Part 22 ~• Ungkap •~

42 4 0
                                    

It's so hard to find the right place
Yeah, I have my life has left
With all the regrets
That makes all the best

- Ardhito Pramono [I Can't Stop Loving You] -

- Ardhito Pramono [I Can't Stop Loving You] -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jakarta, 17 April 2019.

Sepeninggalan taksi yang Jay pesan dari pelataran rumah Dara, Aksa menggigit kuku jarinya. Kaki kanannya secara berulang bergerak dengan ketukan tidak teratur bertujuan untuk mengusir risau.

Dee terduduk di sebelahnya, perempuan itu sedikit tampak lebih baik dibandingkan dengan keadaannya beberapa menit lalu di rumah Dara. Dee memejamkan kedua matanya rapat-rapat, menjatuhkan kepalanya tepat di bahu kiri Aksa, walaupun masih sedikit merasakan ketakutan, Dee merasa unggul dibandingkan Dara.

Dee tidak mengerti mengapa ia bisa berpikir demikian, tetapi ketika mengetahui Aksa yang begitu panik saat melihat keadaannya, ada rasa bersyukur kala tahu Aksa masih peduli pada dirinya. Perempuan itu lantas menarik tangan kiri Aksa, menggenggamnya erat-erat kala tahu sang pemilik tidak melakukan penolakan.

"Aku percaya kamu masa sayang sama aku, Ak."

Aksa yang awalnya sibuk menggigit kuku jarinya itu memilih menoleh. "Lo baik-baik aja, lo bikin semua orang panik, tahu nggak?"

Dee lantas tersenyum mengetahui Aksa sudah menarik tangan kirinya dari genggaman tangannya. "Nggak ada yang panik dan peduli ke aku kaya kamu, Ak. Mereka tadi menghakimi aku, aku nggak suka diperlakukan begitu."

"Lo salah, jelas lo salah, Dee!" geram Aksa sambil menahan amarahnya. Saat kejadian, dirinya seperti kehilangan akal, namun mengetahui suara gertakan dari Dara yang memintanya untuk segera keluar dari ruangan lantas menyadarkan Aksa. Ada sedikit nyeri di dalam hatinya saat netranya bersitatap dengan Dara.

Aksa yakin, Dara terluka atas perbuatannya barusan.

"Gue tahu lo orang baik, Dee. Lo sama sekali bukan seperti orang yang gue kenal akhir-akhir ini,"

"Aku cuma nggak mau kehilangan sesuatu yang aku punya, Ak. Itu aja, nggak lebih."

Suara mesin taksi mengisi jeda di antara keduanya, Aksa tidak memusingkan bagaimana tatapan dari sopir taksi yang sepertinya menyimak obrolan keduanya. Laki-laki itu lantas meneguk salivanya, balik menatap Dee dengan tatapan hangat, kedua tangannya juga meraih tangan Dee yang masih terasa dingin dan gemetaran.

"Gue sama lo itu udah selesai, Dee. Selesai artinya udah habis semuanya. Lo boleh cari kebahagiaan untuk hidup lo sendiri, gue juga. Kalau lo bilang gue masih terlihat peduli sama lo, iya lo benar.

Lo udah gue anggap sebagai adik gue sendiri dan rasanya pantas kalau seorang kakak berusaha melindungi adiknya sendiri.

Kalaupun lo mau semuanya dilanjutkan, gue rasa semua nggak akan berjalan dengan baik. Makin hari gue makin benci sama Om Dimas, apalagi pas tahu beliau menyeret Dara dan Yugo ke dalamnya. Semuanya semakin rumit, Dee."

Dear Aksara [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang