuah tas jinjing besar sudah tergeletak manis di pangkuan lelaki itu.

"Pertanyaan pertama, menghilang ke mana aku setiap akhir bulan?" Helios menoleh, menatap Helcia yang bicara sendiri. "Jawabannya ada di tempat yang kita tuju hari ini."

Helios mengerutkan kening tanda tak mengerti. Apa maksud ucapan Helcia? Pertanyaan yang mengusik itu hanya ia simpan dalam hati, enggan menyatakannya.

Tak lama kemudian, kaki Helcia menekan gas, mobil melesat gesit, meninggalkan rumah Helios yang kosong karena penghuninya tidak di tempat.

***

AN:

Alohalo! Apa kabar?

Chapter Six is done! Wait next chapter for another cuteness.

Uhuk, tebak-tebakan, yuk, ke mana mereka? Yang bisa tebak dikasih kecup jauh dari Helios deh😘.

Udah mulai nyinggung konflik, nih, siap?

TTD,
Pecinta husbando 2D
maylinss_ dan Michika213

HELL (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang