[WARNING! Cerita ini termasuk konten dewasa karena mengandung kekerasan. Dimohon bijak dalam membaca, ambil sisi positifnya.]
Happy reading and enjoy your time!❤️
***
For your information, aku udah bikin playlist di Spotify buat cerita ini. Namanya "HELL FOR US!🖤". Jangan lupa didengar waktu ada penggalan liriknya di cerita, ya! Atau bisa klik video yang ada di media ^^
***
Helcia membanting ponselnya ke sofa dengan kesal. Ke mana Helios? Sejak pagi tidak ada kabar, menyebalkan sekali!
Dengan tangan bersedekap, tubuh Helcia mondar-mandir. Otak cerdasnya berpikir di mana keberadaan Helios.
Padahal, gadis itu sudah meminta pacarnya untuk datang ke gedung ini tadi malam, tetapi nomor Helios tidak aktif sampai sekarang.
Ketahuilah, sudah dua bulan ini Helios bersikap aneh. Mulai dari jarang berkabar, mematikan ponsel, bahkan sampai abai pada Helcia. Ck, awas saja kalau ketemu!
Setelah memakai mantel tebal untuk menjaga tubuhnya tetap hangat, Helcia meraih ponsel yang sempat ia lempar tadi, lalu menyumpalkannya dalam saku. Kaki jenjang berbalut sepatu itu menuruni anak tangga dengan cepat, melangkah buru-buru keluar gedung.
Tanpa sempat mengunci pintu utama, Helcia berlari kecil ke mobil, kemudian melajukan benda beroda empat tersebut dengan kecepatan nyaris menyentuh angka tiga ratus kilometer per jam. Hatinya tidak tenang jika belum melihat Helios.
***
Dengan sepeda ontel yang ia sembunyikan di belakang gedung, seorang lelaki mulai bergerak menuju toko kue yang ada di sekitar Lyon Street.
Ya, sejak tadi Helios sudah berada di gedung, tetapi karena ingin membuat kejutan, ia mematikan ponsel dan menghilang dari radar pandang Helcia.
Helios menatap toko beraroma lezat di depannya. Ia membuka pintu masuk, membuat bel seketika berbunyi.
"Kemarin aku memesan roti ulang tahun, bisakah aku mengambilnya?" tanya Helios pada seorang kakek tua yang tersenyum ramah.
"Atas nama Tuan Helios?" ujar pria tua berumur sekitar enam puluhan tersebut.
Helios mengangguk. Kakek itu berjalan menuju lemari pendingin yang berisi banyak kue lain. Selesai dikemas dan membayar pesanannya, Helios keluar dari toko itu dan menaruh kotak di keranjang sepeda.
Senyum senantiasa terukir di wajah Helios. Sungguh, ia tidak sabar melihat reaksi Helcia nanti malam. Ah, membayangkannya saja membuat perut Helios mulas karena gugup.
Lelaki tersebut masuk ke gedung, berjalan cepat ke loteng yang sudah ia siapkan.
***
Helcia mengumpat pelan, geram karena tak kunjung menemukan Helios. Sudah ia cari sampai ke rumah lelaki itu, tetap saja tidak ada. Ditambah ayah sialannya tadi memunculkan wajah di hadapan Helcia.
"THIS IS A BAD DAY!" teriaknya.
Gadis dengan rambut acak-acakan tersebut melirik jam digital berbentuk apel yang ia beli. Pukul setengah sepuluh malam. Baiklah, mungkin Helios sudah berada di gedung.
Tring! Tring! Tring!
Tiga pesan masuk datang beruntun. Helcia membuka ponsel, membaca satu per satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELL (Completed)
Mystery / Thriller[CERITA INI TERMASUK KONTEN DEWASA KARENA BANYAK MENGANDUNG KEKERASAN. DIMOHON BIJAK DALAM MEMBACA!] Cerita belum ending, tetapi sudah selesai. Penjelasan ada di part "Post-chapter". *** Dunia yang kita tinggali tidak selamanya perkara hitam dan pu...